Cara Rasulullah
Memperlakukan Anak-anak Tirinya
Rasulullah memiliki
tujuh anak kandung. Enam diantaranya –Al-Qasim, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum,
Fatimah,dan Abdullah- dilahirkan oleh Khadijah. Sementara yang satu –Ibrahim-
berasal dari Mariah Al-Qibthiyah.
Semua putra
Rasulullah wafat saat masih kecil. Sedangkan semua putrinya sempat masuk Islam
dan ikut hijrah ke Madinah, meski mereka semua meninggal ketika masih muda,
kecuali Fatimah. Anak Rasulullah yang menikah dengan Ali bin Abi Thalib ini
meninggal enam bulan setelah Rasulullah wafat.
Setelah Khadijah
mangkat, Rasulullah menikahi beberapa janda. Sebagian ada yang memiliki anak,
dan sebagian yang lain tidak. Dengan demikian ‘status’ Rasulullah bertambah.
Bukan hanya menjadi suami, tapi juga menjadi ayah tiri. Lalu bagaimana
Rasulullah memperlakukan anak-anak tirinya itu?
Terkait hal ini, ada
beberapa kisah yang menceritakan bagaimana hubungan Rasulullah dengan anak-anak
tirinya. Pertama, Umar bin Ummu Salamah. Suami Ummu Salamah sebelumnya adalah
Abu Salamah. Dia ditinggal mati suaminya lalu kemudian dinikahi
Rasulullah.
Diriwayatkan bahwa
pada saat pindah ke kediaman Rasulullah, Ummu Salamah membawa serta empat orang
anaknya. Salah satunya adalah Umar bin Ummu Salamah. Umar mengatakan bahwa
Rasulullah senantiasa memberinya bimbingan dan menganggapnya seperti anak
sendiri.
“Waktu muda di biliki
Rasulullah aku pernah ceroboh memegang piring. “Hai anak muda, sebutlah nama
Allah, makanlah dengan tangan kanan, makanlah yang dekat dengamu.” Begitu
beliau menegurku,” cerita Umat bin Ummu Salamah dalam buku Bilik-bilik Cinta
Muhammad karya Nizar Abazhah.
Kedua, Rasulullah
juga mencurahkan kasih sayang dan kelembutan kepada Zainab, anak Ummu Salamah
yang paling kecil. Suatu ketika Rasulullah masuk ke kamar Ummu Salamah, namun
pada saat itu Zainab sedang menyusu kepada ibunya. Melihat hal itu Rasulullah
membiarkan Zaibab terus menyusu dan mengurungkan niatnya kepada Ummu Salamah.
Lalu ia kemudian meninggalkannya. Kejadian seperti ini terjadi berulang kali.
Ketiga, perlakuan
kasih dan lembut Rasulullah juga dirasakan Hindun bin Abu Halah, anak Khadijah
dengan suami sebelumnya. Hindun menilai bahwa Rasulullah adalah ayah yang
terbaik yang sangat mencintai dan memberikan pengaruh yang besar terhadap
hidupnya.
“Ayahku Muhammad,
ibuku Khadijah, saudaraku Qasim, dan saudariku Fatimah. Siapa yang mempunyai
nasab seperti ini,” kata Hindun bangga karena memiliki ayah Rasulullah.
Rasulullah juga
sangat menyayangi anak-anak tirinya yang lain. Beliau memandang semua anak
tirinya tanpa jarak. Baginya, mereka adalah seperti anak kandung sendiri yang
harus diperlakukan dan dibimbing dengan sebaik-baik.
Maka tidak heran jika
Ummu Habibah dan Saudah, dua istri Rasulullah yang memiliki anak dengan suami
sebelumnya, sangat memuji dan menghormati Rasulullah karena sang suami sangat
menyukai bagi anak-anaknya dan menjadi pengayom bagi mereka. Cinta kasih dan
kelembutan Rasulullah tidak hanya terbatas pada ‘hubungan darah.’ []
(A Muchlishon
Rochmat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar