Kasih
Sayang Sayyidina Umar terhadap Burung Pipit
Sayyidina Umar bin Khattab merupakan seorang khalifah kedua setelah Sayyidina Abu Bakar. Amirul mukminin yang satu ini berpostur badan besar serta kuat. Selain itu, ia juga memiliki pribadi yang tegas dan pemberani sehingga disegani oleh musuh-musuhnya.
Namun, di balik sifat
ketegasannya dan keberaniaanya Umar bin Khattab juga memiliki sifat yang lemah
lembut dan penuh kasih sayang. Tidak hanya kepada manusia, tapi juga setiap
makhluk ciptaan Allah Ta’ala lain.
Dikisahkah dalam
kitab Usyfuriyyah karya Syekh Muhammad bin Abu Bakar yang terdapat pada hal-02.
Pernah suatu ketika Sayyidina Umar berjalan-jalan di sebuah desa yang berada di
Madinah. Dalam perjalanannya di bertemu dengan seorang anak kecil yang sedang
membawa seekor burung pipit. Dalam genggaman anak itu, burung tersebut dibuat
mainan.
Melihat kejadian
tersebut, Sayyidana Umar merasa kasihan terhadap burung tersebut. Akhirnya dia
pun membelinya dari anak kecil itu dan dilepaskan ke alam bebas.
Singkat cerita,
Khalifah Umar meninggal dunia. Pada suatu kesempatan terdapat seorang ulama
melihat Sayyidina Umar. Dalam mimpinya ulama tersebut bertanya kepadanya.
“Wahai Amirul
Mukminin, apa yang telah Allah lakukan terhadapmu?”
“Allah telah
memberikan sebuah pengampunan kepadaku,” jawab Sayyidina Umar.
“Sebab apa Allah
memberikan pengampunan tersebut, apakah karena kedermawananmu, apakah karena
keadilanmu atau sebab zuhudmu?” tanya ulama tersebut penasaran.
“Ketika semua orang
meletakkanku ke dalam liang lahat dan menutupiku dengan tanah, serta
meninggalkanku satu per satu, kemudian datanglah dua malaikat yang sangat
mengerikan, sehingga membuat badanku gemetar. Lalu keduanya pun mengangkat
badanku serta mendudukanku. Mereka hendak menanyaiku. Sebelum sempat keduanya
menanyaiku, terdengar suara tanpa rupa yang menghardik keduanya.
“Tinggalkan hamba-Ku
ini! Jangan kalian takut-takuti. Aku menyayanginya, dan segala dosanya telah
Aku ampuni karen dia telah menyayangi seekor burung pipit di dunia. Pahalanya,
Kusayangi dia di akhiratnya,” cerita Sayyidina Umar kepada ulama tersebut.
Terdapat sebuah
penggalan hadits yang berbunyi.
“Orang penyayang
adalah orang yang disayangi Allah yang Maha Penyayang. Maka sayangilah mereka
yang ada di bumi, niscaya kalian akan disayangi mereka yang di langit.” []
Riyan Hidayatulloh,
santri Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin, Brabo, Tanggungharjo, Grobogan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar