Virus Corona Mengancam Timur-Tengah
Oleh: Zuhairi Misrawi
Timur-Tengah yang dalam beberapa dekade terakhir dilanda
hiruk-pikuk dan konflik politik tiba-tiba meredup akibat tersebarnya virus
corona di seantero kawasan. Tantangan yang dihadapi tidak mudah karena
menyangkut kapasitas dan kapabilitas pemerintah masing-masing negara dalam
mengantisipasi dan menangani warga yang terjangkit virus mematikan tersebut.
Iran menjadi salah satu negara di Timur-Tengah bahkan di luar
China yang saat ini terjangkit virus corona terbesar. Ada 139 warga yang
positif dan 19 warga meninggal dunia. Bahkan Wakil Menteri Kesehatan Iran Iraj
Harirchi dikabarkan juga positif terinfeksi virus corona. Ketersebaran virus
tersebut begitu cepat, sehingga menimbulkan kepanikan tidak hanya bagi warga
Iran, melainkan juga bagi warga di Timur-Tengah secara umum.
Kabar baiknya, Iran saat ini berhasil menyembuhkan sebagian
warganya yang positif virus Corona, dan terus mengembangkan penemuan vaksin
baru yang dapat menyembuhkan warganya dari ancaman virus corona. Tentu saja,
wabah virus corona ini akan mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah Iran,
karena akan memberikan dampak yang sangat serius di tengah embargo ekonomi yang
diberlakukan Amerika Serikat dan sekutunya.
Iran akan mengambil segala langkah yang dimungkinkan untuk
mengatasi wabah yang lebih besar. Perlu langkah yang cepat dan tepat,
sebagaimana diberlakukan oleh China untuk meminimalisir jatuhnya korban.
Beberapa negara yang berbatasan langsung dengan Iran langsung menutup kawasan
perbatasan. Di antaranya Irak, Turki, Afghanistan, Pakistan, dan Armenia. Hal
tersebut diambil dalam rangka mengantisipasi tersebarnya virus corona di
kawasan mereka.
Selain Iran, Bahrain merupakan negara kedua yang paling banyak
terjangkit virus corona. Hingga saat ini tercatat ada 26 warga yang positif
terinfeksi virus. Sebagian dari mereka ditengarai setelah melakukan perjalanan
dari Iran. Dan karenanya, pemerintah memutuskan untuk melarang warganya
melakukan kunjungan ke Iran,hingga ada kepastian tentang bebasnya Iran dari
wabah virus mematikan tersebut.
Kuwait menjadi negara yang juga menghadapi musibah virus corona.
Ada 25 warga yang disebut positif terinfeksi. Di antara mereka dikabarkan
terjangkit virus corona setelah melakukan kunjungan ke Mashhad, Iran. Mereka
saat ini berada dalam pengawasan dan penanganan yang sangat serius oleh Kementerian
Kesehatan sehingga tidak menyebabkan penularan yang lebih luas lagi.
Uni Emirat Arab juga menjadi negara yang memberikan perhatian
besar terhadap virus corona. Ada 13 warga yang dinyatakan positif terkena,
ditengarai setelah empat anggota keluarga China yang didiagnosis positif pada
28 Januari lalu. Jika melihat pada tanggal ini, maka sebenarnya kasus virus
corona di Uni Emirat Arab termasuk yang paling awal di Timur-Tengah, bukan
Iran.
Irak juga menjadi salah satu negara di kawasan yang sedang
berjuang menghadapi ketersebaran virus corona. Hingga saat ini ditemukan
setidaknya lima warga yang divonis positif virus corona. Mereka secara umum
ditengarai terjangkit setelah melakukan perjalanan dari Iran. Satu orang di
antaranya adalah warga Iran yang sedang belajar di kota suci Najaf, Irak.
Oman juga menjadi negara yang tidak kebal dari virus corona.
Ditemukan ada empat warga yang terinfeksi virus mematikan itu. Mereka umumnya
ditengarai setelah melakukan perjalanan dari Iran. Hingga saat ini, Kementerian
Kesehatan melakukan penanganan yang intensif untuk memastikan kesembuhan
warganya dan membendung ketersebarannya.
Selain itu, tercatat beberapa negara di Timur-Tengah yang juga
tidak luput dari musibah virus corona. Di antaranya, Libanon dua warga,
Aljazair satu warga, Mesir satu warga, termasuk Israel dua warga.
Atas dasar itu, Arab Saudi yang selama ini sangat menggantungkan
ekonominya dari umrah harus mengambil sikap tegas untuk menyetop sementara para
jemaah yang hendak melaksanakan ibadah umrah, termasuk dari jemaah dari
Indonesia. Tidak hanya itu, negara-negara Teluk yang selama ini secara bebas
keluar-masuk Arab Saudi juga dilarang untuk sementara waktu hingga adanya
jaminan dari infeksi virus corona.
Mereka yang boleh masuk ke Saudi hanya warga Saudi yang dinyatakan
tidak terinfeksi virus corona. Arab Saudi belum mengumumkan adanya kasus virus
corona, padahal kita tahu lalu-lintas warga dari berbagai penjuru dunia sangat
besar jumlah, khususnya dalam pelaksanaan ibadah umrah. Jika melihat adanya
kasus virus corona di berbagai negara di Timur-Tengah, mestinya Arab Saudi
termasuk salah satu negara yang berpotensi terinfeksi virus corona.
Arab Saudi sangat tegas dan hati-hati dalam menangani virus corona
karena dampak dari ketersebaran virus corona akan memberikan dampak yang sangat
serius, karena mereka tidak mempunyai kapasitas sistemik dan sumber daya
manusia yang baik untuk menangani virus ini, mengingat Arab Saudi selama ini mempunyai
ketergantungan yang besar terhadap negara-negara lain dalam berbagai sektor
kehidupan. Bahkan, sekarang mulai dipikirkan perihal penyelenggaraan haji jika
virus corona masih menjadi masalah serius yang belum terpecahkan.
Maka dari itu, saatnya Timur-Tengah bersatu dalam mengantisipasi
dan menangani musibah virus corona. Virus ini bukan "tentara Tuhan",
melainkan masalah kemanusiaan yang harus ditangani bersama. Momentum ini dapat
digunakan oleh negara-negara di kawasan yang selalu berkonflik untuk merapatkan
barisan dalam mengatasi virus yang mematikan.
Sudah bukan saatnya lagi ego politik dikedepankan, termasuk
konflik politik di dalam negeri masing-masing. Kondisi geografis dan demografis
di kawasan yang dapat menyebabkan munculnya krisis kemanusiaan yang serius
akibat tersebarnya virus corona ini kiranya dapat menjadi pelajaran berharga,
bahwa Timur-Tengah membutuhkan nalar kemanusiaan, bukan nalar politik yang di
dalamnya bersemayam egoisme, fanatisme, sektarianisme, serta kepentingan sempit
dan sesaat.
Kita pun di negeri ini mestinya dapat mengambil pelajaran dari
tersebarnya virus corona di Timur-Tengah yang begitu cepat ini. Keterbukaan dan
nalar krisis harus dikedepankan, sehingga dapat melakukan pencegahan,
antisipasi, dan penanganan yang lebih baik. Apapun dampak dari virus corona ini
sangat mematikan. Dan mari kita berdoa semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu
melindungi negeri ini dari segala musibah dan penyakit, khususnya virus corona.
[]
DETIK, 27 Februari 2020
Zuhairi Misrawi | Cendekiawan Nahdlatul Ulama, analis pemikiran
dan politik Timur-Tengah di The Middle East Institute, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar