Sebab Mimpi Sama, 25
Orang Purwokerto Bai’at Tarekat Syatariyah
Di suatu desa di
Purwokerto, Jawa Tengah, masih banyak orang yang berlaku bejat. Ada yang suka
mabok, berjudi, dan pekerjaan maksiat lainnya. Pada suatu malam, 25 orang di
antara mereka bermimpi hal yang sama.
Dalam mimpinya,
seorang kiai ngendika kepada mereka, “Hei orang Purwokerto, naiklah kereta dari
Purwokerto. Turunlah di Mertapada. Dari situ, jalanlah ke arah utara sekian
meter dan mampir ke rumah yang menghadap ke utara.”
Pada suatu pagi,
mereka bertemu dan menceritakan mimpinya. Ternyata benar, mereka mimpi mereka
sama persis. Akhirnya mereka bersepakat untuk lekas mengikuti perintah mimpi
itu.
Sampai di rumah itu,
mereka tak mendapati seseorang yang mereka ingin temui. Mereka menanti kedatangan
seseorang yang mendatangi mereka pada mimpinya itu selama tiga hari.
KH Mustamid Abbas
mengabari 25 orang itu, bahwa kiai yang mereka ingin temui sedang berada di
Jakarta. Kiai Mustamid pun meminta mereka pulang, tetapi mereka enggan.
Namun, karena
penantian mereka tak kunjung hasil, maka mereka putuskan untuk kembali ke
desanya. Kiai Mustamid berjanji akan mengabari kiai yang mereka ingin temui itu
bahwa ada sekelompok orang dari salah satu desa di Purwokerto ingin bertemu.
Di desanya, mereka kembali
ke dalam penasaran mereka. Salah seorang di antaranya menemui ayahanda KH
Muhammad Ridwan Sururi, pengasuh Pondok Pesantren An-Nur, Kedung Banteng,
Purwokerto.
Ia bercerita tentang
mimpinya. Ayah Kiai Sururi terheran-heran, kok orang yang belum pernah bertemu
dan mengenal seseorang kiai, tetapi mengetahuinya dengan persis.
Akhirnya, pada suatu
hari, kiai yang mereka nanti itu datang menemui mereka di Purwokerto. 25 orang
itu dibai’atnya Tarekat Syatariyah. Kiai itu adalah KH Mustahdi Abbas, sesepuh
Pondok Buntet Pesantren pada saat itu. Ia juga merupakan mursyid Tarekat
Syatariyah.
*Diceritakan oleh
Pengasuh Pondok Pesantren KH Muhammad Ridwan Sururi saat memberikan mauidzah
hasanah pada Haul Almarhumin Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren, Sabtu
(7/4). []
(Syakir NF)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar