Kisah
Rasulullah dengan Abul Ash, Menantunya yang Non-Muslim (Bagian II-Habis)
Kepergian Sayyidah Zainab membuat Abul Ash terpuruk. Abul Ash masih sangat menyayangi dan merindukan Sayyidah Zainab. Sembari terus mencari cara agar bisa bertemu dengan Sayyidah Zainab, Abul Ash tetap melakukan aktivitasnya, yaitu berdagang ke luar Makkah. Nasib buruk menimpa Abul Ash ketika kepergok pasukan umat Islam di tengah perjalanannya balik ke Makkah, usai berdagang di Syam. Semua barang dan hartanya diambil.
Abul Ash menjadi
pilu. Jika ia pulang ke Makkah tanpa membawa harta hasil dagangan, maka
investornya akan marah kepadanya. Lalu ia datang ke Madinah dengan
sembunyi-sembunyi untuk meminta perlindungan kepada Sayyidah Zainab. Putri
tertua Rasulullah itu pun mengabulkan permintaan Abul Ash.
Rasulullah kemudian
mengingatkan bahwa Abul Ash sudah tidak halal lagi bagi Sayyidah Zainab. Meski
demikian, Rasulullah mempersilahkan Sayyidah Zainab untuk tetap menghormati
Abul Ash. Keduanya masih saling mencintai. Rasulullah tahu akan hal itu. Oleh
karenanya, beliau selalu berdoa agar Abul Ash mendapatkan hidayah.
Sahabat Rasulullah
yang mengambil harta dan barang segera mengembalikan kepada Abul Ash. Mereka
juga menjamin keselamatan Abul Ash hingga tiba di Makkah. Abul Ash langsung
menuju ke Ka’bah ketika sampai di Makkah. Ia menyerahkan semua hasil
dagangannya kepada para investornya. Hal itu membuat mereka gembira. Namun,
sesaat setelahnya mereka terperangah karena Abul Ash mengucapkan dua kalimat
syahadat. Merujuk buku Bilik-bilik Cinta Muhammad: Kisah Sehari-hari Rumah
Tangga Nabi (Nizar Abazah, 2018), rupanya kejadian di Madinah itu menjadi
‘wasilah’ Abul Ash memperoleh hidayah.
Riwayat lain
menyebutkan bawah Abul Ash berada di Habasyah. Saat itu, dia semakin benci
dengan kemajuan yang diperoleh umat Islam. Akhirnya, ia meninggalkan Makkah dan
menuju Habasyah. Di sana ia bertemu dengan Amr bin Umayah ad-Dhamri yang tengah
menyampaikan surat Rasulullah untuk penguasa Habasyah saat itu, Negus.
Mengetahui hal itu,
Abul Ash meminta Negus agar menyerahkan utusan Rasulullah itu untuk dibunuhnya.
Negus marah dan menolak permintaan Abul Ash.
“Apakah wajar aku
menyerahkan utusan seorang Nabi yang datang kepadanya malaikat yang pernah
datang kepada Musa dan Isa?” kata Negus, sebagaimana dikutip dari buku Membaca
Sirah Nabi Muhammad dalam Sorotan Al-Qur’an dan Hadits-hadits Shahih (M Quraish
Shihab, 2018).
Jawaban Negus ini lah
yang membuat Abul Ash terbuka hatinya. Abul Ash kemudian pergi ke Madinah untuk
menemui Rasulullah dan menyatakan diri masuk Islam. Di tengah perjalanan, Abul
Ash bertemu dengan Khalid bin Walid dan Utsman bin Thalhah yang juga ingin
bertemu dengan Rasulullah. Di hadapan Rasulullah, mula-mula ketiganya menyesali
semua perbuatan yang pernah dilakukannya, yaitu memusuhi Rasulullah dan umat
Islam. Kemudian Abul Ash, Khalid bin Walid, dan Utsman bin Thalhah menyatakan
diri masuk Islam.
“Keislaman menutupi
dosa yang dilakukan sebelumnya,” kata Rasulullah.
Keislaman Abul Ash
itu tentu saja membuat Sayyidah Zainab gembira. Rasulullah sadar bahwa keduanya
masih saling mencintai. Maka kemudian, Rasulullah menyerahkan kembali Sayyidah
Zainab kepada Abul Ash. Merujuk kitab Nur al-Mubin fi Mahabbati Sayyidi
al-Mursalin karya Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari, ada dua pendapat
terkait dengan rujuknya Abul Ash dengan Sayyidah Zainab. Pertama, Rasulullah
mengembalikannya pada nikah yang pertama. Artinya, tidak ada akad nikah lagi.
Kedua, rujuknya Sayyidah Zainab dengan Abul Ash disertai dengan ‘akad nikah
baru’.
Abul Ash dan Sayyidah
Zainab memiliki dua anak, yaitu Sayyidina Ali yang meninggal saat masih kecil
dan Sayyidah Umamah yang dinikahi Sayyidina Ali bin Abi Thalib setelah wafatnya
Sayyidah Fathimah az-Zahra al-Batul.
Kebersamaan Abul Ash
dan Sayyidah Zainab untuk yang kedua kalinya tidak berlangsung lama. Sayyidah
Zainab wafat pada tahun ke-8 Hijriyah. Hal ini membuat Abul Ash mengalami
kesedihan yang mendalam. Hingga tidak lama setelah Sayyidah Zainab wafat, Abul
Ash menyusulnya istrinya ke haribaan Allah. []
(A Muchlishon
Rochmat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar