Berkalungkan Api
Oleh: Husni Mubarak
Suatu ketika Muhammad bin Yusuf keluar
bersama rekan-rekannya bertolak menuju Abi Sinan untuk mengunjungi beliau.
Tidak lama mereka disana, Abi Sinan berkata “Mari kita kunjungi rumah tetangga
yang ditinggal wafat oleh saudaranya itu, sekalian kita bertakziah atas
kewafatan saudaranya”.
Tatkala mereka memasuki rumah yang dimaksud,
mereka dikejutkan oleh seorang laki-laki yang sedang menangis sejadi-jadinya,
meratapi kepergian saudaranya. Para pentakziah duduk disampingnya dan berusaha
menenangkan hatinya yang dirundung kesedihan.
“Ketauhilah! Kematian adalah suatu yang harus dilalui oleh setiap insan”, jelas mereka. “Ia aku tahu hal itu. Tapi aku menangis lantaran ingat terhadap siksa yang mungkin dialami oleh sudaraku,” terangnya. “memangnya apa yang telah Allah lakukan terhadapmu, sehingga kamu mengetahui sedikit banyak tentang dunia ghaib?” Tanya mereka.
Bukan itu maksudku, tapi ketika tanah kuburan telah disama-ratakan dan semua orang telah pulang dari acara kematian saudaraku, aku duduk di samping kuburannya. Syahdan, aku mendengar suara dari kuburan saudaraku, “Ah! Kenapa aku masuh disiksa padahal aku salat juga puasa?”
“Suara itu membuat aku menangis, lalu aku menggali
kuburannya untuk melihat keadaan saudaraku. Ternyata kuburan telah dipenuhi
dengan api dan api melingkar dilehernya. Aku merasa kasihan melihat keadaannya.
Lantas aku berusaha untuk melepas kalung api tersebut, api malah membakar
jari-jemariku dan tanganku. Ketika aku menarik tanganku, syahdan tubuhnya telah
hangus terbakar oleh api tadi. Bagaimana aku tidak menangisi saudaraku itu?”
jelas dia kepada mereka yang bertakziah.
Lalu salah satu dari rombongan bertanya, “apa yang telah dilakukan sudaramu ketika masih hidup?”. “Dia tidak mengeluarkan zakat dari hartanya.”
Mendengar hal itu mereka berkata, inilah buah kebenaran dari firman Allah (artinya), “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat.” (QS Âli Imrân [3] : 180)
Sumber: Kitab Jâmi’u Lathîfît-Tafsîr.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar