Khutbah
Pertama Rasulullah
Rasulullah mulanya mendakwahkan Islam secara sembunyi-sembunyi. Beliau mengajak keluarga, kerabat, dan temannya untuk masuk Islam dari satu pintu ke pintu lainnya (door to door). Kejadian ini berlangsung beberapa saat. Kasak-kusuk tentang Rasulullah menerima risalah kenabian sudah terdengar ke sebagian masyarakat Makkah pada saat itu. Hingga kemudian datang perintah dari Allah agar Rasulullah menyerukan Islam secara terang-terangan.
Rasulullah kemudian
mengundang keluarganya dari Bani Hasyim dan Bani Muthalib untuk berkumpul di
suatu tempat. Rencananya, pada pertemuan itu Rasulullah hendak menyampaikan apa
yang diterimanya dari Allah. Tentang ajaran agama tauhid. Islam. Akan tetapi, salah
seorang paman Rasulullah, Abu Lahab, langsung menentangnya. Dalam pertemuan
tersebut, Abu Lahab malah meminta Rasulullah untuk menghentikan dakwahnya.
Setelah itu, kerumunan orang bubar. Begitu pun Rasulullah. Rasulullah yang
hendak menyampaikan dakwah pertamanya pun gagal.
Rasulullah tidak
patah arang. Ia mengundang lagi masyarakat Makkah untuk berkumpul di suatu
tempat beberapa saat setelah kejadian itu. Kali ini Rasulullah berhasil
menyampaikan khutbahnya. Dan ini menjadi khutbah pertamanya setelah menerima
risalah kenabian. Rasulullah memulai khutbah pertamanya dengan menyebut kalimat
tauhid: Tidak ada Tuhan selain Allah dan tidak ada sekutu baginya.
“Sesungguhnya seorang
pemimpin tidak mungkin membohongi keluarganya sendiri. Demi Allah yang tiada
Tuhan selain Dia. Sesungguhnya aku adalah utusan Allah (Rasulullah) yang datang
kepada kalian secara khusus dan kepada manusia secara umum,” kata Rasulullah
dalam kitab Al-Kamil karya Ibnu Al-Atsir, sebagaimana dikutip dari buku
Khotbah-khotbah Terakhir Rasulullah saw. (Ali Abdullah, 2015).
“Demi Allah, sungguh
kalian akan mati sebagaimana kalian tidur dan kalian akan dibangkitkan
sebagaimana kalian bangun tidur. Sungguh kalian akan dihisab terhadap apa yang
kalian lakukan. Sesungguhnya yang ada hanya surga yang abadi atau neraka yang
abadi,” lanjutnya.
Khutbah Rasulullah
tersebut membuat yang hadir saling bersautan untuk berkomentar. Abu Lahab tentu
saja yang paling keras menolaknya. Ia menilai bahwa apa yang disampaikan
Rasulullah tersebut adalah aib besar. Ia lantas meminta orang-orang yang hadir
dalam pertemuan itu untuk mencegah Rasulullah. “Ayo cegah dia sebelum orang
lain yang turun tangan mencegahnya,” teriak Abu Lahab.
Berbeda dengan Abu
Lahab, paman Rasulullah yang lainnya, Abu Thalib, berkomentar sebaliknya. Ia
merasa senang dengan nasihat dan pitutur yang disampaikan keponakannya itu.
Bahkan membenarkannya. Abu Thalib juga meminta Rasulullah untuk terus
mendakwahkan agama yang dibawanya itu. Tidak hanya itu, Abu Thalib juga siap
memberikan pembelaan dan perlindungan bagi Rasulullah.
Meski demikian, Abu
Thalib tidak lantas mengikuti agama yang dibawa Rasulullah. Dia masih keukeuh
dengan agama lamanya. Hanya saja dia tidak mempermasalahkan jika Rasulullah
menyebarkan risalah yang dibawanya itu.
Masyarakat yang hadir
ada yang menerima Islam. Tidak sedikit pula yang menolaknya. Mereka kemudian
membubarkan diri. Dan khutbah pertama Rasulullah di hadapan masyarakat Quraisy
di Makkah ini menjadi penanda bahwa dakwah Islam telah dilakukan secara terang-terangan.
[]
(A Muchlishon
Rochmat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar