Rabu, 30 Januari 2019

Ini Struktur NU Cabang Semarang Pertama


Ini Struktur NU Cabang Semarang Pertama

Nahdlatul Ulama merupakan organisasi yang cukup pesat pertumbuhannya. Sejak tahun pertama berdiri, keanggotaannya telah menyebar di seantero Jawa dan Madura. 

Choirul Anam dalam bukunya, Pertumbuhan dan Perkembangan Nahdlatul Ulama, menyebutkan pada muktamar yang pertama (1926) diikuti oleh 93 kiai. Lalu, pada muktamar selanjutnya (1927) meningkat menjadi 146 kiai dan 242 dari kalangan profesional. Setahun kemudian (muktamar ketiga) ledakan anggota NU dari kalangan kiai mencapai 260 orang. Pada muktamar ketiga itu juga mulai dilaporkan ihwal perwakilan Cabang NU yang berjumlah 35 Cabang. 

Dari sejumlah kiai yang terlibat di NU itu, Semarang termasuk hadir sejak awal masa pendirian. Kiai Semarang yang turut hadir dalam pendirian NU adalah KH Ridwan bin Mujahid. Ia adalah rekan dari KH Hasyim Asy'ari semasa nyantri kepada KH Sholeh Darat. Pengaruh yang cukup besar di kota kelahirannya, membuat NU pun berkembang di Semarang. 

Amirul Ulum dalam bukunya, Muassis Nahdlatul Ulama: Manaqib 26 Tokoh Pendiri NU, menyebutkan perjuangan Kiai Ridwan mengenalkan NU di Semarang awalnya cukup sulit. Namun seiring waktu, dibantu oleh jejaring santri Kiai Sholeh Darat, upaya tersebut menuai keberhasilan. 

Perjuangan Kiai Ridwan untuk mendirikan NU Cabang Semarang baru berhasil pada 24 April 1926. Hal ini sebagaimana diungkap oleh Muhammad Rikza Chamami dalam artikelnya di NU Online yang berjudul "KH Ridwan Mujahid, Pendiri NU dari Semarang". Akan tetapi, titi mangsa yang disebutkan oleh Rikza tersebut, masih "spekulatif". Setidaknya, dalam artikel itu tak disebutkan referensinya dengan jelas.

Jika merunut pada perkembangan NU sendiri, sebagaimana diutarakan oleh Choirul Anam di awal, berdirinya Cabang-Cabang NU terlihat cukup masif baru pada Muktamar Ketiga. Artinya, baru pada 1927-1928, NU mulai melebarkan sayapnya dengan membentuk Cabang. 

Ada banyak faktor yang mempengaruhinya. Bisa jadi, karena pada masa awal NU masih berfokus menyukseskan Komite Hijaz dan mengurus hal ikhwal persyaratan organisasi. Seperti halnya statuen maupun izin dari Pemerintah Kolonial saat itu. 

Fakta lain justru menunjukkan bahwa keberadaan NU Cabang Semarang baru berdiri pada 8 Rabiul Awal 1347 H atau bertepatan dengan 24 Agustus 1928. Hal tersebut sebagaimana diungkapkan dalam majalah Swara Nahdlatoel Oelama Nomor 2 Tahun II 1347 H. Dalam sumber tersebut mengungkapkan tentang proses berdirinya NU Cabang Semarang. 

Pada Jumat malam, atas inisiasi dari Kiai Ridwan Mujahid diadakan musyawarah dengan para kiai dan tokoh masyarakat daerah Semarang. Pertemuan itu bertempat di kediaman Haji Sholeh di Kampung Kauman, Semarang. Selain dari kalangan kiai dari Semarang, juga dihadiri oleh tokoh-tokoh dari NU. Di antaranya adalah KH. Abdul Wahab Hasbullah, KH Bisri Syansuri, dan KH Abdullah Ubaid. 

Dalam pertemuan itulah, lantas disepakati untuk mendirikan NU Cabang Semarang. Tak hanya itu, di saat itu pula struktur kepengurusannya dibentuk. Yang ditunjuk menjadi Rais Syuriyah adalah KH Sya'ban dari Kampung Mangunharjo Semarang. Dalam beberapa sumber disebutkan, Kiai Sya'ban adalah kolega Kiai Ridwan Mujahid dari pesantren di bawah asuhan Kiai Sholeh Darat. Ia dikenal sebagai kiai yang alim dalam ilmu falakiyah. 

Wakil dari Kiai Sya'ban adalah Kiai Abdullah yang berasal dari Kampung Anggaladung. Kedua rais tersebut dibantu oleh dua orang a'wan yang dijabat oleh Kiai Alfi dan Kiai Hamim Kauman. Sementara itu, Kiai Ridwan Mujahid menduduki posisi mustasyar sebagaimana posisinya di struktural PBNU pertama. 

Lalu, posisi ketua tanfidziyah atau pada saat itu disebut presiden dipercayakan kepada Haji Sholeh dari Kampung Kauman. Tak lain ia adalah tuan rumah pertemuan tersebut. Sedangkan wakilnya diserahkan kepada Haji Thoha bin Husain dari Kampung Kauman Buk. Kemudian sekretaris dan bendaharanya di duduki oleh Haji Maradi dari Kauman Kulon dan Haji Sahlan dari Kampung Damaran. 

Sementara itu, struktur kepengurusan masa itu itu juga mengenal jabatan komisaris. Jika saat ini, setara dengan ketua lembaga. Di antara yang dipercaya menjadi komisaris adalah Haji Sholeh bin Ishaq dari Kauman, Haji Nuh dari Anggorojen, Haji Salim dari Jurihan, Haji Rasidi dari Kauman dan Haji Tamam dari Kauman. 

Merekalah pengurus NU Cabang Semarang yang pertama. Seiring perkembangan waktu, NU Semarang terus bergeliat. Ia mampu berdiri tegak di tengah kemelut SI Merah dan SI Putih yang sengit. Bahkan, setahun kemudian, NU Semarang menjadi tuan rumah pelaksanaan Muktamar NU keempat dengan sangat sukses. []

Ayung Notonegoro, pegiat sejarah pesantren dan NU. Kini aktif sebagai kerani di Komunitas Pegon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar