Aksara Arab Pegon di Kancah Internasional
Judul
Kitab
: “Arab Pegon: Khashaishuha wa Ishamatuha fi Tathwir Ta’lim al-Lughah
al-‘Arabiyyah bi Indonesia” (Tesis Berbahasa Arab)
Penulis
: Sahal Mahfudh bin Abdurrahman
Penerbit
: Sahadah Press
Jumlah
Halaman : 210
hlm
Cetakan
I
: 2018
Peresensi
: Siswanto
Arab Pegon merupakan aksara Arab yang
dipergunakan untuk menulis bahasa Jawa, Sunda, Madura, Indonesia, dan
bahasa-bahasa lain yang hidup di Nusantara. Aksara ini dinamakan pegon, karena
secara etimologis berasal dari kata bahasa Jawa “pégo”, yang memiliki makna:
“ora lumrah anggoné ngucapaké” (tidak lumrah diucapkan), “ngomong ora lancar”
(gagap), atau “ora pas suarané” (tidak pas suaranya).
Memang, aksara ini aneh dan lain daripada
yang lain. Dalam bentuk tulisan, Aksara Arab Pegon memang berbentuk huruf-huruf
Arab, namun bahasa yang menjadi isi adalah Jawa, Sunda, Madura, Indonesia dan
bahasa-bahasa daerah yang hidup di Indonesia. Karena itulah, aksara ini
dinamakan Arab Pegon.
Para ulama Nusantara dalam kitab-kitabnya,
ada yang menyebut Aksara Pegon dalam bahasa Arab sebagai al-Lughah al-Jawiyyah,
yang artinya bahasa Jawa. Ada yang menyebutnya dengan al-Lughah al-Jawiyah
al-Marikiyyah, yang artinya bahasa Jawa mriki (sini, bahasa Jawa). Ada
yang menyebut dengan al-Lughah al-Jawiyyah al-Kadieuiyyah, dari kata bahasa
Sunda kadieu” yang artinya kemari. Dan ada pula yang menyebutnya dengan
al-lughah al-jawiyyah al-mariiyyah, dari kata bahasa Indonesia mari.
Aksara Arab Pegon sedikit berbeda dengan
Tulisan Jawi yang berkembang di Malaysia, Arab Melayu Pattani yang berkembang
di kawasan muslim Pattani Thailand, Arab Melayu yang berkembang di Brunei dan
Singapura, dan tentunya sangat berbeda dengan tulisan Bahasa Arab
sendiri.
Dalam buku Arab Pegon: Khashaishuha wa
Ishamatuha fi Tathwir Ta’lim al-Lughah al-‘Arabiyyah bi Indonesia yang
merupakan hasil penelitian tesis karya Sahal Mahfudh bin Abdurrohman ini,
dijelaskan perbedaan dan persamaan antara Aksara Arab Pegon dengan tulisan jawi
dan aksara Arab. Kelebihan aksara Arab Pegon yang tidak dimiliki oleh tulisan
jawi, dan apalagi aksara Arab, adalah kekayaan dalam huruf vokal maupun
konsonan.
Sebagai contoh, di dalam aksara Pegon,
terdapat huruf konsonan ﭺ (c), ڤ (p), ڊ (d), ۑ (v), ڮ (g), طٜ (q), ڠ (z), yang tidak terdapat dalam aksara Arab. Jika ditelaah secara
mendalam, kemunculan Aksara Arab Pegon, tulisan jawi, Arab Melayu Patani dan
aksara-aksara lain yang sejenis, salah satunya dilatarbelakangi oleh karena
aksara Arab tidak mampu untuk mengakomodir bunyi-bunyi atau sistem fonologis
bahasa-bahasa non-Arab. Sehingga muncullah huruf-huruf modifikasi seperti ﭺ, ڤ, ڊ, ۑ, ڮ, طٜ,ڠ itu.
Dengan adanya huruf-huruf modifikasi dalam
aksara Arab Pegon, pada hakikatnya, aksara ini mampu menjadi pelengkap aksara
Arab atau huruf-huruf hijaiyyah ketika berinteraksi dengan sistem fonologis
bahasa yang tidak terdapat dalam sistem fonologis Arab.
Selain membahas tentang karakteristik aksara
Arab Pegon, yang diperbandingkan dengan Tulisan Jawi yang berlaku di Malaysia
dan aksara Arab, dalam buku ini juga dikupas tentang kontribusi riil aksara
Arab Pegon dalam pengembangan bahasa Arab di Indonesia. Aksara Pegon memiliki
kontribusi yang nyata dalam perkembangan dan pengembangan pembelajaran bahasa
Arab di Indonesia.
Kontribusi aksara Pegon ini terejawentahkan
dalam pelaksanaan pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren salaf, madrasah
diniyyah tradisional yang berada di bawah naungan LP Ma’arif Nahdlatul Ulama’,
serta di universitas berbasis pesantren yang ada di Indonesia.
Kontribusi riil aksara Pegon dalam
perkembangan dan pengembangan pembelajaran bahasa Arab di Indonesia adalah,
pertama, menjadi media untuk menulis teks-teks keagamaan. Kedua, menjadi media
untuk menerjemahkan kitab-kitab salaf. Ketiga, menjadi media untuk menulis
surat. Keempat, menjadi gerbang besar bagi masuknya kosakata Arab ke dalam
bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Kelima, menjadi media untuk mengembangkan
keterampilan membaca dan memahami teks. Keenam, menjadi media untuk mendalami tata
bahasa Arab yang meliputi Nahwu, Sharaf dan Balaghah. Ketujuh, menjadi media
untuk membantu para santri dan siswa dalam menghafalkan mufrodat bahasa Arab
dalam bentuk syi’ir.
Buku Arab Pegon: Khashaishuha wa Ishamatuha
fi Tathwir Ta’lim al-Lughah al-‘Arabiyyah bi Indonesia ini diikutkan dalam
Ma’radh Kutub ad-Duwali, pameran buku dan kitab terbesar di Sudan tahun ini,
bersama dengan 150 karya ulama Nusantara yang lain. Selain itu, buku ini juga
telah masuk di Perpustakaan Universiti Kebangsaan Malaysia. Hal ini tidak lain
adalah merupakan upaya untuk mengampanyekan aksara Arab Pegon yang merupakan
harta karun Islam Nusantara ini di kancah Internasional, sehingga identitas
Islam Nusantara semakin terkukuhkan di mata dunia. []
Assalamualaikum. Buku ini diperjual belikan umum gak ya? kalau iya kiranya bisa didapatkan dimana ya? terimakasih
BalasHapus