Senin, 21 Januari 2019

(Hikmah of the Day) Ketika Nabi Muhammad Terluka


Ketika Nabi Muhammad Terluka

Ketika hijrah pertama ke Thaif (bukan hijrah ala generasi zaman now) Nabi Muhammad dilempari batu, sampai kakinya terluka dan bercucuran darah. Bocor. Orang yang selama ini tidak suka dan menghina nabi pun semakin senang: ternyata nabi bisa luka, nggak kebal, nggak jadog. Berarti ini nabi palsu, nggak seperti nabi-nabi terdahulu.

Padahal, nabi-nabi sebelumnya terkenal sakti semua. Nabi Ibrahim dibakar tidak mempan, Nabi Isa sakti, Nabi Nuh sakti, Nabi Dawud sakti.  "Ini ada orang mengaku nabi kok dilempar kakinya bocor, ah berarti nabi palsu ini," kata mereka.

Mereka nggak mengerti, bahwa Allah SWT sudah merubah model dakwah nabi yang lama-lama, yang galak-galak, ke nabi yang penuh kasih sayang.

Makanya kalau sekarang ada sebagian kecil umat Islam yang keras-keras, itu mestinya umatnya nabi dulu, bukan umat Nabi Muhammad. Sedikit-sedikit teriak, mengepalkan tangan. Ini cocoknya jadi umatnya Nabi Musa, yang jadog dan sangar.

Nabi Muhammad itu dibikin Allah seperti manusia biasa. Maka sosok pribadi nabi direkam dalam al-Quran: Qul Innama ana basyarun mislukum yuha ilayya... [Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku...]" - (QS. Al-Kahfi, 18 :11O).

Nabi dibikin seperti manusia biasa, sampai waktu itu banyak orang yang "kecelik", tak bisa mengidentifikasi. Nabi-nabi yang galak-galak model kuno itu sudah expired, kadaluarsa. Diganti dengan nabi yang penuh kasih sayang. Nah, kasih sayang dan akhlak inilah senjata utama Nabi Muhammad. Dari sini beliau mengajari manusia pelan-pelan, mulai dari dalam hatinya, dirubah akhlaknya.

Malaikat Jibril sampai emosi, melihat bagaimana nabi menerima dengan legowo perlakuan tak mengenakkan, tak mau membalas. Padahal Jibril sudah membantu bagaimana menghajar umat-umat nakal dari nabi terdahulu.

Umat Nabi Nuh ndableg dibunuh semalam, habis. Umat Nabi Musa - beserta Firaun - ditenggelamkan laut, habis. Umat Nabi Ibrahim, dilepasin sekardus nyamuk, mati semua. Umatnya Nabi Isa, libas semua.

"Mana umatmu yang nakal, saya masih punya bom Gunung Uhud," kata Jibril.

Namun Nabi Muhammad bersabar: menolak bantuan Jibril. Beliau lebih menekankan cinta, kasih sayang dan akhlak daripada cara-cara yang keras, radikal dan cenderung ofensif.  Semoga kita disanggupkan untuk meneladari akhlak beliau yang agung, meskipun sedikit. Amin. Allahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad. []

Disarikan dari ceramah Kiai Ahmad Muwafiq

Tidak ada komentar:

Posting Komentar