Dua Jenis
Golongan Manusia Saat Kiamat Tiba
Kiamat adalah sebuah
kepastian. Hari di mana manusia akan beralih dari alam dunia ke alam akhirat.
Hari itu manusia akan dihisab sesuai dengan amal perbuatannya di dunia. Saat
itulah manusia akan terbagi menjadi dua golongan. Dua golongan ini akan
mendapatkan balasan masing-masing seperti termaktub dalam QS Al Ghasyiyah.
Golongan pertama
adalah golongan manusia yang mukanya tertunduk penuh dengan muram durja dan
penuh dengan kehinaan. Mereka tampak payah dan lelah, tidak ada aura positif
sedikitpun terpancar dari muka mereka. Golongan ini berjalan memasuki bara api
yang sangat panas dan dihidangi minuman yang bersumber dari mata air yang
sangat panas pula.
Ketika mereka meminum
air itu, seketika kulit dan daging mereka akan melepuh dan meleleh. Seketika
itu pula, kulit melepuh itu akan diganti dengan kulit baru yang akan melepuh
dan meleleh lagi saat mereka meminum air dari neraka itu kembali. Begitulah
seterusnya mereka akan disiksa sebagai balasan atas apa yang telah dilakukan di
dunia sampai dengan saat mereka mendapatkan syafaat agung Nabi Muhammad SAW.
Selain minuman,
golongan yang disebutkan sebagai wujuhun
ghasi'ah (wajah hina) ini akan dihidangi makanan yang sangat
menjijikkan dan tidak ada makanan bagi mereka selain dari pohon yang berduri.
Makanan ini pun tak ada manfaatnya karena tidak seperti makanan di dunia yang
enak, sebaliknya makanan ini tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan
rasa lapar.
Golongan kedua adalah
golongan orang yang dalam Al-Quran disebut sebagai wujuhun na'imah (wajah berseri). Wajah
golongan ini nampak cerah, penuh suka cita dan optimisme sesuai dengan amal
ibadah mereka selama di dunia. Mereka adalah golongan orang yang taat perintah
Allah dan meninggalkan segala larangan serta akan berdampingan dengan
Rasulullah SAW di surganya Allah SWT.
Kelompok ini akan
berada di dalam surga mulia yang di dalamnya tidak ada perkataan apapun selain
yang bermanfaat. Di dalamnya mengalir mata air dan sungai-sungai yang terus
mengalir tanpa henti serta dilengkapi dengan tempat-tempat duduk dan
bantal-bantal yang mewah nan empuk untuk bersandar. Mereka akan menikmati
minuman beraneka rasa dengan gelas-gelas cantik penuh dengan hiasan.
Kemewahan dan
kenyamanan lebih lengkap lagi dengan permadani lembut berwarna-warni yang
terhampar sebagai alasnya. Ketika terinjak, permadani ini akan mengeluarkan
semerbak bau harum wewangian surga.
Saatnya
Merenungkan Kekuasaan Allah
Gambaran kecil
kenikmatan yang bisa dinikmati penghuni surga inilah ini jelas telah ditegaskan
oleh Allah dalam QS Al Ghasyiyah ayat 8-16. Semua ini merupakan bukti kekuasaan
Allah yang sangat mudah bagiNya untuk membuatnya. Manusia pun sudah melihat bagaimana
Allah menunjukkan kekuasannya di muka bumi ini.
Saatnya melakukan
perenungan dan mengambil pelajaran dari kekuasaan Allah di muka bumi ini. Mari
renungkan bagaimana unta mampu memikul banyak beban dengan hanya sedikit makan
dari daerah satu ke daerah lain. Unta memiliki kekuatan luar biasa dan mampu
bertahan tidak minum selama berhari-hari.
Mari kita renungkan
bagaimana langit ditinggikan tanpa tiang penopang maupun sandaran dan ditaburi
banyak bintang yang tidak kita ketahui hakikatnya, sifatnya, bentuknya,
karakternya, dan keadaannya. Mari kita berfikir bagaimana gunung-gunung
menjulang tinggi di atas bumi dengan berbagai macam bahan tambang, air, dan
materi di dalamnya.
Kekuasaan Allah juga
terlihat dari bumi yang dibentangkan begitu luas dan menjadi tempat berbagai
macam binatang, bahan tambang, serta tumbuh-tumbuhan.
Inti dari surat Al
Ghasyiyah adalah Fadzakkir
innamaa anta mudzakkir. Lasta ‘alaiHim bimushaithir : "Maka
berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi
peringatan. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka".
Dalam kitab Tafsir
Jalalain dijelaskan bahwa semua ini merupakan peringatan kepada manusia dari
Allah melalui Nabi Muhammad mengenai apa dan mengapa Nabi diutus kepada mereka.
Allah pun berfirman dalam surat Ar Ra'du:40 Fa
innamaa ‘alaikal balaaghu wa ‘alainal hisaab : "Sesungguhnya
tugasmu hanya menyampaikan saja, sedang Kami-lah yang menghisab amalan
mereka".
Kemudian Ibnu ‘Abbas,
Muhahid, dan lain-lain menjelaskan ayat Lasta
‘alaiHim bimushaithir (Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas
mereka) berarti adalah Nabi Muhammad bukanlah pemaksa terhadap mereka
yakni kamu tidak bisa menciptakan keimanan di dalam hati mereka.
Jadi, apakah ini
semua membuat kita mengingkari kemampuan Allah SWT atas berbagai ciptaan dan
kejadian akhirat. Seharusnya ini semua tak kan membuat kita meragukan dan
mengingkari kekuatan-Nya.
Orang yang tetap
menghindar dan durhaka setelah kekuasaan Allah dijelaskan oleh Nabi Muhammad
melalui peringatan sekaligus meremehkannya, maka Allah akan mengazabnya. Allah
yang Maha Perkasa, Maha Adil, dan Maha Kuasa akan memberikan adzab yang tidak
ada adzab lebih besar dan lebih keras dibandingkan adzab-Nya.
Orang yang
mendustakaan Allah akan dikembalikan kepadaNya dengan hisab sesuai amalan yang
mereka lakukan pada saat berada di dunia. Inilah peringatan Allah di akhir
surat Al Ghasyiyah sehingga kita dianjurkan membaca: Allahumma a'idznii min adaabik.
Allahumma haasibni hisaaban yasiiraa: "Ya Allah, lindungilah
kami dari adzabmu. Ya Allah, hisablah kami dengan hisab yang ringan. []
(Disarikan dari
materi Tafsir Jalalain Surat Al Ghasyiyah oleh KH Sujadi pada Jihad Pagi di
aula Kantor NU Pringsewu, Ahad 10 November 2019)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar