KHOTBAH JUM'AT
Empat Anjuran Rasulullah untuk Menggapai
Surga
Khutbah I
اْلحَمْدُ
للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذِي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا
بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ
لَا شَرِيْكَ لَهُ، ذُواْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا
وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبارِكْ
عَلَى سَيِّدِنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِه وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ
إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ
نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ
تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ
الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا
اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ
وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ
فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ
حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
صَدَقَ
اللهُ العَظِيمْ
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Ketika ada orang yang bertanya kepada kita,
bagaimana jalan untuk menggapai surga, tentu kita akan menjawabnya sesuai
dengan tuntunan Rasulullah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Beliau telah memberikan beberapa penjelasan, yang akan menghantarkan kita
menuju surga Allah subhanahu wata‘ala. Sebagaimana dijelaskan dalam
hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad sebagaimana berikut:
أَفْشُوا
السَّلَامَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصِلُوا الْأَرْحَامَ، وَصَلُّوا
وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ
Artinya: Sebarkan kedamaian, berikan makanan,
bersilaturrahimlah, shalatlah ketika orang-orang tidur, engkau akan masuk surga
dengan damai.
Pertama, orang yang
menghendaki untuk masuk surga adalah orang yang menebarkan salam, perdamaian
dan kasih sayang. Menebarkan perdamaian bisa diawali dengan member ucapan salam
kepada saudara kita, yaitu Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh. Yang
artinya keselamatan, rahmat, dan berkah Allah subhanahu wata‘ala semoga
tercurahkan untukmu. Lazimnya ucapan salam ini akan dijawab oleh saudara kita
dengan jawaban wa’alaikumussalam warahmatullahi wa barakatuh yang artinya
bagimu keselamatan, rahmat dan berkah Allah subhanahu wata‘ala. Ucapan
tersebut tampak sepele, namun memiliki makna yang mendalam.
Imam an-Nawawi dalam Syarah Sahih Muslim
menjelaskan bahwa ucapan salam tidak sekadar kata-kata, namun mengandung arti
menebarkan perdamaian, kasih sayang dan kerukunan terhadap sesama, baik kepada
keluarga, tetangga, maupun terhadap sesama Muslim. Kata salam juga menjadi
kunci yang ampuh untuk menghilangkan permusuhan, kebencian, dan kerenggangan di
antara sesama. Karena itu, Islam sangat menganjurkan kita untuk saling
mengucapkan salam, tujuannya adalah mewujudkan kerukunan dan kedamaian, dan
menghilangkan kerenggangan dan permusuhan di antara sesama.
Hadits di atas memberikan pelajaran kepada
kita bahwa tidak diperkenankan bagi seorang Muslim untuk membenci dan menghujat
sesama Muslim, menyebarkan permusuhan, menebarkan ujaran kebencian dan
memutuskan tali persaudaraan. Karena menebarkan permusuhan adalah ciri-ciri
dari ajaran syaitan, sebagaimana dalam Al-Qur’an Surat al-Maidah ayat 91,
syaitan memiliki tujuan menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara sesama
Muslim.
Kedua, jalan untuk
menggapai surga adalah memberikan makanan, Selain kita diwajibkan untuk
mengeluarkan nafkah untuk keluarga, atau mengeluarkan zakat atas harta, Nabi
menganjurkan kepada kita untuk bersedekah, terutama bagi orang-orang yang
membutuhkan. Mengapa memberikan makanan dapat menghantarkan kita menuju surga?
Karena orang yang senang memberikan makanan adalah orang yang dekat dengan
surga. Sebagaimana riwayat Imam Turmudzi dalam sunan Turmudzi Juz 3 halaman 407
disebutkan:
السَّخِيُّ
قَرِيبٌ مِنَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الجَنَّةِ قَرِيبٌ مِنَ النَّاسِ بَعِيدٌ مِنَ
النَّارِ
Artinya: “Orang dermawan itu dekat dengan
Allah, dekat dengan surga, dekat dengan manusia, dan jauh dari neraka.”
Imam Al-Ghazali sebagaimana dikutip oleh
kitab Faidlul Qadir karya Muhammad al-Munawi, juz 4 halaman 138
menjelaskan, bahwa sikap dermawan merupakan buah dari cinta akhirat, dan tidak
berlebihan dalam mencintai dunia fana. Sikap dermawan tumbuh dari penghayatan
seseorang tentang iman dan tauhid kepada Allah subhanahu wata‘ala.
Sehingga muncul sikap tawakkal dan berserah diri kepada Allah, secara otomatis
muncul sikap percaya bahwa Allah adalah pemberi rezeki. Seorang dermawan yakin
bahwa orang berbuat baik dengan mensedekahkan sebagian hartanya, Allah pasti
akan menggantinya sepuluh kali lipat kebaikan. Berbeda dengan orang yang
bakhil, ia adalah orang yang terlalu cinta dunia dan ragu terhadap janji Allah
. Karena itu, tempat yang layak bagi seorang dermawan adalah surga, sebaliknya
tempat yang layak bagi orang bakhil adalah neraka.
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Ketiga, menjalin
silaturrahim dan persaudaraan, walaupun hanya dengan ucapan salam. Dalam sebuah
riwayat Imam Hakim dalam Kitab Mustadrok Ala Shohihain Juz 2 halaman 563,
dengan sanad yang shahih Nabi bersabda:
ثَلَاثٌ
مَنْ كُنَّ فِيهِ حَاسَبَهُ اللَّهُ حِسَابًا يَسِيرًا وَأَدْخَلَهُ الْجَنَّةَ
بِرَحْمَتِهِ قَالُوا: لِمَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: تُعْطِي مَنْ حَرَمَكَ، وَتَعْفُو عَمَّنْ ظَلَمَكَ،
وَتَصِلُ مَنْ قَطَعَكَ» قَالَ: فَإِذَا فَعَلْتُ ذَلِكَ، فَمَا لِي يَا رَسُولَ
اللهِ؟ قَالَ: أَنْ تُحَاسَبَ حِسَابًا يَسِيرًا وَيُدْخِلَكَ اللَّهُ الْجَنَّةَ
بِرَحْمَتِهِ
Artinya: Tiga hal yang menjadikan seseorang
akan dihisab Allah dengan mudah dan akan dimasukkan ke surga dengan Rahmat-Nya.
Sahabat bertanya, bagi siapa itu wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam? Nabi bersabda: Engkau memberi orang yang menghalangimu, engkau
memaafkan orang yang mendzalimimu, dan engkau menjalin persaudaraan dengan
orang yang memutuskan silaturrahim denganmu. Sahabat bertanya, jika saya
melakukannya, apa yang saya dapat wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam? Nabi bersabda: engkau akan dihisab dengan hisab yang ringan dan
Allah akan memasukkanmu ke surga dengan rahmat-Nya.
Mengenai pentingnya silaturrahim, terdapat
sebuah cerita dari Imam Ashbihani yang termaktub dalam kitab Irsyadul Ibad
halaman 94, suatu ketika sahabat duduk di sisi Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam, Kemudian Nabi bersabda: tidak boleh duduk dengan kami
orang yang memutuskan silaturrahim, kemudian seorang pemuda keluar dari
halaqoh, pemuda tersebut mendatangi bibinya untuk menyelesaikan sesuatu masalah
di antara keduanya, kemudian bibinya meminta maaf terhadap pemuda tersebut.
Setelah urusan selesai, pemuda kembali ke halaqoh, kemudian Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: sesungguhnya rahmat Allah tidak akan turun pada
suatu kaum, yang di dalamnya terdapat orang yang memutuskan persaudaraan.
Keempat, menjalankan shalat
malam ketika banyak orang telah tidur terlelap. Shalat malam menjadi shalat
yang spesial karena dilakukan di waktu banyak orang beristirahat dan lalai dari
berdzikir kepada Allah subhanahu wata‘ala. Shalat malam juga menjadi
indikasi seseorang jauh dari riya’ dan pamer dalam beribadah, karena di waktu
ini banyak orang beristirahat. Sehingga bagi orang yang menjalankan ibadah di
waktu malam mendapatkan ganjaran yang lebih, terutama oleh Nabi disabdakan
sebagai orang yang akan masuk surga dengan tanpa kesulitan. Nabi juga bersabda:
“Seutama-utama puasa setelah ramadhan adalah puasa di bulan Muharram, dan
seutama-utama shalat sesudah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim No.
1163)
Menebarkan salam dan kedamaian, memberikan
makanan, menjalin persaudaraan, dan shalat malam adalah anjuran dari Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, agar kitadapat menggapai surga
dengan tanpa kesulitan dan tanpa banyak rintangan. Jika kita konsisten dan
istiqamah dengan anjuran Nabi tersebut, Allah akan memberikan kita pertolongan
untuk mengerjakan kebaikan dan menjauhi perbuatan yang kurang menyenangkan,
sehingga di akhir hayat kita mendapatkan kematian yang husnul khotimah. Allâhumma
Âmîn.
Perlu diingat, Nabi yang telah dijamin masuk
surga oleh Allah subhanahu wata‘ala selalu giat dalam beribadah kepada
Allah subhanahu wata‘ala. Dalam kehidupan di tengah masyarakat,
Nabi selalu baik hati, riang dan sopan terhadap semua orang. Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam selalu yang lebih duluan memberikan salam, sekalipun
kepada anak-anak dan para sahaya. Nabi selalu memberikan apa yang dimiliki
kepada para sahabatnya, walaupun beliau sendiri dalam keadaan kekurangan. Nabi
selalu bersilaturrahim dan memaafkan terhadap setiap orang, walaupun terhadap
orang yang pernah memusuhinya, dan Nabi selalu menjalankan shalat malam, hingga
kedua telapak kaki beliau membengkak. Semoga kita semua dapat mencontoh prilaku
dan ajaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
جَعَلَنا
اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ
عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ: أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيمْ، بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمانِ الرَّحِيمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
باَرَكَ
اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ
وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ
رَحِيْمٌ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ
للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ
رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ
وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا
بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا
عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ
بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ
وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ
وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ
الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ
اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ
اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ
اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ
اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ
الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ
وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ
عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى
اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا
وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ
ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Rustam Ibrahim, Dosen Universitas Nahdlatul
Ulama (UNU) Surakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar