Rasulullah,
Sayyidah Aisyah, dan Seorang Tetangga Yahudi
“Jika engkau memasak sayuran, maka perbanyak lah kuahnya. Lalu lihat lah tetangga-tetanggamu dan bagi lah masakanmu buat mereka,” kata Rasulullah dalam hadits riwayat Ad-Darimi.
Rasulullah tetap
menjalin hubungan baik dengan non-Muslim selama mereka tidak mengganggu dakwah
Islam. Rasulullah tetap berhubungan baik dengan mereka –dalam hal hubungan
sosial- meski beda keyakinan. Rasulullah juga tidak segan untuk menerima atau
memberikan sesuatu untuk mereka. Termasuk memberinya makanan.
Alkisah, suatu ketika
Aisyah memasak daging kambing untuk acara hajatan. Sesuai dengan anjuran hadits
di atas, Aisyah lantas membagikan masakannya yang sudah matang itu untuk para
tetangga dekatnya. Semula tidak ada yang salah. Aisyah membagikan makanannya
itu untuk tetangga-tetangganya dekatnya.
Namun Rasulullah yang
saat itu bersama Aisyah bertanya, apakah tetangganya yang bernama si A juga
sudah diberi makanan.
“Belum, dia itu
Yahudi dan saya tidak akan mengiriminya masakan,” kata Aisyah tegas,
sebagaimana dikutip dari buku Samudra Keteladanan Muhammad (Nurul H Maarif,
2017).
Mendengar jawaban
istrinya yang seperti itu, Rasulullah ‘menegurnya’. Ia tetap menyuruh Aisyah
untuk memberi makanan kepada tetangganya itu meski dia seorang Yahudi.
Rasulullah menekankan bahwa seorang Muslim tidak seharusnya memilih dan memilah
ketika hendak memberikan sesuatu kepada tetangganya berdasarkan agamanya.
Dalam sebuah hadits,
Rasulullah juga menegaskan bahwa orang yang beriman kepada Allah sudah
semestinya berbuat kepada tetangganya. Apapun agama, suku, atau ras tetangganya
itu. Bukan malah 'mendiskriminasinya' dengan tidak memberinya makanan,
sementara yang sesama agama diberi.
Tetangga memiliki
kedudukan yang tinggi di dalam Islam. Karena rumahnya yang dekat dengan rumah
kita maka tetangga lebih mengetahui segala tingkah polah kita, dibandingkan
keluarga sendiri yang tinggal berjauhan. Jika ada kesulitan, tentu mereka
duluan yang akan membantu.
Oleh karenanya,
mereka harus disayangi dan diperlakukan dengan baik. Begitu lah sikap
Rasulullah kepada tetangganya. Beliau telah memberikan teladan kepada kita agar
tidak mengabaikan tetangga berdasarkan agamanya ketika akan memberikan makanan
atau pun sesuatu yang lainnya. []
(A Muchlishon
Rochmat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar