Ada Apa di dalam Kabah?
Oleh: Nasaruddin Umar
MUNGKIN banyak yang penasaran ada apa di dalam Kabah? Bangunan
suci bentuk kubus berukuran tinggi 11,03 m dengan sisi 11,03 m x 12,62 m yang
terletak di tengah Masjidil Haram masih menyimpan banyak misteri. Banyak orang
penasaran ingin mengetahui ada apa dan seperti apa di dalam Kabah, yang menjadi
kiblat peribadatan umat Islam sedunia.
Apakah di dalamnya ada bangunan antik, benda-benda bersejarah,
makam, atau benda-benda lain yang asing dari dunia manusia. Mengapa pintunya
terbuat dari emas? Mengapa tidak dibuka sepanjang masa, dan hanya dibuka dalam
kesempatan tertentu? Apakah ada dalil yang melarang membuka isi Kabah?
Sebenarnya bagian dalam Kabah tidak ada apa-apa. Hanya ada sebuah
meja kecil, setinggi lutut tempat duduk lampu rechargeable untuk menerangi
ruangan gelap. Di dalamnya tidak ada Air Conditioner (AC) atau kipas angin.
Lubang udara satu-satunya ialah pintunya, kalau sedang dibuka.
Tidak ada barang antik, tidak ada lukisan atau ukiran, tidak ada
kesan mewah di dalamnya. Justru di tengah kehampaan, tidak ada apa-apa kecuali
ruang kosong, membuat diri kita semakin merinding. Di dalam Kabah, kita bisa
salat ke arah semua penjuru mata angin. Kita bisa salat menghadap ke sekeliling
tembok.
Di sinilah keagungan Kabah, di tengah kekosongannya kita diajak
untuk mengosongkan diri seperti kosongnya bagian dalam Kabah. Tidak ada
sedikitpun kesan mewah di dalamnya, betapa perlunya menghilangkan segenap kesan
kemewahan duniawi saat kita menghadap ke haribaan Allah SWT.
Sekiranya ada benda sakral atau benda-benda lain, yang bisa mejadi
perhatian menarik para pengunjung maka sudah barang tentu akan mengganggu
kekhusyukan orang di dalamnya. Orang-orang akan terdekonsentrasi terhadap
bangunan atau benda-benda itu.
Sebagaimana disinggung dalam artikel terdahulu, Kabah pertama kali
dibangun atas permintaan Adam dan Hawa ketika keduanya diturunkan ke bumi
penderitaan dari surga kenikmatan, akibat pelanggaran perintah Allah, mendekati
buah terlarang.
Kabah dibangun sebagai miniatur Baitul Makmur, dan Baitul makmur sendiri
merupakan miniatur Arasy, istana Tuhan.
Kabah di bangun di Mekah oleh malaikat atas perintah Tuhan untuk
memenuhi permohonan Adam dan Hawa agar dibangunkan rumah pertobatan di bumi.
Adam dan Hawa mengenal fungsi rumah pertobatan ketika keduanya bersama-sama
para malaikat melakukan tawaf di Baitul Makmur.
Seperti kita ketahui, para malaikat pernah merasa berjarak dengan
Tuhan ketika mempertanyakan kebijakan Tuhan tentang rencana penciptaan manusia
dalam surat Al-Baqarah ayat 30, ”Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para
malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.
Mereka berkata, mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di
muka bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan-Mu?.
Tuhan berfirman, Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui.”
Menanggapi bahasa Tuhan seperti itu, maka para malaikat menyesali
kelancangannya mempertanyakan kebijakan Tuhan, lalu mereka bertawaf
mengelilingi Arasy, istana Tuhan, selama berhari-hari sambil menangis menyadari
kelancangannya. Pada satu hari, Tuhan menyapa malaikat dan mereka diminta untuk
pindah di Baitul Makmur, miniatur Arasy, dibangun di bawah Arasy. Di situlah
nenek moyang kita Adam dan Hawa ikut bertawaf bersama malaikat dan jin. []
MEDIA INDONESIA, 04 Agustus 2018
Nasaruddin Umar | Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar