Ini Struktur NU
Cabang Semarang Pertama
Nahdlatul Ulama
merupakan organisasi yang cukup pesat pertumbuhannya. Sejak tahun pertama
berdiri, keanggotaannya telah menyebar di seantero Jawa dan Madura.
Choirul Anam dalam
bukunya, Pertumbuhan dan Perkembangan Nahdlatul Ulama, menyebutkan pada
muktamar yang pertama (1926) diikuti oleh 93 kiai. Lalu, pada muktamar
selanjutnya (1927) meningkat menjadi 146 kiai dan 242 dari kalangan
profesional. Setahun kemudian (muktamar ketiga) ledakan anggota NU dari
kalangan kiai mencapai 260 orang. Pada muktamar ketiga itu juga mulai
dilaporkan ihwal perwakilan Cabang NU yang berjumlah 35 Cabang.
Dari sejumlah kiai
yang terlibat di NU itu, Semarang termasuk hadir sejak awal masa pendirian.
Kiai Semarang yang turut hadir dalam pendirian NU adalah KH Ridwan bin Mujahid.
Ia adalah rekan dari KH Hasyim Asy'ari semasa nyantri kepada KH Sholeh Darat.
Pengaruh yang cukup besar di kota kelahirannya, membuat NU pun berkembang di
Semarang.
Amirul Ulum dalam
bukunya, Muassis Nahdlatul Ulama: Manaqib 26 Tokoh Pendiri NU, menyebutkan
perjuangan Kiai Ridwan mengenalkan NU di Semarang awalnya cukup sulit. Namun
seiring waktu, dibantu oleh jejaring santri Kiai Sholeh Darat, upaya tersebut
menuai keberhasilan.
Perjuangan Kiai
Ridwan untuk mendirikan NU Cabang Semarang baru berhasil pada 24 April 1926.
Hal ini sebagaimana diungkap oleh Muhammad Rikza Chamami dalam artikelnya di NU
Online yang berjudul "KH Ridwan Mujahid, Pendiri NU dari Semarang".
Akan tetapi, titi mangsa yang disebutkan oleh Rikza tersebut, masih
"spekulatif". Setidaknya, dalam artikel itu tak disebutkan
referensinya dengan jelas.
Jika merunut pada
perkembangan NU sendiri, sebagaimana diutarakan oleh Choirul Anam di awal,
berdirinya Cabang-Cabang NU terlihat cukup masif baru pada Muktamar Ketiga.
Artinya, baru pada 1927-1928, NU mulai melebarkan sayapnya dengan membentuk
Cabang.
Ada banyak faktor
yang mempengaruhinya. Bisa jadi, karena pada masa awal NU masih berfokus
menyukseskan Komite Hijaz dan mengurus hal ikhwal persyaratan organisasi.
Seperti halnya statuen maupun izin dari Pemerintah Kolonial saat itu.
Fakta lain justru
menunjukkan bahwa keberadaan NU Cabang Semarang baru berdiri pada 8 Rabiul Awal
1347 H atau bertepatan dengan 24 Agustus 1928. Hal tersebut sebagaimana
diungkapkan dalam majalah Swara Nahdlatoel Oelama Nomor 2 Tahun II 1347 H.
Dalam sumber tersebut mengungkapkan tentang proses berdirinya NU Cabang
Semarang.
Pada Jumat malam,
atas inisiasi dari Kiai Ridwan Mujahid diadakan musyawarah dengan para kiai dan
tokoh masyarakat daerah Semarang. Pertemuan itu bertempat di kediaman Haji
Sholeh di Kampung Kauman, Semarang. Selain dari kalangan kiai dari Semarang,
juga dihadiri oleh tokoh-tokoh dari NU. Di antaranya adalah KH. Abdul Wahab
Hasbullah, KH Bisri Syansuri, dan KH Abdullah Ubaid.
Dalam pertemuan
itulah, lantas disepakati untuk mendirikan NU Cabang Semarang. Tak hanya itu,
di saat itu pula struktur kepengurusannya dibentuk. Yang ditunjuk menjadi Rais
Syuriyah adalah KH Sya'ban dari Kampung Mangunharjo Semarang. Dalam beberapa
sumber disebutkan, Kiai Sya'ban adalah kolega Kiai Ridwan Mujahid dari
pesantren di bawah asuhan Kiai Sholeh Darat. Ia dikenal sebagai kiai yang alim
dalam ilmu falakiyah.
Wakil dari Kiai
Sya'ban adalah Kiai Abdullah yang berasal dari Kampung Anggaladung. Kedua rais
tersebut dibantu oleh dua orang a'wan yang dijabat oleh Kiai Alfi dan Kiai
Hamim Kauman. Sementara itu, Kiai Ridwan Mujahid menduduki posisi mustasyar
sebagaimana posisinya di struktural PBNU pertama.
Lalu, posisi ketua
tanfidziyah atau pada saat itu disebut presiden dipercayakan kepada Haji Sholeh
dari Kampung Kauman. Tak lain ia adalah tuan rumah pertemuan tersebut. Sedangkan
wakilnya diserahkan kepada Haji Thoha bin Husain dari Kampung Kauman Buk.
Kemudian sekretaris dan bendaharanya di duduki oleh Haji Maradi dari Kauman
Kulon dan Haji Sahlan dari Kampung Damaran.
Sementara itu,
struktur kepengurusan masa itu itu juga mengenal jabatan komisaris. Jika saat
ini, setara dengan ketua lembaga. Di antara yang dipercaya menjadi komisaris
adalah Haji Sholeh bin Ishaq dari Kauman, Haji Nuh dari Anggorojen, Haji Salim
dari Jurihan, Haji Rasidi dari Kauman dan Haji Tamam dari Kauman.
Merekalah pengurus NU
Cabang Semarang yang pertama. Seiring perkembangan waktu, NU Semarang terus
bergeliat. Ia mampu berdiri tegak di tengah kemelut SI Merah dan SI Putih yang
sengit. Bahkan, setahun kemudian, NU Semarang menjadi tuan rumah pelaksanaan
Muktamar NU keempat dengan sangat sukses. []
Ayung Notonegoro,
pegiat sejarah pesantren dan NU. Kini aktif sebagai kerani di Komunitas Pegon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar