Kondisi Islam Akhir Zaman
Akan datang kepada manusia suatu waktu yang
mana perhatian utama mereka terletak pada kepentingan perutnya, kebanggaan
mereka adalah harta-bendanya, qiblatnya adalah para wanitanya dan agama mereka
adalah uang-uangnya (dirham dandinar). Mereka itulah makhluk yang paling buruk
yang tidak ada tempat di sisi-Nya. (HR. As-Sulami).
ان
الحمد لله الذى أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله. أرسله بشيرا
ونذيرا وداعيا الى الله باذنه وسراجا منيرا. أشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك
له. شهادة اعدها للقائه ذخرأ. واشهد ان محمدا عبده و رسوله. ارفع البرية قدرا.
اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى أله وأصحابه وسلم تسليما كثيرا. أما بعد.
فياأيها الناس اتقوالله حق تقاته ولاتموتن الا وأنتم مسلمون.
Ma’asyiral muslimin Rahimakumullah
Marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah swt, marilah kita kurangi secara perlahan beberapa kebiasaan-kebiasaan buruk kita dan kita tambahi amal saleh yang biasa telah kita lakukan. Semoga yang demikian ini dapat menyelamatkan kita dan agama Islam ini dari kerusakan yang selalu mengancam di sekitar kita.
Jama’ah jum’ah yang dirahmati Allah
Dalam khutbah kali ini, khatib hendak mengajak kita semua untuk berangan-angan dengan beberapa hadits Rasulullah saw yang terasa sangat kontekstual sekali dibicarakan saat ini. Khususnya di Indonesia dan kota-kota besarnya yang tersebar dari ujung Merauke hingga pulau rote.
Sebuah hadits rasulullah saw berbunyi:
يأتى
على الناس زمان همتهم بطونهم وشرفهم متاعهم وقبلتهم نساءهم ودينهم دراهيمهم
ودنانيرهم أولئك شر الخلق لا خلاق لهم عند الله (رواه السلمى عن على رضي الله عنه)
Akan datang kepada manusia suatu waktu yang
mana perhatian utama mereka terletak pada kepentingan perutnya, kebanggaan
mereka adalah harta-bendanya, qiblatnya adalah para wanitanya dan agama mereka
adalah uang-uangnya (dirham dandinar). Mereka itulah makhluk yang paling buruk
yang tidak ada tempat di sisi-Nya.
Bagaimanakah saudara-saudara kita memahami
hadits tersebut. adakah yang kurang memahaminya? Saya rasa inilah saatnya kita
meraba diri kita sendiri. Mengukur hati kecil kita, apakah benar praduga
Rasulullah saw itu kini telah terjadi.
Saya rasa benar apa yang dikatakan Rasulullah
saw itu di masa globalisasi ini seolah tidak ada orang yang tidak mementingkan
urusan perutnya menjadi yang utama. Bagaimana pekerjaan hanya menjadi tujuan
untuk menumpuk harta benda guna menjaga stabilitas urusan perut semata. Kalau
perlu kebutuhan itu dipersiapkan jauh-jauh masa.
Perhatikan wahai saudara-saudara bagaimana
Allah swt mencipta manusia dengan diperlengkapi sepasang tangannya. Tangan
sebagai alat untuk menyimpan dan menyembunyikan berbagai bahan makanan demi
kepuasa di masa depan. Hanya manusia yang memahami hal ini. Hanya manusia yang
mengerti cara menabung dan menyelamatkan aset kebutuhan masa yang akan datang.
Hanya manusia yang memiliki kekhawatiran mengenai rizqi esok hari. Takut kalau
tidak kebagian, takut kalau tidak mendapatkan.
Hal ini sungguh berbeda dengan kambing
ataupun ayam dan juga makhluk lainnya yang tidak dipersenjatai dengan tangan.
Mereka makan untuk saat itu saja, tidak perlu memikirkan masa depan apa lagi
menumpuk kebutuhan pangan. Sebanyak apapun padi yang ada disawah, burung itu
hanya akan makan seperlunya saja. Burung itu tidak akan terbang sambil membawa
tas plastic guna persediaan esok harri. Mereka cuma makan dengan paruh yang
ada. Begitu juga dengan kambing, sebanyak apapun rumput yang tersedia di
pandang ilalang, kambing hanya makan yang ada di depan. Mereka tidak pernah
memikirkan bagaimana caranya membawa pulang rumput untuk anak, istri di
rumahnya apalagi terpikirkan untuk esok hari. Mereka hanya makan seperlunya dengan
mulut yang dimilikinya.
Hadirin yang dirahmati Allah
Setelah keperluan perut terpenuhi selanjutnya, manusia akan terpeikirkan bagaimana menjaga gengsi dengan kekayaan yang berlimpah. Rumah mewah, kendaraan elit dan wanita cantik, menjadi perhiasan istemewa. Kemudian yang lebih parah dari itu adalah bagaimana gama telah diselengkan tidak sebagai panduan iman tetapi perhiasan identitas semata. Islam menjadi tredmark tanpa subtansi, karena agama mereka teleh bergeser kepada uang dan uang. Maka tidak salah jika sila pertama dari pancasila yang dulunya berbunyi ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’ berubah menjadi ‘Keuangan Yang Maha Kuasa’.
Jika telah demikian keadaannya maka umat
Islam telah menuju pada satu titik lemah yang membahayakan, karena minimnya
kesadaran ber-Islam yang benar dan sungguh-sungguh. Semua perilaku peribadatan
dihitung dengan untung rugi, semuanya dikalkulasi layaknya ilmu ekonomi. Pada
saat ini orang islam jauh lebih ketakutan kehilangan uang dari pada agama,
lebih senang hidup berpoya dan sangat takut kematian, padahal mereka tahu bahwa
kematian pasti akan datang. Kegilaan kepada dunia inilah yang menurunkan
kwalitas iman manusia dan menggiringnya menuju kehancuran Islam sendiri,
sebagaimana sabda Rasulullah saw:
يوشك
أن تتداعى عليكم الأمم كما تداعى الأكلة على قصعتها, قيل أ من قلة نحن يومئذ؟ قال:
لا بل أنتم كثير ولكنكم غثاء كغثاء السيل ولينزعن الله من صدور عدوكم المهابة
وليقذفن فى قلوبكم الوهن, قيل: وما الوهن؟ قال حب الدنيا وكراهية الموت
Akan datang suatu masa dimana bangsa
mengeroyok kalia seperti orang rakus merebutkan makanan di atas meja, ditayakan
(kepada Rasulullah saw) apakah karena saat itu jumlah kita sedikit? Jawab
Rasulullah saw: tidak, bahkan kamu saat itu adalah mayoritas, tetapi kamu
seperti buih di atas permukaan banjir, hanya mengikuti kemana arah arus
mengalir. Sungguh pada saat itu Allah telah mencabut rasa takut dari dada
musuh-musuh kamu, dan mencampakkan di dalam hatimu al-wahn. Ditanyakan kemudian
kepada Rasulullah saw apakah wahn itu? Rasul menjawab al-wahn adalah cinta
dunia dan benci mati.
Jama’ah jum’ah yang berbahagia
Jelas dalam hadits itu Rasulullah saw menyebutkan bahwa keberadaan orang Islam saat itu sungguh banyaknya, diibaratkan bagaikan buih di lautan. Namun demikian, di balik jumlah yang begitu besar Allah telah mencabut rasa takut dari musuh-musuh kita. mereka hanya mentertawakan kita, karena kondisi kita tidak berdaya seperti hidangan di atas meja yang siap disantap.
Bagaimana bisa demikian? Sekali lagi karena
orang muslim kala itu ibarat buih dilautan terombang-ambing tanpa pedoman. Mari
kita lihat bersama dimana kelemahan kita. Jawabnya terletak dalam hadits
sebelumnya yang diatas. Ketika dunia dan harta menguasai hati umat Islam.
keinginan untuk menjadi kaya dan konsumerisme yang tinggi.
Hal ini dalam dunia ekonomi sama artinya kita
berkata umat muslim dengan cintanya pada harta dan senangnya berfoya-foya.
Rajinnya keluar-masuk pasar dan mall menunjukkan konsumerisme yang tinggi. Umat
muslim yang jumlahnya amat banyak seperti buih di lautan hanya menjadi konsumen
yang selalu melahap apapun yang dijual oleh produsennya. Tidak hanya sekedar
konsumen material tapi juga konsumen cultural.
Umat Islam telah menjadi pelanggan berbagai
produk, tanpa mampu menjadi produsen. Hanya menjadi pembeli tidak pernah
menjadi penjual. Umat muslim yang banyak itu hanya bisa menentukan pilihan dan
tidak mampu menentukan harga. Saat inilah musuh-musuh kita, hanya akan
menertawakan kita. mereka pikir apapun yang mereka jual kepada umat muslim
pasti akan laku. Karena umat Islam sudah jauh dari pegangan hidup, tidak kenal
lagi zuhud yang ada adalah gengsi dan gengsi.
Marilah kita cermati, apa yang tidak laku di
Indonesia. Blackberry, 3G, Android, I Pad, I Phone dan apalagi sekedar Hand
Phone. Di luar negeri umumnya orang itu mempunyai HP hanya satu, tapi di
sekitar kita umat muslim Indonesia, orang mempunyai HP lebih dari satu.
Demikian juga dengan mobil dan rumah. Semakin kaya seseorang semakin berlipat
pula barang yang dimilikinya. Kepemilikan kini tidak lagi berdasar pada
kebutuhan tapi pada kesenangan dan nilai gengsi yang tinggi.
Lantas bagaimanakah seharusnya hidup ini?
Apakah akan kita biarkan zaman yang terus bergerak menuju kehancuran umat
Islam? Insyaallah dengan niatan yang teguh, marilah kita belajar hidup dengan
sederhana. Menjadi muslim yang sederhana, berfikir yang sederhana dan bertindak
yang sederhana. Janganlah terlalu tergiur dengan dunia. Semampu tenaga memagari
diri dengan menahan nafsu. Ingatlah firman Allah swt:
فلاتغرنكم
الحياة الدنيا ولايغرنكم بالله الغرور
Janganlah sekali-kali hidup di dunia ini
memperdayakanmu dan jangan pula syaitan memperdayakan kamu dalam manta’ati
Allah.
Ma’asyiral muslimin Rahimakumullah
Demikianlah khutbah kali ini marilah kita kembali belajar menjadi seorang sederhana, yang bertindak sederhana, berfikir sederhana. Ya Tuhan kami janganlah Kau condongkan (sesatkan) hati kami setelah Kau beri petunjuk kepada kami, berikanlah rahmat kepada kami, sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi.
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا
ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ
تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًااَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَىوَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ
اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ
اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ
اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ
الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ
وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ
عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى
اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ
لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ
ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar