Alasan Rasulullah SAW
Berangkat dan Pulang Shalat Id dengan Jalan Berbeda
Salah satu shalat yang ditunggu-tunggu umat
Islam adalah shalat idul fitri dan idul adha. Kedua shalat ini menjadi momen
terpenting bagi umat Islam dan sekaligus ajang silaturahim. Idul Fitri identik
dengan mudik dan silaturahim, sementara idul adha identik dengan ibadah kurban.
Kedua hari besar ini sama-sama ajang untuk
berbagi sesama manusia, khususnya fakir miskin. Karena itu, pada hari idul
fitri diwajibkan sebelumnya bayar zakat fitrah, sementara pada idul adha
dianjurkan menyembelih hewan kurban.
Seseorang dianjurkan pada saat berangkat dan
pulang dari shalat id dengan menggunakan jalan yang berbeda. Hal ini
sebagaimana disebutkan Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Ghuniyatul Thalibin.
Ia mengatakan:
ويستحب
إذا خرج المؤمن إلى صلاة العيد في طريق أن يرجع في طريق أخرى لما روى ابن عمر أن
النبي صلى الله عليه وسلم أخذ يوم العيد في طريق ورجع في طريق أخرى
Artinya, “Orang Mukmin dianjurkan pergi dan
pulang dari shalat id dari jalan yang berbeda karena Ibnu Umar menyatakan bahwa
Nabi SAW pergi dan pulang shalat id dari jalan yang berbeda.”
Anjuran pergi dan pulang shalat id dari jalan
yang berbeda ini adalah hasil pemahaman terhadap tindakan Rasulullah. Menurut
Syekh Abdul Qadir, ulama berbeda pendapat terkait kenapa Rasulullah pergi dan
pulang shalat id dari jalan yang berbeda.
Ada yang mengatakan tujuan Rasulullah ini
adalah untuk mempercepat perjalanan pulang. Maksudnya, Rasulullah kemungkinan
pada saat ke masjid melewati jalan yang panjang karena pahalanya semakin banyak
dan pulang lewat jalan yang dekat supaya cepat sampai.
Ada juga yang mengatakan, melihat wajah
Rasulullah merupakan kebahagiaan tersendiri dan rahmat. Karenanya, ia melewati
jalan yang berbeda agar semuanya mendapat rahmat. Pandangan lain mengatakan,
setiap tanah di muka bumi ini senang diinjak Rasulullah. Supaya tidak cemburu
satu sama lainnya, ia melewati jalan yang berbeda.
Ada pula yang mengatakan, Rasulullah melewati
jalan berbeda agar bisa bersedekah kepada masyarakat. Kalau melewati satu
jalan, sedekahnya tidak merata. Oleh karena itu, ia melewati jalan yang berbeda
supaya sedekahnya merata.
Selain itu, masih ada tafsiran lain terkait
anjuran pergi dan pulang melalui jalan yang berbeda ini. Setiap tafsiran ini
tentu tidak bisa diklaim sebagai kebenaran, karena Rasulullah sendiri tidak
menjelaskan alasan mengapa beliau pulang dan pergi shalat id dari jalan yang
berbeda.
Meskipun demikian, ulama tetap menganjurkan
untuk melakukan apa yang dilakukan Rasul tersebut, karena memang tidak semua
apa yang dilakukan Rasul bisa dirasionalkan. Wallahu a‘lam. []
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar