Distingsi Pendidikan
Islam di Indonesia
Judul
: Kekhasan Pendidikan Islam
Editor
: A. Khoirul Anam
Penerbit
: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI
Tebal
: xxii + 433 halaman
Cetakan
: I, Desember 2015
Peresensi :
Fathoni Ahmad, Pengajar di STAINU Jakarta.
Sejarah membuktikan
bahwa tokoh-tokoh perjuangan lahir dari lembaga pendidikan Islam klasik yakni
pesantren. Sebut saja beberapa Pahlawan Nasional seperti KH Muhammad Hasyim
Asy’ari, KH Abdul Wahab Chasbullah, KH Abdul Wahid Hasyim, KH Zainul Arifin,
dan lain-lain. Tokoh-tokoh ulama tersebut tidak hanya menginspirasi kalangan
pesantren, tetapi juga memberikan spirit (ruh) perjuangan kepada para tokoh
nasional seperti Soekarno, Mohammad Hatta, Jenderal Soedirman, Bung Tomo, dan
lain sebagainya. Tokoh perjuangan dari kalangan nasionalis ini secara mantap
menjadikan ulama sebagai pelabuhan berpikir dan bertindak dalam melakukan
perjuangan kemerdekaan.
Prinsip kemerdekaan
berpikir dan kemandirian hidup menjadikan warga bangsa dan generasi yang lahir
dari pesantren mampu memberikan perubahan moral dan struktur sosial masyarakat,
sehingga bangsa Indonesia bisa merengkuh kemerdekaan dari kungkungan penjajah.
Berbagai transformasi pendidikan juga dilakukan lembaga pendidikan tertua di
Indonesia itu dengan mengadaptasi dan mengembangkan pendidikan sesuai dengan
semangat zaman dengan tetap teguh melestarikan tradisi dan budaya yang telah
menjadi jati diri bangsa.
Lembaga pendidikan
pesantren merupakan akar dari segala bentuk lembaga pendidikan yang muncul saat
ini. Transformasinya berupa madrasah di berbagai jenjang, dari madrasah diniyah
hingga Ma’had Aly. Bahkan untuk menginternalisasikan tradisi dan ruh pesantren,
perguruan tinggi juga membuka Ma’had al-Jami’a sebagai wadah melengkapi
pemahaman keagamaan ala pesantren yang dirasa kurang di dalam jatah waktu yang
telah ditentukan perguruan tinggi.
Transformasi
pendidikan Islam tak usang di makan zaman, bahkan mereka mampu menyesuaikan
diri dengan baik untuk mengembangkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan, baik
umum, praktis, maupun keagamaan. Transformasi inilah yang memberi dampak
positif dengan munculnya berbagai kekhasan (distingsi) yang melingkupi lembaga
pendidikan Islam, baik madrasah, pesantren, dan perguruan tinggi Islam.
Kekhasan pendidikan
Islam dari berbagai lembaga pendidikan di berbagai daerah di Indonesia dalam
buku ini memberikan penjelasan dan uraian apik untuk memberikan informasi dan
data sehingga bisa memberikan inspirasi untuk lembaga pendidikan secara umum.
Kekhasan yang dipaparkan dalam buku setebal 433 halaman ini meliputi berbagai
aspek, baik program pendidikan, kurikulum yang diterapkan, maupun inovasi guru
sehingga menciptakan lembaga pendidikan Islam berkualitas.
Awalnya,
tulisan-tulisan panjang tentang berbagai kekhasan lembaga pendidikan Islam
dalam buku ini diterbitkan di Situs Resmi Nahdlatul Ulama, NU Online. Dengan
menggandeng Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, akhirnya
tulisan-tulisan tersebut dapat dibukukan dengan tujuan agar lebih luas lagi
dalam menginspirasi masyarakat dan stakeholder pendidikan Islam.
Buku ini terbagi
dalam beberapa bagian, meliputi pesantren, madrasah, dan perguruan tinggi
Islam. Dalam buku yang diterbitkan oleh Ditjen Pendis Kemenag RI ini dipaparkan
kekhasan dari 44 pesantren, 42 madrasah (ibtidaiyah, tsanawiyah, dan aliyah),
serta 6 perguruan tinggi Islam.
Selain berbagai
inovasi keilmuan yang dikembangkan, lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut
juga memberikan inspirasi moral maupun material yang dikembangkan dalam
pembelajaran. Di titik inilah sifat populis lembaga pendidikan Islam patut
diapresiasi karena telah banyak memberikan kesempatan yang luas bagi masyarakat
yang kurang mampu untuk mengakses pendidikan bagi anak-anaknya.
Penulisan dalam buku
ini tidak hanya menggunakan pendekatan penggalian inovasi dan prestasi, tetapi
juga pendekatan populis seperti yang telah dijelaskan di atas. Artinya, lembaga
pendidikan Islam yang dihadapkan dengan kemajuan zaman yang begitu deras
memberikan konsekuensi untuk selalu berinovasi sehingga mewujudkan prestasi.
Namun demikian, beberapa lembaga dan guru pendidikan Islam yang tetap teguh
dengan sikap populisnya perlu menjadi satu-kesatuan sebagai sebuah inovasi moral.
Hal ini penting agar pendidikan dapat diakses oleh masyarakat yang kurang
mampu.
Inovasi moral dalam
bentuk sikap populis maupun perjuangan tanpa pamrih dari para guru maupun
lembaga pendidikan Islam perlu mendapat perhatian penuh dari pemerintah. Karena
walau bagaimana pun, mereka turut berjuang dalam mencerdaskan generasi bangsa.
Di titik inilah sikap dan perhatian pemerintah yang sering hanya tertuju pada
lembaga pendidikan yang sudah mapan perlu menjadi renungan bersama. Bahkan
generasi emas dan berakhlak mulia sering muncul dari basis pendidikan dengan
motivasi murni hanya berjuang demi mencerdaskan generasi bangsa. Inilah yang
patut menjadi perhatian pemerintah sebab kerap kali guru (ngaji) maupun sekolah
secara kelembagaan (biasanya madrasah diniyah dan pesantren) merasa kasihan
menarik iuran dari siswa dan santri.
Namun demikian,
berbagai inovasi yang dikembangkan oleh lembaga pendidikan Islam tidak
meninggalkan tantangan ideologi yang berkembang di dunia Islam, seperti paham
radikal yang gencar menyasar para generasi muda di lembaga pendidikan. Potret
pendidikan Islam yang sebagian terwujud sebagai sebuah kekhasan yang diuraikan
dalam buku ini patut diapresiasi. Sebab lembaga pendidikan Islam, khususnya
pesantren telah mengajarkan cara beragama yang toleran (tasamuh), moderat
(tawasuth), dan berkeseimbangan (tawazun) yang membentuk karakter khas Islam di
Indonesia yang kemudian populer dengan nama “Islam Nusantara”.
Model pendidikan
Islam yang damai tanpa kekerasan, mengejarkan keteladanan sosial dan moral
maupun spiritual, toleran, mengenal satu sama lain, dan menghargai perbedaan
telah memberikan sumbangan besar dalam pembentukan karkater khas Islam dan
bangsa Indonesia. Inilah yang disebut inovasi moral yang semakin komprehensif
dengan inovasi material (penelitian praktis) yang mewujudkan kekhasan
pendidikan Islam.
Potret kekhasan
lembaga pendidikan Islam dalam buku ini tentu belum menggambarkan seluruh
lembaga pendidikan Islam yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun demikian,
profil inspiratif berbagai lembaga pendidikan Islam dan guru dalam buku ini
hendaknya bisa menjadi referensi produktif untuk mengembangkan pendidikan Islam
menjadi lebih berkualitas dalam rangka mencetak generasi emas dan berakhlak
mulia.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar