Selasa, 11 Juni 2013

(Ngaji of the Day) Memahami Bidikan Yahudi


Memahami Bidikan Yahudi

Oleh: Hayyi

 

Tidak dapat dipungkiri, dalam beberapa dasawarsa terakhir, Islam tengah mengalami kemunduran pemikiran yang cukup drastis. Tidak seperti pada masa keemasan Islam di abad V-VI Hijriah, dimana umat Islam meraih puncak kejayaannya di berbagai bidang, terutama di bidang ilmu pengetahuan. Ini ditandai dengan banyaknya cendekiawan muslim yang melahirkan karya-karya sains, baik dengan mengarang maupun menerjemahkan karya-karya para penulis Yunani.


Beberapa di antaranya adalah al-Ghazali, Ibnu Rusyd, Ibnu Arabi dan masih banyak lagi. Tapi kini Islam layaknya singa kehilangan taring, terpuruk dalam kemerosotan yang tidak bisa dibilang “wajar” bila dibandingkan dengan supremasinya di era Khilafah Islamiah dulu.


Keterpurukan umat Islam ini tidak lepas dari permainan licik bangsa Yahudi yang selama bertahun-tahun berambisi menghabisi Islam.


Jika Anda pernah membaca surat al-Baqarah, salah satu kata yang paling sering Anda temukan di sana adalah kata Bani Israil yang berarti Bangsa Yahudi (Israel). Dalam metodologi tafsir, jika al-Quran mengulangi suatu kata, tentu ada maksud tertentu di balik itu. Setidaknya, dengan cara itu akan menarik perhatian kita untuk merenungkannya secara serius dan mendalam. Dan dalam hal ini, al-Quran dengan kongkrit menjelaskan pembangkangan dan pelanggaran-pelanggaran Yahudi terhadap aturan yang ditetapkan atas mereka.


Namun sejarah kekejaman Yahudi ternyata tidak berhenti dan menjadi catatan sejarah saja. Kekejian dan kelicikan itu terus berlanjut hingga kini di era modern. Masa-masa kelam yang dialami Bangsa Yahudi selama ribuan tahun rupanya menyisakan sakit hati yang amat dalam di hati mereka.


Karena itulah, ketika Islam muncul sebagai kekuatan yang besar, kaum Yahudi menyebar ke seluruh wilayah muslim untuk menebar benih-benih perpecahan dan pemberontakan. Kemudian mereka mengadakan gerakan bawah tanah dengan tujuan melemahkan kekuatan umat Islam dengan alasan, hanya Islam-lah satu-satunya kekuatan yang menjadi penghalang untuk menguasai dunia. Puncaknya adalah keruntuhan Dinasti Turki Utsmani (Ottoman) pada tahun 1922.


Setelah mereka berhasil melemahkan kekuatan kaum muslimin, superioritas dunia beralih ke tangan Amerika sebagai negara super power. Maka kesanalah bangsa Yahudi mengarahkan propaganda mereka. Amerika berhasil mereka jadikan sebagai Negara “boneka” yang patuh dengan segala kebijakan yang mereka buat bahkan hampir bisa dipastikan tidak seorangpun presiden Amerika Serikat yang tidak termasuk dalam jaringan konspirasi mereka.


Sekedar informasi, setiap tahunnya Amerika mengalokasikan dana sebesar 5 miliar Dolar dari penghasilan pajaknya untuk kepentingan Israel. Sedangkan bantuan militer yang setiap tahunnya dikirim ke Israel mencapai 1,8 miliar Dolar. Jumlah sebesar itu setara dengan sumbangan Amerika kepada seluruh negara di benua-benua Afrika.


Saat ini, jutaan pasang mata di seluruh dunia telah menyaksikan sendiri kebrutalan dan kekejian Yahudi di Timur Tengah, terutama di Palestina yang ingin mereka kuasai sejak 1948. Mereka tega membunuh ribuan warga sipil tidak berdosa. Hingga 27 Desember 2008, jumlah korban mereka di Timur Tengah mencapai 11.035 orang, dengan spesifikasi: korban tewas, 4.591 jiwa; korban luka-luka 2.224 orang dan korban penawanan 4.200 orang. Mereka juga menghancurkan ribuan rumah dan ratusan tempat ibadah umat muslim, hingga jutaan warga Palestina menjadi gelandangan di negerinya sendiri.


Tidak berhenti di situ, mereka bahkan mengusir penduduk pribumi dan menggantinya dengan orang-orang Yahudi. Mereka tidak menghiraukan kecaman-kecaman dunia yang dialamatkan kepada mereka. Bahkan para tokoh agamawan Yahudi sendiri sebenarnya mengutuk tindakan kekerasan mereka terhadap Palestina. []

 

Sumber: Buletin Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan – Jawa Timur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar