Dianjurkan Memberi Minum
Orang yang Sedang Sakaratul Maut?
Kematian pasti akan dirasakan oleh siapa
saja, baik cepat maupun lambat. Setiap Muslim pasti berharap akan mengakhiri
episode kehidupan di dunia ini dengan bagus karena bagaimanapun amal seseorang
akan ditentukan bagaimana kualitas penutup hidupnya.
إِنَّ
العَبْدَ لَيَعْمَلُ فِيمَا يَرَى النَّاسُ عَمَلَ أَهْلِ الجَنَّةِ وَإِنَّهُ
لَمِنْ أَهْلِ النَّارِ وَيَعْمَلُ فِيمَا يَرَى النَّاسُ عَمَلَ أَهْلِ النَّارِ
وَهُوَ مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِخَوَاتِيمِهَا
Artinya: “Sesungguhnya ada hamba yang
mengerjakan amal yang menurut pandangan manusia adalah amal surga namun
sejatinya itu adalah kegiatan penduduk neraka. Dan ada pula orang yang
menjalani kehidupan yang menurut pandangan orang-orang adalah perilaku ahli
neraka, namun sebenarnya amal tersebut merupakan amal ahli surga. Yang penting
pada setiap amal adalah bagaimana purnanya.” (HR Bukhari: 6493)
Hadits di atas menjelaskan bagaimana
pentingnya penutup. Detik-detik menjelang kematian seseorang merupakan ujian
terbesar yang bakal dimanfaatkan iblis untuk menjadikan orang tersebut sesat
dan selama-lamanya masuk neraka.
وَقَدْ
رُوِيَ أَنَّ الشَّيْطَانَ لَا يكون في حال أشد على بن آدَمَ مِنْهُ فِي حَالِ
الْمَوْتِ يَقُولُ لِأَعْوَانِهِ دُونَكُمْ هَذَا فَإِنَّهُ إِنْ فَاتَكُمُ
الْيَوْمَ لَمْ تَلْحَقُوهُ بَعْدَ الْيَوْمِ
Artinya: “Diriwayatkan, setan tidak menggoda
anak Adam melebihi hebatnya godaan pada saat orang akan meninggal dunia. Pada
saat itu, setan berkata kepada teman-temannya, ‘Kumpul di sini, jika kalian
tidak bisa menyesatkannya pada hari ini, kalian tidak lagi bisa menggodanya
selamanya’.” (Muhammad Asyraf bin Amir Abadi, Aunul Ma’bud, [Darul Kutub
Al-Ilmiyyah, cetaka II, 1415 H], juz 4, halaman 287).
Orang yang sedang sakaratul maut, karena
saking sakitnya perpisahan antara nyawa dengan jasad biasanya akan terasa haus
yang luar biasa. Setan akan selalu menggoda menawari iming-iming berupa minuman
namun dengan syarat mau menyekutukan Allah subhanahu wa ta’ala dan lain
sebagainya.
Sebuah riwayat dari Sayid Ba’alai Al-Hadrami
yang bersumber dari kitab Tuhfah menceritakan, orang yang menghadapi kematian
dalam keadaan suci baik dari hadats maupun najis, akan didatangi malaikat
Jibril. Orang yang akan mati juga disarankan untuk dibacakan surat yasin.
Selain itu, untuk menghindari kehausan yang
menyerang, hukumnya sunnah atau bahkan wajib memberikan minuman kepada orang
yang sedang sakaratul maut apabila terlihat ada tanda-tanda orang yang sakit
tersebut sangat membutuhkannya. Hal ini penting dilaksanakan agar dia tidak
tergoda atas iming-iming minum dari setan.
ويجرع
الماء ندباً بل وجوباً إن ظهرت أمارات تدل على احتياجه، كأن يهشّ إذا فعل به ذلك،
لأن العطش يغلب لشدّة النزع، ولذلك يأتي الشيطان بماء زلال ويقول: قل لا إله
غيري حتى أسقيك اهـ تحفة.
Artinya: “Dan diberi tegukan air dengan hukum
sunnah bahkan menjadi wajib apabila terlihat ada tanda-tanda yang menunjukkan
bahwa orang yang sakaratul maut sedang membutuhkannya. Di antara tanda yang
muncul mungkin seperti raut muka ceria yang tampak. Sebab haus memang sedang
melanda hebat karena saking beratnya naza’. Oleh karena itu setan datang dengan
air yang putih seputih telur. Ia berkata ‘Katakan tidak ada Tuhan selain aku
(setan) sampai aku memberikan minuman kepadamu’.” (Sayyid Ba’alawi Al-Hadrami,
Bughyatul Mustarsyidin, [Maktabah Darul Fikr], halaman 151)
Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan,
orang yang akan meninggal, jika terlihat tanda-tanda membutuhkan uluran tangan
minuman, hukumnya sunnah untuk disuapi minuman. Bahkan kalau kebutuhannya
begitu kuat, bisa menjadikan hukum wajib dalam rangka kita menolongnya supaya
selamat, tidak tergelincir dengan godaan setan di akhir hayat. Semoga kita
diselamatkan oleh Allah dan kemudian meninggal kelak dalam keadaan husnul
khatimah, amin. Wallahu a’lam. []
Ustadz Ahmad Mundzir, pengajar di Pesantren
Raudhatul Quran an-Nasimiyyah, Semarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar