Hukum Berdoa dengan
Permintaan “Setengah” Mustahil
Pertanyaan:
Assalamu ‘alaikum wr. wb.
Redaksi Bahtsul Masail NU Online, saya ingin
bertanya perihal doa. Agama Islam menganjurkan kita untuk berdoa kepada Allah
selain janji pengabulan atas permintaan kita dalam doa. Pertanyaan saya,
bolehkah saya berdoa meminta kesuksesan dalam karier dan kekayaan melimpah
dalam tempo singkat? Mohon penjelasan. Terima kasih. Wassalamu ‘alaikum wr. wb.
Suroso – Cilegon
Jawaban:
Assalamu ‘alaikum wr. wb.
Penanya yang budiman, semoga Allah SWT
menurunkan rahmat-Nya untuk kita semua. Islam menganjurkan kita untuk berdoa
kepada Allah. Islam juga memandang doa sebagai bagian dari ikhtiar manusia dan
bernilai ibadah. Perintah untuk berdoa tertera dalam Al-Baqarah ayat 186
sebagai berikut:
وَإِذَا
سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا
دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Artinya, “Jika hamba-Ku bertanya perihal-Ku,
maka (katakanlah) bahwa Aku dekat. Aku memenuhi seruan orang yang berdoa jika
ia memanggil-Ku. Karenanya, hendaklah mereka memenuhi panggilan-Ku dan
hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka mendapat petunjuk,” (Al-Baqarah
ayat 186).
Pada Surat Ghafir ayat 60, Allah
memerintahkan manusia untuk berdoa. Allah juga menjanjikan pengabulan doa
mereka.
وَقَالَ
رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
Artinya, “Tuhanmu berkata, ‘Serulah Aku,
niscaya Kupenuhi panggilanmu,’” (Surat Ghafir ayat 60).
Dari dua ayat ini, kita dapat menarik
simpulan bahwa kita bebas meminta apa saja kepada Allah SWT termasuk yang
mustahil menurut akal sekali pun atau yang setengah mustahil seperti mustahil
menurut adat dan niscaya Allah akan mengabulkan permintaan kita.
Meski kita bebas meminta apa saja, kita juga
perlu memerhatikan adab berdoa. Salah satu adab berdoa adalah tidak meminta
sesuatu yang tidak lazim secara adat atau yang dikenal sebagai mustahil adi
(meski termasuk jaiz aqli).
Kita dapat menderetkan contohnya mustahil
adi, yaitu mengharapkan kekayaan melimpah tanpa usaha, memohon kesuksesan
karier tanpa melalui proses panjang, mengangan-angankan nilai bagus tanpa
belajar, berharap menguasai sebuah keterampilan tanpa giat berlatih, dan
berharap hidup sehat tanpa upaya olahraga, membatasi porsi makan, atau menolak
polusi yang masuk ke dalam tubuh.
وأن
لا يدعو بمحال ولو عادة لأن الدعاء يشبه التحكم على القدرة القاضية بدوامها وذلك
إساءة أدب مع الله تعالى
Artinya, “Seyogianya tidak meminta sesuatu
yang mustahil dalam doa, meski pun mustahil secara adat karena doa seperti itu
serupa dengan memutuskan sesuka hati atas kuasa-Nya yang memutuskan
keabadiannya. Doa seperti merupakan su’ul adab (tidak sopan) terhadap Allah,”
(Lihat Syekh M Ibrahim Al-Baijuri, Tuhfatul Murid ala Jauharatit Tauhid,
[Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah: tanpa catatan tahun] halaman 92).
Dari sini, kita mendapat keterangan bahwa doa
memang tidak memiliki batasan. Tetapi kita perlu memperhatikan adab berdoa agar
permohonan kita dalam berdoa tidak melewati batas, yakni meminta sesuatu yang
mustahil seperti minta hujan uang atau yang setengah mustahil menjadi sukses
dalam hal apa pun tanpa proses, kerja keras, dan upaya konkret dalam
mewujudkannya.
Tetapi yang perlu dipahami dari sini, bahwa
adab berdoa ini bukan berarti mengecilkan kuasa Allah SWT. Allah SWT pernah
mengabulkan doa para nabi untuk menghidupkan kembali makhluk yang sudah mati,
menurunkan makanan dari langit sebagaimana berlaku pada mukjizatul anbiya dan
karamatul auliya. Hanya saja adab berdoa ini mendidik kita untuk menghargai
proses dan kerja keras.
Demikian jawaban singkat kami. Semoga bisa
dipahami dengan baik. Kami selalu terbuka dalam menerima kritik dan saran dari
para pembaca.
Wallahul muwaffiq ila aqwathih thariq,
Wassalamu ’alaikum wr. wb.
Alhafiz Kurniawan
Tim Bahtsul Masail NU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar