Empat Spirit Literasi Baca-Tulis dalam
Al-Qur’an
Judul :
Al-Qur’an dan Literasi: Rancang-Bangun Ilmu-ilmu Keislaman
Penulis :
Ali Romdhoni, MA
Penerbit :
Linus (Literatur Nusantara)
Cetakan :
Desember 2013
ISBN :
978-602-18064-1-8
Banjirnya perkembaangan teknologi yang ditandai
dengan derasnya arus internet dan HP cerdas menambah parah keperihatinan soal
literasi Al-Qur'an. Bagaimana kebudayaan umat Islam akan gemilang dan
terpandang jika krisis literasi dalam memahami Al-Qur'an terus terjadi?
Maka dari itu penulis tertarik untuk mengulas
spirit al-Qur’an tentang pentingnya literasi baca-tulis yang terdapat dalam
buku Al-Qur'an dan Literasi: Rancang-Bangun Ilmu-ilmu Keislaman karya Ali
Romdhoni sebagai berikut:
Pertama, perintah membaca dan menulis. Firman
Allah SWT. yang tertuang dalam surah al-Alaq ayat 1-5 berikut:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Ayat diatas menginginkan revolusi besar-besaran
dari suatu masyarakat yang jauh dari tradisi baca tulis dan dari suatu bangsa
yang sangat rendah menjadi bangsa yang paling mulia. Karena jika tidak ada
tulisan tentu pengetahuan tidak akan terekam, agama akan sirna dan bangsa
belakangan tidak akan pernah mengenal sejarah peradaban umat sebelumnya.
Kedua, filosofi iqra’ (perintah membaca).
Perintah membaca sebagai wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW
mengindikasikan begitu pentingnya prihal membaca sehingga Nabi Muhammad SAW
diharuskan membaca yang berarti menyampaikan, menelaah, membaca, mendalami,
meneliti, mengetahui dan lain sebagainya. Hal ini, tidak lain kecuali
bahwa salah stu tugas manusia dalam kehidupan adalah membaca hingga menjadi
sebuah kebiasaan dan kebutuhan.
Ketiga, perintah mencari ilmu pengetahuan dan
inspirasi tradisi manajemen. Perintah mencari ilmu pengetahuan selain dari
surah al-Alaqdiatas dapat ditemukan dalam subtansiyat 31 al-Baqarah, ayat 179
al-A’raf, ayat 9 al-Nisa’, ayat 2 al-Jumu’ah, ayat 11 al-Mujadalah, ayat 43
al-Nahl, dan ayat ke 9 al-Zumar.
Substansi dari kesemua ayat ini memerintahkan
umat manusia untuk menuntut ilmu pengetahuan, karena ilmu pengetahuan merupakan
syarat utama diraihnya perihal mengetahui dirinya, apa yang mesti dilakukan dan
kemana mesti melangkah.
Ilmu pengetahuan dan tulis-menulis merupakan
suatu hal yang tak dapat dipisahkan sehingga perintah untuk mencari ilmu
pengetahuan juga menjadi perintah untuk mengembangkan budaya tulis-menulis.
Karena tulisan menjadi sarana bagi ilmu pengetahuan untuk selalu dikembangkan
dari generasi ke generasi berikutnya.
Sementara ayat yang berbicara terkait tradisi manajemen
dapat disingkap dalam ayat ke 282 QS. Al-Baqarah dan ayat ke 33 QS. Al-Nur,
yang mana hal ini mengarah kepada fungsionalitas tulisan sebagai bukti otentik
yang efektif dalam perdagangan demi melindungi hak-hak secara benar.
Keempat, penyebutan seperangkat peralatan
kegiatan baca-tulis. Di samping terdapat perintah membaca dan menulis serta
perintah mencari ilmu pengetahuan dalam al-Qur’an juga menyebut seperangkat
peralatan kegiatan baca-tulis, seperti, kata midad (tinta), qalam (pena),
qirthas (kertas), lauh (batu tulis), raqq (lembaran), dan shuhuf (helai
kertas).
Puncaknya, menandakan bahwa al-Qur’an hanya
ingin menekankan terhadap budaya baca tulis agar betul-betul terbumikan dalam
masyarakat sehingga peradaban menjadi maju dan gemilang sebagaimana Allah
mengubah peradaban jahiliah menuju peradaban ilmiah. Wallahua’lam. []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar