Ziarah Kubur dan
Silaturahmi dalam Menyambut Bulan Ramadhan
Masyarakat melakukan sejumlah hal dalam
menyambut bulan suci Ramadhan. Mereka mengunjungi orang tua, kerabat, dan
kolega untuk bersilaturahmi, dan membuat video pendek atau sejenis meme yang
berisi permohonan maaf dan ucapan selamat datang bulan suci Ramadhan.
Mereka juga membersihkan masjid dan mushala
agar keduanya lebih sip ketika digunakan untuk aktivitas ibadah Ramadhan terutama
shalat Tarawih dan tadarus Al-Quran. Mereka juga berziarah ke makam guru dan
orang tua mereka sehingga beberapa tempat pemakaman umum (TPU) agak ramai
jelang Ramadhan.
Semua ini dilakukan dalam rangka menyambut
gembira bulan suci Ramadhan. Semua ini jika diniatkan untuk ibadah akan
mengandung keutamaan yang besar sebagaimana hadits Rasulullah SAW berikut ini.
قال
النبي صلى الله عليه وسلم: من فرح بدخول رمضان حرم الله جسده على النيران
Artinya, “Siapa saja yang merasa gembira
karena kedatangan bulan Ramadhan, niscaya Allah meluputkan jasadnya dari
sentuhan api neraka.”
Ucapan ini dinisbahkan sebagai perkataan
Rasulullah SAW yang dikutip di Kitab Durratun Nasihin fil Wa‘zhi wal Irsyad
karya Syekh Utsman bin Hasan bin Ahmad As-Syakir Al-Khaubawi, [Mushtafa Al-Babi
al-Halabi, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah: tanpa catatan tahun], halaman 7.
Ziarah kubur apalagi makam orang tua sendiri
sangat dianjurkan kapan saja, terlebih lagi menjelang puasa Ramadhan. Ziarah
kubur ini mengandung ibadah karena dapat mengingatkan pada kematian, apalagi
kalau diisi dengan bacaan tahlil, kutipan Al-Quran, kalimat thayyibah lainnya,
dan doa untuk ahli kubur sebagaimana disebutkan Syekh Abu Bakar bin Sayid M
Syatho Dimyathi dalam karyanya Hasyiyah I‘anatut Thalibin ala Fathil Mu‘in.
ويندب
زيارة قبور لخبر "ما من أحد يمر بقبر أخيه كان يعرفه في الدنيا فيسلم عليه
إلا عرفه" ويتأكد ندب الزيارة في حق الأقارب خصوصا الأبوين، ولو كانوا ببلد
آخر غير البلد الذي هو فيه
Artinya, “Ziarah kubur dianjurkan berdasarkan
hadits Rasulullah SAW, ‘Tiada seorang pun melewati makam saudaranya yang selagi
di dunia saling mengenal, lalu ia mengucap salam kepadanya, niscaya ahli kubur
mengenalinya.’ Sementara ziarah ke makam kerabat khususnya orang tua sendiri
sangat dianjurkan kendati letak makam mereka berbeda kota dengan mereka yang
masih hidup.”
Ziarah kubur berikut adab-adab dan
kesunahannya menurut penulis I‘anatut Thalibin merupakan bentuk bakti anak
kepada kedua orang tua yang sudah wafat dan menjadi alternatif bagi mereka yang
tidak sempat meminta maaf kepada orang tua karena pelbagai hal sebagaimana
kutipan hadits berikut ini:
وروي
"إن الرجل لا يموت والداه وهو عاق لهما فيدعو الله لهما من بعدهما فيكتبه
الله من البارين"
Artinya, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Sungguh
seseorang yang durhaka ketika kedua orang tuanya wafat, lalu ia mendoakan
keduanya selepas keduanya berpulang, niscaya Allah akan mencatatnya sebagai
anak berbakti.’”
Dari kutipan ini, kita juga dapat menarik
simpulan bahwa kalau pun ziarah kubur uzur untuk dilakukan karena beberapa hal,
masyarakat dapat mendoakan kedua orang tuanya dari rumah, mushala, masjid, atau
di tempat lain.
Kita berdoa semoga apapun bentuk amal baik
kita sebagai ekspresi penyambutan atas kedatangan bulan suci Ramadhan bernilai
pahal di sisi Allah. Amin. Wallahu a‘lam. []
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar