Mendakwahkan
Islam ke Dunia Global
Judul
: Telling Islam to the World
Penulis
: Imam Shamsi Ali
Penerbit
: Quanta
Cetakan
: 2017
ISBN
: 978-602-04-3164-2
Tebal
: 186 halaman
Peresensi
: A Muchlishon Rochmat
“Saya
sungguh bersyukur kepada Tuhan karena sempat menemukan Islam sebelum sempat
bertemu dengan orang-orang Islam.” Syekh Hamzah Yusuf, seorang Imam Amerika
keturunan Irlandia dan juga Presiden Zaituna Institute.
Islam
adalah agama yang damai dan mengajarkan kedamaian, toleran dan mengajarkan
toleransi, dan sesuai dengan perkembangan zaman. Islam adalah agama yang
diturunkan oleh Allah sebagai rahmat bagi sekalian alam (rahmatan lil ‘alamin),
bukan hanya untuk manusia saja.
Disebutkan
juga bahwa Islam adalah agama yang di atas dan tidak ada agama yang ‘di atas’
Islam. Di Al-Qur’an disebutkan bahwa umat Islam adalah sebaik-baiknya umat
(khoiru ummah) diantara umat manusia lainnya. Islam juga sangat menghargai
peran seorang wanita dan menjunjung tinggi kehormatannya. Dalam Islam, yang
paling mulia di hadapan Allah adalah orang yang bertakwa kepada-Nya, bukan
didasarkan pada status sosial atau ras dan etniknya. Singkatnya, Islam adalah
agama yang komplit, yang semuanya diatur di dalamnya.
Tapi,
apakah nilai-nilai Islam tersebut sesuai dengan realita yang ada di lapangan?
Apakah hal-hal tersebut di atas berbanding lurus dengan situasi dan kondisi
yang terjadi di komunitas atau negara-negara mayoritas umat Islam?
Lebih
tragis lagi, banyak masyarakat Barat yang menganggap Islam sebagai sumber dari
segala permasalahan, terorisme, kemiskinan, keterbelakangan, kesemrawutan, dan
stigma negatif lainnya. Bahkan, ada yang menyangka kalau Islam itu adalah
ancaman dari peradaban Barat.
Lalu,
bagaimana seharusnya umat Islam merespon hal itu?
Melalui
bukunya ini, Imam Shamsi Ali mengutarakan pengalaman-pengalamannya saat
mendakwahkan Islam di negeri Barat, Amerika Serikat. Di sini, dia juga merespon
tuduhan-tuduhan negatif tentang Islam dengan jawaban-jawaban yang cerdas dan
mengena. Sehingga tidak sedikit orang ‘yang menyerangnya’ tersebut kemudian
masuk Islam, tentunya tidak langsung namun membutuhkan waktu.
Buku
yang terdiri dari kumpulan artikel pendek ini lebih banyak membahas bagaimana
strategi dan acara mendakwahkan Islam ke dunia global seperti Amerika Serikat.
Dia memaparkan banyak trik dan tips bagaimana seharusnya dakwah itu di
jalankan. Pertama kali sekali ia menekankan bahwa dakwah itu mengajak. Dakwah
jangan dipahami sebagai upaya untuk mengislamkan orang. Bukan kah Nabi Muhammad
juga hanya sebatas menyampaikan ajaran Islam. Adapun orang tersebut masuk Islam
atau tidak, itu adalah hak prerogatif Allah.
Agar
dakwah Islam itu diterima dimanapun berada, Imam Shamsi Ali membagikan beberapa
resep. Diantaranya adalah dakwah harus menggunakan bahasa kaum (bi lisaani
qaumih). Maksudnya, di dalam dakwah yang terpenting adalah bagaimana
menggunakan metode dakwah yang kekinian dan inovatif, di samping konten dakwah
yang bernas.
Terkait
hal ini, ia mencontohkan salah seorang bule yang hendak masuk Islam. Namanya
Jennifer, seorang remaja keturunan Kolombia. Ia tertarik dan cinta dengan Islam
namun tak kunjung memeluk Islam karena ketakutan. Iya, Jennifer takut karena
dia tidak bisa merubah gaya pakaiannya seperti perempuan Arab. Awalnya, ia
memahami bahwa orang Islam harus berpakaian seperti orang Arab, menggunakan
jubah bagi laki-laki dan gamis bagi perempuan. Setelah mendapatkan penjelasan
dari Imam Shamsi Ali bahwa kriteria pakaian seorang Muslim itu adalah menutup
aurat, sedangkan model, gaya, warna, dan lainnya itu bisa disesuaikan dengan
budaya setempat, maka kemudian Jennifer mantap memeluk Islam.
Dakwah
juga harus mengedepankan akhlak yang mulia (akhlaqul karimah). Dakwah tidak
melulu dengan ucapan, bisa dengan menunjukkan akhlak yang mulia dan biasanya
ini lebih efektif. Seandainya Islam diserang, maka umat Islam harus tetap
mengedepankan akhlak. Jangan malah membalasnya dengan hal-hal yang jauh dari
nilai-nilai Islam.
Selanjutnya,
membangun narasi agama yang benar. Para pendakwah harus membuat narasi bahwa
agama itu sumber perdamaian, harmoni, keadilan, kemakmuran, persaudaraan,
peradaban, dan kerja sama. Hal ini untuk meng-counter narasi agama yang ada
saat ini, yaitu agama dianggap sebagai sumber kekerasan, terorisme, aksi
pengrusakan peradaban, dan lainnya.
Karena
hanya kumpulan artikel-artikel pendek, maka pembahasan di dalam buku ini kurang
begitu komprehensif dan banyak repetisi. Terlepas dari itu semua, buku ini
cocok dibaca bagi setiap Muslim agar mereka tahu bagaimana seharusnya
berdakwah. Bukankah Nabi Muhammad mengatakan; sampaikan lah dariku walau hanya
satu ayat (ballighuu ‘anni walau ayat)? []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar