Meluruskan
Makna Jihad (33)
Menegakkan
Keadilan dan Hukum
Oleh:
Nasaruddin Umar
Ada
sebuah hadis panjang diungkapkan oleh Imam al-Nawawi dalam kitab Riyadh al-Shalihin, kitab
wajib bagi setiap santri di Indonesia. Hadis-hadis yang terpilih di dalam kitab
hadis ini telah melalui seleksi ketat, semuanya adalah hadis sahih, khususnya
koleksi hadis Imam Bukhari dan Muslim yang dikenal perawi yang amat ketat.
Komposisi dan tata urutan hadis juga ditata sedemikian rupa sehingga secara
psikologis orang yang membaca dan menghayati isi kitab ini akan mengalami
pencerahan.
Hadis itu
menceritakan seorang laki-laki penjahat yang sangat brutal. Suatu hari ia
mencari seorang ulama untuk berkonsultasi. Akhirnya ia ketemu seorang ulama
lalu ia bertanya: "Apa masih ada kemungkinan Tuhan memaafkan dosa-dosa
saya, masih ada kemungkinan saya masuk surga?" Sang ulama bertanya:
"Dosa-dosa apa saja yang engkau pernah lakukan?" Dijawab: "Semua
dosa-dosa paling besar saya pernah lakukan, seperti merampok, memperkosa,
bahkan sudah membunuh 99 orang".
Sang
ulama terkaget-kaget mendengarkan cerita itu. Sang ulama menjawab:
"Jangankan membunuh 99 orang seorang saja orang yang engkau bunuh pasti
engkau masuk neraka." Mendengarkan jawaban itu, si penjahat itu menghunus
pedangnya dan menebas leher sang ulama itu, maka jadilah 100 orang yang dibunuhnya.
Si
penjahat dengan tenang meninggalkan tempat itu lalu bertanya lagi kepada orang,
apakah masih ada ulama lain ditempat ini, lalu ditunjukkan seorang ulama di
luar perkampungan itu. Alhasil, si penjahat menuju ke tempat ulama yang kedua.
Entah apa yang terjadi di tengah jalan si penjahat terjatuh dan meninggal dunia
saat itu.
Tidak
lama kemudian muncul malaikat penjaga neraka mengatakan, sudah lama saya tunggu-tunggu
kedatanganmu. Tidak lama kemudian muncul juga malaikat penjaga
surga mengatakan, ini bagianku.
Lalu kedua malaikat itu bertengkar memperebutkan si penjahat. Malaikat penjaga
neraka mengatakan, bagaimana
mungkin penjahat kelas berat ini menjadi bagianmu? Dijawab malaikat
penjaga surga: Dia kan sudah
menunjukkan bukti kesadaran untuk bertobat, sudah berjalan jauh mencari tempat
pertobatan.
Tidak
lama kemudian datang malaikat hakim yang diutus Tuhan untuk melerai polemik
kedua penegak hukum itu. Jalan keluar yang ditawarkan mengukur jarak perjalanan
si penjahat. Berapa langkah dari rumah ulama yang dibunuh dan berapa langkah
lagi ke rumah ulama kedua yang dituju si penjahat itu. Setelah ketiganya
melakukan pengukuran, maka ditemukan satu langkah lebih dekat ke rumah ulama
kedua.
Malaikat
hakim memenangkan malaikat penjaga surga, kemudian si penjahat waktu hidupnya
ternyata terbukti telah melakukan pertobatan yang tulus lalu tobatnya diterima
oleh Allah, kemudian ia menikmati surga. []
DETIK, 18
Februari 2020
Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA | Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar