Rasulullah tentang Ahli Ibadah yang Buruk dalam
Bertetangga
Nabi Muhammad ﷺ tidak hanya mengajarkan sikap baik kepada Allah
subhânhû wa ta’âlâ saja namun juga mengajarkan akhlak yang indah terhadap
sesama. Berperilaku baik kepada sesama pun tidak terbatas kepada orang muslim
saja. Banyak hadits yang menyatakan bahwa Baginda Nabi tidak memberikan
spesifikasi agama yang dipeluk orang lain dalam ranah urusan-urusan
sosial.
Contohnya adalah dalam masalah bertetangga.
Suatu ketika istri Rasul, Sayyidah Aisyah radliyallâhu ‘anhâ meminta petunjuk
Nabi.
يَا
رَسُولَ اللهِ، إِنَّ لِي جَارَيْنِ، فَإِلَى أَيِّهِمَا أُهْدِيْ، قَالَ: إِلَى
أَقْرَبِهِمَا مِنْكِ بَابًا
Artinya: “Wahai Rasulullah, saya mempunyai dua
tetangga. Kepada siapa saya perlu memberikan hadiah? Rasul menjawab, ‘Kepada
orang yang pintunya paling dekat darimu’.” (HR Bukhari)
Memberikan hadiah bukanlah sebuah kewajiban.
Namun apabila ada satu barang, dengan dua jumlah tetangga atau lebih, prioritas
sasaran pemberian jatuh pada tetangga yang pintunya paling dekat dari rumah si
pemberi.
Rasulullah tidak menyarankan pilihlah agamanya
yang paling Islam, tidak. Rasul menyarankan yang paling dekat. Sebab Rasulullah
sedang mengajarkan tentang hak-hak bertetangga. Sedangkan kita tidak bisa lepas
dengan peranan tetangga.
Dalam satu kesempatan, ada sahabat yang
bertanya kepada Baginda Nabi Muhammad ﷺ.
إِنَّ
فُلَانَةَ تَقُومُ اللَّيْلَ وَتَصُومُ النَّهَارَ، وَتَفْعَلُ، وَتَصَدَّقُ،
وَتُؤْذِي جِيرَانَهَا بِلِسَانِهَا
Artinya: “Sesungguhnya Fulanah melakukan ibadah
malam dengan rutin, ia juga bersedekah, tapi ia menyakiti tetangga-tetangga
dengan mulutnya.”
Rasul pun kemudian menjawab:
لَا
خَيْرَ فِيهَا، هِيَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ
Artinya: “Ia tak punya kebaikan sama sekali.
Dia termasuk ahli neraka.”
قِيلَ: وَفُلَانَةَ تُصَلِّي الْمَكْتُوبَةَ،
وَتَصَدَّقُ بِالْأَثْوَارِ وَلَا تُؤْذِي أَحَدًا، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: هِيَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ
Artinya: “Rasul ditanya lagi, si Fulanah itu
shalat hanya yang wajib-wajib saja. Dia menyedekahkan beberapa potong roti
keju, namun dia tidak pernah menyakiti hati tetangganya. Rasul kemudian
menjawab, ‘Dia termasuk ahli surga’.” (Lihat: Al-Baihaqi, Syu’abul Îmân,
[Maktabah ar-Rusyd, Riyadl, 2003], juz 12, halaman 94).
Hadits di atas dapat memberikan pemahaman
kepada kita bahwa pintu surga tidak hanya terbuka melalui satu jalan ibadah
vertikal saja. Tapi harus dikomparasikan dengan hubungan baik secara
horizontal. Ibadah malam, berpuasa di siang hari itu sangat baik apabila
dibarengi dengan hubungan sosial yang bagus, terutama dalam masalah
bertetangga.
Dalam bertetangga, Rasul juga pernah berpesan
kepada Abu Dzar, untuk memperbanyak kuah saat memasak. Tujuannya, walaupun
material masakan sedikit, apabila dipadu kuah yang banyak, tetap bisa berbagi
kepada tetangga sebelah.
Ada lima pesan Rasulullah ﷺ kepada
Abu Hurairah yang penting kita perhatikan:
اتَّقِ
الْمَحَارِمَ تَكُنْ أَعْبَدَ النَّاسِ، وَارْضَ بِمَا قَسَمَ اللهُ لَكَ تَكُنْ
أَغْنَى النَّاسِ، وَأَحْسِنْ إِلَى جَارِكَ تَكُنْ مُؤْمِنًا، وَأَحِبَّ
لِلنَّاسِ مَا تُحِبُّ لِنَفْسِكَ تَكُنْ مُسْلِمًا، وَلَا تَكْثُرِ الضَّحِكَ
فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكَ تُمِيتُ الْقَلْبَ
Artinya: “Hindarilah segala macam bentuk
perkara yang haram, niscaya kamu akan menjadi orang yang paling beribadah
kepada Allah. Relakan atas apa yang Allah bagikan kepadamu, kamu akan menjadi
orang yang paling kaya. Perbaikilah hubunganmu dengan tetangga, kamu akan jadi
orang yang beriman. Cintailah manusia sebagaimana kamu mencintai diri kamu
sendiri, kamu pasti akan jadi orang muslim sejati. Janganlah kamu memperbanyak
tertawa, sesungguhnya tertawa itu bisa mengakibatkan hati mati.” (Musnad Ahmad:
8095)
Pada hadits yang masyhur, dikatakan:
مَنْ
كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ
Artinya: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah
dan hari akhir, maka muliakanlah tetangga.” (HR Bukhari: 6019)
Dua hadits ini memberikan pemahaman kepada kita
bahwa ada hubungan yang erat antara keimanan seseorang dengan hubungan sosial,
tertutama bertetangga. Oleh karena itu, tidak heran jika ada orang rajin ibadah
namun sebab bertetangganya buruk, mengakibatkan dia masuk neraka sesuai sabda
Nabi Muhammad ﷺ di atas.
Na’ûdzu billâh min dzâlik. Wallâhu a’lam. []
(Ahmad Mundzir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar