Penciptaan Tubuh Suci
Kanjeng Nabi Muhammad – 2
Hawa' 'alaihassalam
melahirkan empat puluh anak dari Adam 'alaihissalam, dalam dua puluh kali kelahiran;
tetapi ia melahirkan Seth [atau Syits] 'alaihissalam secara terpisah, sebagai
kehormatan bagi junjungan kita Muhammad sall-Allahu 'alaihi wasallam, yang cahayanya
berpindah dari Adam ke Seth. Sebelum wafatnya, Adam menitipkan pemeliharaan
anak-anaknya kepada Seth, dan ia pun, sebagai gilirannya, mempercayakan pada
anak-anak tersebut, wasiat dari Adam: untuk menaruh cahaya itu hanya pada
wanita yang suci. Wasiat ini berlanjut, abad demi abad, sampai Allah memberikan
cahaya itu kepada Abdul Muttalib dan putranya, Abdullah. Dengan cara inilah,
Allah menjaga kemurnian silsilah tanpa cela dari Nabi Muhammad sall-Allahu 'alayhi
wasallam, dari perzinahan orang-orang bodoh.
Ibn 'Abbas radiyAllahu 'anhu
berkata, "Muhammad sall-Allahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Tak satu
pun perzinahan jahil menyentuh kelahiranku. Aku dilahirkan tidak lain hanya
dengan pernikahan Islam.'"
Hisyam ibn Muhammad
Al-Kalbi meriwayatkan bahwa ayahnya berkata, "Aku menghitung bagi
(silsilah) Nabi Muhammad sall-Allahu 'alaihi wasallam ada lima ratus ribu
ibu, dan tak kutemukan di antara mereka satu jejak pun perzinahan, atau apa pun
dari interaksi orang-orang bodoh."
Ali radiyAllahu 'anhu
berkata bahwa Nabi sall-Allahu 'alaihi wasallam bersabda, "Aku
datang dari pernikahan, aku tidak datang dari perzinahan; dari Adam hingga
diriku dilahirkan dari ayah dan ibuku, tak satu pun perzinahan orang jahil yang
menyentuh diriku."
Ibn 'Abbas radiyAllahu 'anhu
berkata bahwa Nabi Muhammad sall-Allahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Orang tua moyangku tak pernah melakukan perzinahan. Allah menjaga
memindahkanku dari sulbi yang baik ke rahim yang suci, murni dan tersucikan;
kapan saja ada dua jalan untuk berpindah, aku menuju ke yang terbaik di antara
mereka."
Anas radiyAllahu 'anhu
berkata bahwa Nabi Muhammad sall-Allahu 'alaihi wasallam membaca, "La
qad jaa-akum Rasuulum min Anfusikum" [QS. 9:128], dan bersabda, "Aku
adalah yang terbaik di antara kalian dalam silsilahku, dalam
hubungan-hubungan-ku dan nenek moyangku: tak ada perzinahan pada ayah-ayahku
dalam setiap tingkat hingga ke Adam."
'Aisyah radiyAllahu 'anhu
meriwayatkan dari Nabi sall-Allahu 'alaihi wasallam bahwa Jibril 'alaihissalam
berkata, "Aku telah meneliti Bumi dari timur ke barat, dan tak kutemui
seorang manusia pun yang lebih baik dari Muhammad sall-Allahu 'alaihi wasallam,
dan tak kutemui seorang anak laki-laki dari ayah mana pun yang lebih baik dari
anak-anak Hasyim (Bani Hasyim)."
Dalam Sahih
Al-Bukhari, Abu Hurairah radiyAllahu 'anhu meriwayatkan bahwa Nabi sall-Allahu 'alaihi
wasallam bersabda, "Aku telah diutus dari generasi terbaik
dari Anak-anak Adam, satu demi satu hingga aku mencapai keadaanku sekarang
ini."
Dalam Sahih Muslim,
Watsila ibn al-Aska' meriwayatkan bahwa Muhammad sall-Allahu 'alaihi wasallam
bersabda, "Allah telah memilih Kinana dari anak-anak Isma'il, dan Quraisy
dari Kinana, dan dari Quraish, anak-anak Hasyim, dan akhirnya memilihku dari
Bani Hasyim."
Al 'Abbas radiyAllahu 'anhu
berkata Nabi Muhammad sall-Allahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Allah menciptakan makhluq, dan menempatkanku dalam kelompok-kelompok
terbaik, dan yang terbaik dari dua kelompok; kemudian Ia memilih suku, dan
menaruhku pada yang terbaik di antara keluarga-keluarga mereka. Karena itulah,
aku memiliki kepribadian terbaik, ruh dan sifat terbaik, dan memiliki asal-usul
terbaik di antara mereka."
Ibn 'Umar radiyAllahu 'anhu
berkata bahwa Muhammad sall-Allahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Allah memeriksa ciptaan-Nya dan memilih Bani Adam (manusia) dari mereka;
Ia memeriksa Bani Adam dan memilih orang-orang Arab darinya; Ia memeriksa kaum
Arab dan memilihku dari antara mereka. Karenanya, aku selalu menjadi yang
terpilih di antara yang terpilih. Lihatlah, orang-orang yang mencintai kaum
Arab, adalah karena cinta kepadaku hingga mereka mencintai kaum Arab, dan
mereka yang membenci kaum Arab, adalah karena mereka membenciku hingga mereka
pun membenci Arab."
Ketahuilah bahwa
Muhammad sall-Allahu
'alaihi wasallam tidaklah terkait (memiliki) secara langsung pada
saudara laki-laki atau perempuan siapa pun dari orang tua-orang tuanya; beliau sall-Allahu 'alaihi
wasallam adalah anak satu-satunya meraka dan silsilah mereka
berhenti pada beliau. Dengan begitu, beliau secara eksklusif 'memegang
penuh' suatu silsilah yang Allah SWT inginkan menjadi yang tertinggi yang
dapat dicapai suatu kenabian, dan yang memegang puncak kehormatan.
Jika Anda memeriksa
status silsilah beliau sall-Allahu 'alaihi wasallam dan mengetahui
kesucian kelahiran beliau sall-Allahu 'alaihi wasallam, Anda akan yakin
bahwa silsilah beliau adalah suatu keturunan dari ayah-ayah yang terhormat,
karena beliau adalah Al-Nabi sall-Allahu 'alaihi wasallam, Al 'Arabi sall-Allahu 'alaihi
wasallam, Al Abtahi sall-Allahu 'alaihi wasallam, Al Harami sall-Allahu 'alaihi
wasallam, Al Hasyimi sall-Allahu 'alaihi wasallam, Al Quraisyi sall-Allahu 'alaihi
wasallam, elite dari Bani Hasyim, seseorang yang telah
dipilih dari suku-suku terunggul bangsa Arab, dari silsilah terbaik, keturunan
paling mulia, cabang yang paling subur, pilar tertinggi, asal usul terbaik,
akar-akar terkuat, memiliki lidah terfasih, gaya bicara terhalus, derajat
kebajikan) yang paling memberatkan, iman paling sempurna, persahabatan paling
kuat, kaum kerabat paling terhormat dari kedua pihak orang tua, dan dari tanah
Allah yang paling mulia. Beliau sall-Allahu 'alaihi wasallam memiliki banyak
nama dan yang paling terkemuka adalah Muhammad sall-Allahu 'alaihi wasallam
ibn (putra) Abdullah. Beliau juga adalah putra Abdul Muttalib, yang namanya
adalah Syaybat-ul Hamd, anak Hasyim, yang namanya adalah Amr; anak dari Abd
Manaaf, yang namanya adalah al-Mughiirah, anak dari Qusai, yang namanya adalah
Mujammi', anak dari Kilaab, yang namanya Hakiim, ibn Murra, ibn Ka'b (dari suku
Quraisy), ibn Lu'ai, ibn Ghalib, ibn Fihr, yang namanya adalah Kinana, ibn
Khuzaima, ibn Mudrika, ibn Ilias, ibn Mudhar, ibn Nizar, ibn Ma'add, ibn Adnan.
Ibn Dihia berkata,
"Para ulama setuju dan kesepakatan ulama adalah bukti bahwa Nabi Muhammad sall-Allahu 'alaihi
wasallam telah menyebutkan silsilah beliau hingga Adnan, dan tidak
menyebutkan di atas itu."
Ibn 'Abbas radiyAllahu 'anhu
meriwayatkan bahwa kapan saja Muhammad sall-Allahu 'alaihi wasallam menyebutkan silsilahnya
beliau tak pernah menyebut di atas Ma'add, ibn Adnan, dan akan berhenti, dengan
mengatakan, "Para genealogis (ahli silsilah) telah berbohong." Beliau
akan mengulangi ucapannya itu dua atau tiga kali. Ibn 'Abbas juga berkata,
"Di antara Adnan dan Isma'il ada tiga puluh ayah yang tak diketahui
[namanya, red.]."
Allahumma
salli afdalas salaati 'ala habiibikal Mushtofa Sayyidina Muhammadin wa 'ala
aalihi wasahbihi wasallaam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar