Secarik Nasihat Kiai
Subchi kepada Laskar Santri
KH Subchi Parakan,
Temanggung, Jawa Tengah dijuluki Kiai Bambu Runcing karena perannya memberikan
kekuatan lahir dan batin kepada para pasukan santri dan senjata tradisional
saat itu, bambu runcing.
Bila dibanding dengan
senjata penjajah, bambu runcing tidak ada apa-apanya. Namun, dengan sepuhan doa
dari Kiai Subchi (1855-1958), bambu runcing menjelma menjadi senjata
berkekuatan dahsyat.
Di lingkungan
masyarakat Parakan dan ulama Temanggung, Kiai Subchi dikenal sebagai sosok
ulama ‘alim, wara’, tawadhu, dermawan, dan memiliki jiwa nasionalisme tinggi.
Sikap terakhirnya itu yang membuat dirinya mempunyai semangat berlipat ketika
membantu laskar santri yang tergabung dalam Hizbullah dan Sabilillah.
Bukan hanya laskar
santri, saat itu Panglima Divisi V Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Kolonel
Soedirman juga ramai-ramai mendatangi Kiai Subchi di Parakan guna meminta doa
dan wejangan. Wejangan Kiai Subchi tidak hanya membangkitkan nasionalisme,
tetapi juga kesadaran akan kewajiban membela agama dari penjajah.
Wejangan (nasihat)
Kiai Subchi yang hingga kini masih terlintas di benak bekas tentara Hizbullah
dan Sabilillah maupun TKR dan laskar-laskar lainnya ialah:
“Luruskan niat untuk
mempertahankan agama, bangsa, dan tanah air. Ingat selalu kepada Allah SWT.
Jangan menyeleweng dari tujuan, apalagi berbuat maksiat. Dan kuatkan persatuan
kita. Jika hendak kembali pulang, beramai-ramailah membaca syahadat.” (Choirul
Anam, 1985)
Jiwa nasionalisme
Kiai Subchi tertanam sebagai komitmen bersama terhadap agama dan bangsa.
Komitmen kebangsaan ini juga dilakukan oleh para kiai di berbagai daerah yang
mempunyai tanggung jawab sosial membebaskan bangsa Indonesia dari
ketidakperikemanusiaan penjajah.
Komitmen ini terus
membuncah sehingga ketika proklamasi kemerdekaan RI, Kiai Subchi bersama para
ulama dan kaum muda Temanggung membentuk Laskar Barisan Muslimin Temanggung
(BMT) pada 27 November 1945. Tujuan utama BMT ini adalah untuk mempertahankan
kemerdekaan Republik Indonesia.
Juga karena terkenal
kealimannya, banyak pejuang kemerdekaan RI terutama dari Jawa Tengah dan Jawa
Timur untuk meminta berkah doa dan suwuk senjata mereka yang berupa bambu
runcing dan senjata lainnya kepada Kiai Subchi.
Ketika NU di resmikan
di Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926, Kiai Subchi dan para ulama Temanggung
lainnya memprakarsai berdirinya PCNU Temanggung dan beliau menjabat sebagai
Rais Syuriyah pertama.
Sebagaimana kesaksian
KH Saifuddin Zuhri, Kiai Subchi sangat menaruh perhatian besar terhadap
kaderisasi anak muda NU melalui Gerakan Pemuda Ansor. (Berangkat dari
Pesantren, LKiS, 2013)
Adapun doa yang
diucapkan oleh Kiai Subchi untuk menyepuh ribuan bambu runcing adalah sebagai
berikut (Choirul Anam, Pertumbuhan dan Perkembangan NU, 2010: 132):
Bismillahi
Ya hafidhu, Allahu
Akbar
Dengan nama Allah
Ya Tuhan Maha
Pelindung
Allah Maha Besar
[]
(Fathoni Ahmad)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar