Meyikapi Kondisi Bangsa Masa Kini
Ma'asyiral musliminrahimakumullah
Fenomena pelanggaran terhadap perintah Allah
kini sudah nampak sekali dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di negara
kita.
اَلْحَمْدُ
ِلله ِاَّلذِيْ اَنْعَمَناَ بِنِعْمَةِ اْلإ ِ يْمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ وَ
بِشَرِيْعَةِ نَبِيِّنَامُحَمَّدٍ صَلىَّ الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، أَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلَه إلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ . اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ النَِّبيِّّ اْلأُ مِّيِّ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَجَمِيْعِ
أُمَّتِهِ وسَلَّمَ أَمَابَعْدُ فَيَاعِبَادَالله أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَّ
بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ وَافْعَلُوا الْخَيْرَاتِ وَاجْتَنِبُوا
السَّيِّئَاتِ لَعَلَكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قاَلَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْأَنِ
الْعَظِيْمِ أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ كبر مقتا عند الله أن
تقولوا مالا تفعلون
Hadirin rahimakumullah
Adalah sebuah kewajiban bagi setiap khotib
disetiap mengawali khutbah untuk mengajak dan mengingatkan para jama'ah agar
selau meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Oleh karena itu, marilah kita
bersama meningkatkan ketaqwaan kita kepada Nya dalam sebuah bentuk perilaku
menjalankan segala perintah Allah dan meninggalkan segala apa yang dilarang
oleh Nya. Apabila hal ini dapat kita wujudkan dalam kehidupan kita sehari hari
dengan rasa penuh keikhlasan maka niscaya kehidupan kita akan senantiasa dalam
naungan dan ridhoNya. Akan berbeda sekali dengan kehidupan orang orang yang
selalu melanggar perintah Allah yang kehidupan mereka penuh dengan kemaksiatan,
ketidak cukupan dan jauh dari ketentraman.
Ma'asyiral musliminrahimakumullah,
Fenomena pelanggaran terhadap perintah Allah
kini sudah nampak sekali dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di negara
kita. Kita tahu dan lihat bersama-sama melalui berita di media cetak dan
elektronik bagaimana sekarang ini para pesohor dan pejabat dinegeri ini nampak
nyata melakukan praktek-praktek yang melanggar perintah Allah SWT yaitu
korupsi. Sebuah kata yang mungkin sangat familiar di telinga kita yang setiap
hari di bicarakan dimana mana ketika kita bertemu dengan orang orang disekitar
kita.
Korupsi merupakan penyakit yang sangat
berbahaya. Korupsi bukan saja menyengsarakan orang yang melakukan korupsi saja,
namun orang lain pun akan merasakan kesengsaraan juga. Praktek korupsi yang
dilakukan oleh para pesohor dan pejabat di negeri ini sudah sangat
memprihatinkan. Mereka mengambil hak hak warga untuk hidup sejahtera dengan
memperkaya diri sendiri ataupun golongan mereka. Mereka sudah melupakan bahwa
mereka adalah orang yang diberi amanah oleh bangsa untuk mengelola negeri ini
untuk menjadi baldatun thoyyibatun wa rabbun ghofur. Mereka sudah melupakan
janji mereka sendiri ketika mereka menginginkan jabatan sebagai seorang
pemimpin.
Dengan melihat fenomena ini, muncul
pertanyaan pertanyaan instropektif apakah masih pantas bagi mereka untuk menjadi
pemimpin pemimpin kita? Apakah pantas orang yang korupsi dan merugikan bangsa,
kita percaya lagi untuk menjadi suri tauladan kita?.
Ma'asyiral musliminrahimakumullah,
Mungkin kita sudah merasa jenuh terhadap
janji-janji mereka. Mungkin kita juga merasa bosan dengan kelihaian mereka
dalam merangkai dan memainkan kata manis untuk mencari cari alasan pembenaran.
Oleh karena itu, Kita harus bersikap bijak dalam menentukan siapa yang akan
kita titipi amanah untuk menjalankan pemerintahan negara kita. Kita haruslah
memilih pemimpin yang benar benar bisa mempraktekkan apa yang mereka katakan.
Janganlah kita memilih pemimpin yang dengan berkedok kesolehan dan anti korupsi
namun dalam prakteknya jauh dari apa yang disampaikan. Allah SWT sangat
membenci orang orang yang tidak sesuai dengan apa yang dikatakan sebagaimana
firmannya dalam QS: As Shaaf : 3 :
كبر
مقتا عند الله أن تقولوا مالا تفعلون
“Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa
kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”
Ma'asyiral musliminrahimakumullah,
Tinggalkan korupsi mungkin sebuah kata yang
mudah untuk diucapkan. Namun pada prakteknya hal ini sangat susah untuk
dilakukan. Manusia diciptakan oleh Allah SWT memiliki nafsu dan memiliki
keinginan. Ketika kebutuhan hidup semakin tinggi sementara pendapatan tidak
mencukupi maka sering manusia menggunakan sifat syaitoniyyah untuk melakukan
tindakan tindakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang salah satunya adalah
praktek korupsi.
Namun Ma'asyiral musliminrahimakumullah,
Bila kita selalu berpegang teguh pada agama
dan yakin bahwa setiap gerak kehidupan kita selalu di awasi oleh Allah, maka
tentunya kita dapa mengontrol perilaku mana yang baik dan perilaku mana yang
buruk. Kita haruslah memulai kebaikan dari diri kita sendiri yang kemudian akan
menyebar pada keluarga kita dan akhirnya akan meluas kepada masyarakat yang ada
disekitar kita. Oleh karena itu, Marilah kita bersama menjauhi praktek praktek
korupsi supaya kita terhindar dari siksaan api neraka yang bahan bakar dari api
neraka itu adalah orang orang yang melakukan maksiat kepada Allah dengan
melakukan hal hal yang dilarangNya. Hal ini termaktub dalam QS : At- Tahrim : 6
ا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا
النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ
اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ.
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan.”
Dari ayat ini kita juga dapat mengambil
hikmah untuk selalu mengingatkan kepada keluarga kita, anak anak kita untuk
menjauhi siksa api neraka dengan mendidik mereka untuk selalu ingat kepada
Allah SWT dengan menjauhi praktek praktek kehidupan yang dilarang oleh Allah
yang salah satunya adalah perilaku korupsi. Keturunan keturunan kita hendaklah
dididik dengan benar untuk berperang melawan korupsi yang pada akhirnya nanti
dapat meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa dengan bersih untuk
mensejahterakan warga sehingga pemerintahan yang bersih bukan hanya slogan
belaka.
Ma'asyiral musliminrahimakumullah,
Segala sesuatu yang kita lakukan di dunia ini
akan kita pertanggungjawabkan besok di hari akhir. Mungkin kita bisa membuat
rekayasa pertanggungjawaban didunia. Namun diakhirat nanti kita tidak bisa
merekayasa pertanggungjawaban di sisi Allah SWT. Kita tidak memiliki daya
karena mulut kita tidak bisa berbicara bohong seperti semasa kita hidup
didunia. Tangan kitalah yang akan berbicara dengan disaksikan oleh kedua kaki
kita. Hal ini sudah diingatkan oleh Allah SWT sebagaimana firman Nya dalam QS
Yasiin : 65
الْيَوْمَ
نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ
بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan
berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka
terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.”
Ma'asyiral musliminrahimakumullah,
Diakhir khutbah ini, marilah kita bersama
sama berusaha dengan segenap kemampuan kita untuk selalu meninggalkan perbuatan
buruk dan selalu menyebarkan perilaku perilaku yang baik sehingga tatanan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara kita akan jauh dari praktek korupsi dan
dapat berjalan sesuai dengan tuntunan yang ada dalam Al Quran dan Hadits Nabi
Muhammad SAW. Amin.
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا
ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ
تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ
للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.
وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ
رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ
وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًااَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا
النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَىوَاعْلَمُوْا
اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ
ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ
عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا.
اللهُمَّ
صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ
سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ
اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى
بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ
وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ
عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَاَللهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ
اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ
اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ
اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ
الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ
وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ
عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى
اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا
ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ
مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ
وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ
اللهِ اَكْبَرْ
Penulis: Muhammad Faizin, S.Pd ( Sekretaris
LTN NU Kabupaten Pringsewu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar