Siapakah yang Disebut
‘Sahabat Nabi’ Itu?
Hadits dan sejarah terkait Nabi Muhammad,
tentu tak lepas dari keterangan para sahabat beliau. Kebanyakan kita kenal
sahabat Nabi yang populer, seperti Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khattab,
Aisyah atau setidaknya yang kerap disebut dalam pelbagai kisah seperti Abu
Hurairah dan Bilal bin Rabah. Namun ketika diminta menyebutkan lebih banyak
nama, tentu pengetahuan kita terbatas.
Nabi Muhammad dalam sebuah riwayat hadits
menyatakan bahwa kaum terbaik adalah kaum yang berada semasa dengan beliau,
kemudian berturut-turut kaum setelahnya. Secara sederhana, sahabat kita pahami
sebagai orang-orang yang pernah berjumpa dengan Nabi. Karena kedekatan dan
pengetahuan mereka terhadap Nabi, peran sahabat begitu istimewa, khususnya
dalam kajian hadits.
Ibnu Hajar al-Asqalani dalam al-Ishâbah fi
Tamyîzis Shahâbah menyebutkan bahwa sahabat Nabi adalah “orang-orang yang
berjumpa dengan Nabi dalam keadaan beragama Islam, dan meninggal juga dalam
keadaan Islam.”
Dalam rangkaian sanad hadits, penyebutan
sahabat berada di urutan setelah Nabi. Peran mereka baik sebagai orang yang
melaksanakan suatu hal di depan Nabi, atau menjadi orang yang menyampaikan apa
yang didengar dan dilihat dari pribadi Rasulullah SAW.
Sebagaimana disebutkan di awal, umumnya
sahabat Nabi adalah yang populer dikisahkan, semisal sepuluh orang yang
dikabarkan Nabi masuk surga (al-mubasysyarun bil jannah). Selain itu, sosok
sahabat juga diketahui dari penyebutan dalam hadits, seperti kaum yang bersama
Nabi saat perang Badar, lalu tokoh seperti Abdullah bin Ummi Maktum, Ukasyah,
Dhimam bin Tsa’labah, Kaab bin Malik dan banyak lainnya.
Sebagian ulama menambahkan kriteria lebih
detail untuk menggolongkan peran dan posisi sahabat. Ada yang menyebutkan bahwa
sahabat Nabi yang lebih utama adalah orang yang dalam waktu lama bergaul
bersama Rasulullah (thûlul mujâlasah atau thûlus shuhbah), atau pernah
berperang bersama beliau. Dalam hal ini, keterangan sahabat tentang sejawatnya,
atau pengakuan pernah berjumpa Nabi semasa beliau hidup menjadi cara kita
mengetahui sosok sahabat, yang bisa ditelaah dalam kitab biografi perawi
hadits.
Mengetahui bahwa pengertian sahabat adalah
“orang-orang yang pernah berjumpa dengan Nabi”, tentu jumlahnya sangat banyak
sekali, tidak terbatas pada sosok yang populer dikisahkan saja. Beberapa ulama
hadits, seperti Abu Zur’ah Ar Razi, mengemukakan bahwa jumlah sahabat tak
kurang dari 100.000 orang. Jumlah ini tentu dengan mempertimbangkan luasnya
perjalanan Nabi dan interaksi beliau dengan masyarakat di berbagai daerah.
Demikian pengertian sahabat menurut kalangan
ahli hadits, dan tentu berkat peran dan keteguhan hati dalam mendakwahkan dan
memperjuangkan ajaran Islam, mereka menjadi wasilah kita di masa sekarang
kepada teladan Rasulullah Muhammad SAW. Wallahu a’lam. []
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar