Rahasia Sumur Zamzam
Oleh: Nasaruddin Umar
KISAH mata air yang mempunyai cerita misteri sesungguhnya, bukan
hanya sumur Zamzam. Mata air lain yang mirip cerita air Zamzam ialah mata air
yang secara tidak sengaja dilakukan oleh Nabi Ayyub. Ketika penyakit yang
diderita Nabi Ayyub mencapai puncaknya, sekujur tubuhnya dikerumuni belatung
dan membusuk. Akhirnya, orang-orang di sekitar membuangnya ke sebuah gua di
luar perkampungan.
Di gua inilah Nabi Ayyub tinggal seorang diri tanpa bekal. Dalam
kitab-kitab tafsir banyak diceritakan, belatung yang jatuh dari tubuhnya
dipasang kembali sambil berucap, "Wahai belatung, dulu kalian musuh saya,
sekarang menjadi sahabat saya. Satu-satunya yang mau menemani saya di kegelapan
goa ini hanya kalian. Hiduplah kalian di dalam tubuhku dengan tenang".
Tidak lama kemudian, di bawah kedua tumit Nabi Ayub tiba-tiba muncul mata air
yang jernih dan sejuk.
Ketika Nabi Ayub meminum dan membersihkan tubuhnya dengan air
ajaib ini maka perlahan-lahan penyakitnya sembuh. Bahkan, kulitnya tumbuh seperti
dahulu, bersih, dan tampan. Akhirnya, Nabi Ayub turun gunung lalu bergabung
kembali dengan umatnya, termasuk rujuk dengan istrinya yang pernah ikut
membuangnya, setelah istrinya diberi hukuman, berupa hukuman cambuk dari ikatan
rumput.
Kita tidak tahu di mana letak mata air Nabi Ayyub ini. Namun, di
kawasan pemakaman Nabi Ayyub, di antara Kota Amman dan Palestina penduduk
setempat mengklaim oasisnya, sebagai oasis Nabi Ayyub. Nasib sumur ini sekarang
kita tidak tahu karena di sekitar itu sedang berkecamuk perang saudara. Semoga
saja situs bersejarah ini tidak dirusak.
Tidak jauh dari sumur ini terletak makam Sekh Al-Nawawi, ulama
besar pengarang kitab Riyadh al-Shalihin, kitab wajib bagi pondok pesantren di
Indonesia. Kita tidak tahu nasibnya sumur ini sekarang karena di sekitarnya
berkecamuk perang antara kelompok pemerintah dan kelompok oposisi.
Di samping cerita tentang air Zamzam, masih banyak lagi cerita
lain, misalnya, perjumpaan seseorang dengan orang misteri, seperti berjumpa
dengan keluarga yang sudah meninggal atau orang-orang yang tidak menunaikan
jemaah haji di kampungnya, cerita ditolong oleh orang-orang misteri ketika
dalam kesulitan, dan cerita-cerita aneh lainnya.
Cerita semacam ini bukan hanya cerita jemaah haji Indonesia,
tetapi menjadi cerita universal bagi hampir seluruh jemaah haji dunia. Jika hal
itu benar, maka tepat sekali ayat yang menyatakan bahwa di sekitar Masjidil
Haram penuh berkah dari Allah SWT, sebagaimana disebutkan dalam ayat, "Maha
Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al
Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsa, yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar
Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat", Surah Al-Isra,
ayat1.
Banyak orang yang tadinya tidak gampang percaya cerita-cerita aneh
seperti ini. Namun, setelah mereka menyaksikan sendiri, bahkan mengalami
sendiri, saya akhirnya percaya. Jangan-jangan ini merupakan maksud ayat 'Mekah
penuh berkah' (bakkah mubarakah), dalam surah Ali Imran, ayat 96 atau 'Allah
memberkahi di sekitarnya' (alladzi barakna haulah) dalam surah Al-Isra, ayat 1.
Apalagi dengan akronim yang sejak semula melekat pada kedua kota
nabi ini, yakni, Mekah keramat (Makkatul mukarramah) dan Madinah mencerahkan
(Madinatul munawwarah).
Perjalanan dan pengalaman batin yang penuh misteri sebetulnya
kurang etis untuk dibicarakan kepada orang lain, apalagi dalam bentuk publikasi
seperti ini. Namun, karena cerita seperti ini juga memiliki unsur syiar dan
dakwah, pengalaman batin seperti ini bisa menambah rasa takjub dan kagum kita
kepada kekuasaan Allah SWT. Wallahualam. []
MEDIA INDONESIA, 13 Agustus 2018
Nasaruddin Umar | Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar