Spektrum Hidup Kiai
Hasyim Muzadi
Judul Buku
: Biografi A. Hasyim Muzadi
Penulis
: Ahmad Millah Hasan
Penerbit
: Keira Publishing
Cetakan
: Pertama, Maret 2018
Peresensi
: Tasori Mt, pegiat literasi)
Telah kita kenal,
guru bangsa Indonesia yang pandai mengolah kata, bertutur indah serta humoris,
KH A. Hasyim Muzadi atau lebih akrab disapa Kiai Hasyim. Ia adalah ulama yang
dikenal nasionalis, humanis, cerdas, dan cergas ketika melakukan suatu pekerjaan
apa pun.
Dalam buku ini kita
banyak sekali menemukan pelajaran-pelajaran yang amat berharga darinya, di
antaranya ia begitu kental bertoleransi terhadap perbedaan, khusunya terpaut
agama. Menurut Kiai Hasyim agama yang beranekaragam di muka bumi ini semuanya
mengajarkan perdamaian dan kesejahteraan. Terkecuali agama yang telah dibajak
atau keluar dari norma dan melakukan kekerasan—itu harus ditindak tegas.
Lantaran ketenangan dan kedamaian adalah kewajiban agama yang harus diciptakan.
Kiai Hasim adalah sosok
yang berlatar belakang santri, itulah yang membuatnya bersahaja dalam bersikap
kepada orang lain. Tak memandang suku, agama, atau jabatan, di mata beliau
semua orang sama, harus dihormati. Itulah sebabnya dari kalangan manapun
menyeganinya dan siapapun dapat bergaul dengannya secara baik. Namun, meskipun
seperti itu pembawaan sifat kharismatik beliau selalu mengiringi tiap
langkahnya.
Tokoh yang pernah
menjabat sebagai Ketua Umum PBNU 1999-2010 ini pemikirannya begitu dalam dan
brilian. Salah satu gagasan luar biasa yang ia wujudkan adalah mendirikannya
International Conferenceof Islamic Scholars (ICIS), sebuah organisasi swadaya
masyarakat, non-politik, non-etnik, yang bekerja untuk membangun dialog dan
kerjasama setara antar ulama dan cendikiawan muslim di seluruh dunia menuju
tatanan masyarakat yang damai, berkeadilan dan berkeadaban.
Ketika menyelesaikan
masalah yang menimpa kepada dirinya, masyarakat maupun negara ia selalu
menyikapi dengan bijaksana. Tak terburu-buru dalam menyelesaikan sebuah perkara.
Ia selalu tenang dan teliti. Kendati seperti itu, dapat terselesaikan dengan
gesit.
Ketokohan Kiai Hasyim
diulas secara gamblang di dalam buku ini, dari mulai masa kanak-kanaknya yang
sudah terlihat kecerdasannya, sehingga bisa lulus sekolah dengan cepat.
Tentang kisahnya ketika mondok di Pesantren Gontor yang suka tidur, tetapi
selalu berprestasi. Pernikahanya dengan Mutammimmah, sikap perhatiannya kepada
anak-anaknya, makan dari honor ceramah, hingga beliau wafat.
Dari sisi humornya
yang segar dan tak membosankan, ia juga sosok yang sangat kritis. Pernah suatu
ketika ia dipenjara satu malam, tetapi tak membuat Kiai Hasyim lemah. Ia selalu
semangat, tegas, dan bersungguh-sungguh untuk menegakan kebenaran.
Membaca buku ini kita
seperti diajak menyelami kehidupan beliau yang unik dan bijaksana, kita dapat
belajar dari pengalaman-pengalaman hidupnya serta mengenal lebih dalam tokoh
kharismatik yang teduh dan langka.
Poin-poin penting
yang menjadikan buku ini sangat menarik yaitu ditulis seorang aktivis Nahdlatul
Ullama, sekaligus wartawan di media duta masyarakat dan pendamping setia Kiai
Hasyim sendiri dalam keperluan publikasi. Maka, jelas sekali buku ini berisi
biografi yang nyata kebenarannya.
Melalui proses
panjang—wawancara—mengumpulkan data yang dibilang tak mudah, juga perenungan
khusuk yang lama, penulis akhirnya dapat mebuahkan karya tulis brilian ini.
Dengan perkembangan zaman yang modern, buku biografi Kiai Hayim ini bagaikan
lentera di malam yang gelap gulita.
Dengan keapikan
bahasa penulis, kita jadi mudah memahami semua yang dijelaskan Kiai Hasyim di
dalam buku ini. Kisahnya ditulis secara merunut, sehingga pembaca pun dapat
menikamati bukunya.
Umar bin
Khattab berkata, “Hendaklah kalian mendengar cerita-cerita tentang
orang-orang yang memiliki keutamaan, karena hal itu termasuk dari kemuliaan dan
padanya terdapat kedudukan dan kenikmatan bagi jiwa.” []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar