KHUTBAH JUMAT
Kunci Meraih Kemenangan di Bulan Ramadhan
Khutbah I
اَلْحَمْدُ
للهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ،
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا
اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
أَمَّا
بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ في مُحْكَمِ
كِتَابِهِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا
كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib
berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk
senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah
subhanahu wa ta’ala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari
segala yang dilarang dan diharamkan.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Musim kebaikan itu telah hadir di
tengah-tengah kita. Musim maghfirah dan rahmah itu telah berada di depan mata.
Akan tetapi, musim pandemi Covid-19 belum juga beranjak dari kita. Wabah ini
masih terus menyerang kita. Ya, Ramadhan telah tiba, tapi Corona masih terus
mewabah tiada hentinya.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Situasi saat ini memang berbeda tidak seperti
biasanya. Keadaan di sekitar kita pada Ramadhan tahun ini mungkin tidak sama
dengan tahun-tahun sebelumnya. Kondisi perekonomian sebagian besar masyarakat
pada Ramadhan tahun ini mengalami penurunan dan terus melemah. Situasi dan
kondisi memang berubah. Tapi hati kita tidak boleh berubah. Dalam menyikapi
perkembangan terkini, sesulit apa pun keadaannya, hati tidak boleh goyah dan
iman tidak boleh melemah. Mari kita terus mengasah senjata sabar dan syukur
kita. Inilah saatnya kita diuji oleh Allah, apakah kita betul-betul memiliki
sifat sabar dan syukur ataukah sabar dan syukur selama ini hanya slogan di
bibir saja.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Kita perlakukan Ramadhan tahun ini
sebagaimana kita memperlakukan Ramadhan tahun-tahun sebelumnya. Kita raih
ampunan, keberkahan, rahmat Allah dan pembebasan dari api neraka pada Ramadhan
ini sebagaimana hal itu juga kita lakukan dengan penuh semangat pada
Ramadhan-Ramadhan sebelumnya. Semangat ibadah kita harus tetap membaja. Api
motivasi kita harus senantiasa menyala. Gairah kebajikan dalam diri kita harus
selalu kita jaga. Ibadah bisa dilakukan di mana saja. Jika tidak memungkinkan
di masjid dan mushalla, maka dapat dilakukan di rumah bersama keluarga.
Pada Ramadhan tahun ini, kita tidak hanya
berjuang melawan godaan syetan dan hawa nafsu, tapi kita juga sedang berlaga di
medan perang melawan keadaan. Keadaan yang membuat banyak orang menjadi panik,
takut, resah, susah, risau, galau, khawatir, ketar-ketir, waswas, mencaci,
memaki, mencerca, tidak sabar dan tidak bersyukur. Kita tidak boleh kalah
dengan keadaan. Kita kalahkan keadaan dengan menjaga hati. Hati kita harus
tetap jernih, tidak boleh terkotori dengan limbah-limbah kepanikan dan
ketakutan. Hati kita tidak boleh dilanda kepanikan dan ketakutan, tapi harus
tetap menjaga kewaspadaan. Ibadah jangan ditinggalkan, tapi protokol kesehatan
juga jangan diabaikan. Ikhtiar lahir tetap dijalankan, tapi tawakal kepada
Allah jangan sampai menjauh dari hati kita.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Marilah kita lakukan ibadah di bulan Ramadhan
dengan imanan wahtisaban, agar kita meraih ridla Allah dan memperoleh
pengampunan dosa dari-Nya. Kita lakukan ibadah dengan iman yang kokoh dan niat
semata-mata karena Allah.
Iman yang kokoh artinya beriman bahwa Allah
adalah satu-satunya Dzat yang wajib disembah, Dialah yang menciptakan segala
sesuatu, tidak membutuhkan kepada segala sesuatu, menakdirkan segala sesuatu,
menghendaki terjadinya segala sesuatu dan berbeda dengan segala sesuatu. Apa
pun yang terjadi adalah kehendak-Nya. Apa pun yang berlaku adalah takdir-Nya.
Kita yakini bahwa di balik setiap kejadian pasti ada hikmah, pelajaran dan
makna yang terkandung di dalamnya.
Niat karena Allah, artinya niat semata-mata
mengharap ridla dari Allah. Bukan karena ingin mendapatkan pujian dari sesama
hamba. Bukan karena ingin mendapatkan simpatik dari teman dan tetangga. Murni
karena Allah. Bukan karena yang lain.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
مَنْ
صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ
ذَنْبِهِ (رواه البخاري)
Maknanya: “Barangsiapa yang berpuasa di bulan
Ramadhan karena dilandasi oleh iman dan niat semata mengharap ridla Allah, maka
diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (H.R. al-Bukhari)
Beliau juga bersabda:
مَنْ
قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ
ذَنْبِهِ (رواه البخاري)
Maknanya: “Barangsiapa yang menghidupkan
malam-malam Ramadhan dengan shalat-shalat sunnah (dan ibadah-ibadah yang lain)
karena dilandasi oleh iman dan niat semata mengharap ridla Allah, maka diampuni
dosa-dosanya yang telah lalu” (H.R. al-Bukhari)
Hadirin yang dirahmati Allah,
Marilah kita lakukan berbagai ibadah di bulan
Ramadhan dengan iman yang benar, niat yang benar dan tata cara yang benar.
Kebenaran iman, kebenaran niat dan kebenaran tata cara hanya dapat terwujud
jika kita berilmu. Oleh karena itu, jangan bosan mengkaji ilmu agama. Karena
ilmu agamalah yang akan menuntun kita untuk menapaki jalan kehidupan di dunia
ini dengan selamat dan menunjukkan kepada kita jalan untuk meraih derajat
takwa.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Demikian khutbah yang singkat ini.
Mudah-mudahan bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin Ya Rabbal
‘Alamin.
أَقُوْلُ
قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ
هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah II
اَلْحَمْدُ
للهِ وَكَفَى وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى
وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا
الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ
وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ
وَالسَّلَامِ عَلٰى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ
يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى
آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى
آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ
سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا
الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ
وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ
عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ
اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى
ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ
أَكْبَرُ.
Ustadz Nur Rohmad, Pemateri/Peneliti di
Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur dan Ketua Biro Peribadatan & Hukum, Dewan
Masjid Indonesia Kab. Mojokerto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar