Jangan Penuhi Hati Dengan
Dunia
Syeikh Abdul Qadir Al-Jilany - 19 Ramadhan
tahun 545H di pesantrennya. Anak-anak sekalian, aku melihat aktivitasmu
bukanlah upaya untuk muroqobah kepada Allah Azza wa-Jalla, yang senantiasa
takut kepadaNya, tetapi lebih merupakanhubungan kaum jahat dan kehancuran,
hubungan yang memisahkan diri dari para wali dan para sufi. Hatimu kosong dari
Allah Azza wa-Jalla, dan anda penuhi dengan kesenangan dunia, pendukungnya dan
benteng-bentengnya. Ingatlah bahwa rasa takut kepada Allah Azza wa-Jalla
itu merupakan muatan yang menjaga hati dan menerangi qalbu, penjelas dan penafsir.
Bila anda terus demikian, maka anda telah berpijak pada keselamatan dunia dan
akhirat. Bila anda ingat mati, akan sedikit sekali rasa senangmu pada dunia,
dan anda lebih banyak menghindari dunia. Siapa yang akhirnya adalah maut,
bagaimana bisa gembira dengan suatu hal?
Nabi Saw bersabda: “Setiap pejalan selalu ada
tujuan, sedangkan tujuan setiap yang hidup adalah mati.” (Takhrij Ibnu
Mubarak).
Akhir setiap kegelisahan, kegembiraan,
kekayaan, kefakiran, kesulitan, kemudahan, sakit dan lapar, adalah mati. Siapa
yang mati, maka tegaklah kiamatnya, yang jauh menjadi sangat dekat dalam
haknya. Semua yang ada pada dirimu sangat membingungkan. Menyingkirlah dari apa
yang ada padamu itu dengan segenap hati, batin, dan rahasia batinmu.
Dunia ini ada batas tertentu, dan kehidupanmu
di akhirat tiada terbatas. Seriuslah dirimu agar hidupmu penuh dengan ketaatan.
Bila anda telah berbuat demikian, seluruh dirimu hanya untuk Tuhanmu Azza
wa-Jalla.
Maksiat itu adah eksistensi nafsu, dan taat
itu adalah hilangnya nafsu. Raihan-raihan nafsu syahwat muncul dari nafsu,
sedangkan mencegahnya adalah hilangnya nafsu tadi. Cegahlah kesenangan
syahwatmu dan jangan mencarinya, kecuali berselaras dengan kepastian Allah Azza
wa-Jalla, bukan berselaras dengan pilihan seleramu. Raihlah kesenangan nafsu
dengan tangan zuhud secara paksa, maka tangan zuhud akan menggerakkanmu, dan
kesenangan menyampaikan pada nafsu.
Zuhud itu harus ada sebelum anda tahu kondisi
diri nafsu anda. Zuhud berada di tengah gelap, sedangkan pencarian dan kesenangan
terang itu sendiri adalah gelap. Jika anda bisa keluar, anda benar-benar
melihat terang. Kekuasaan itu adalah gelap, tetapi berpaku di hadapan Sang
Empunya Kuasa adalah terang itu sendiri.
Awal perkara hidupmu adalah gelap, bila
ketersingkapan hati dari Allah Azza wa-Jalla tiba dan anda berada di
hadapanNya, maka perkara hidup anda jadi terang. Bila cahaya rembulan ma’rifat
datang terbukalah kegelapan Lailatul Qadar. Bila matahari ilmu pengetahuan pada
Allah Azza wa-Jalla terbit, hilanglah kepastian-kepastian darimu dan sirna
kegelapan total, maka akan jelas padamu apa dayamu dan mana yang jauh
darimu, jelas pula yang yang dilematik dan problematik sebelumnya.
Lalu jelaslah perbedaan antara yang kotor dan
yang bersih, apa yang ada dari Allah Azza wa-Jalla dan yang darimu
sendiri. Anda bisa membedakan mana kehendak makhluk dan mana kehendak
Allah Azza wa-Jalla. Anda pun melihat mana pintu makhluk dan mana Pintu
Allah Azza wa-Jalla, anda akan melihat sesuatu yang tak pernah dilihat mata,
tak pernah terdengar telinga dan tak pernah terlintas di hati.
Hatimu akan mengkonsumsi makanan Musyahadah,
dan meminum minuman kemesraan, dan memakai pakaian penerimaanNya, kemudian
dikembalikan kepada Allah demi kemashlahatan makhluk, mengembalikan mereka dari
kesesatan mereka dan hijrahnya mereka dari Tuhannya Azza wa-Jalla, kemaksiatan
mereka, lalu dikembalikan pada kekokohan benteng, penjagaan abadi dan
keselamatan selamanya.
Hai orang yang tidak memahami dan tidak
percaya hal ini, anda terlalu kerkutan pada kulitnya tanpa isinya, kulit kasar
kering hanyalah layak bagi api neraka, kecuali anda tobat, beriman dan
membenarkan.
Bila anda bertobat! Beriman dan membenarkan,
maka dalam masa mudamu anda dapatkan kebaikan, keselamatan dan kemanisan. Bila
anda tidak berbuat, anda dapatkan di dalamnya kaca yang bakal membelah lisanmu,
permainanmu dan hatimu. Terimalah kata-kataku, aku sangat peduli padamu,
kemarilah, jangan memusuhi aku, karena tak ada kebencian antara diriku dengan
dirimu. Karena akulah tempat sujud bagi sholatmu, dan untuk membuang najismu
dan kotoranmu, aku hadapkan kamu pada jalan, aku siapkan makan dan minuman, dan
aku lakukan ini untukmu, tanpa minta sedikitpun imbalan darimu. Kesenanganku
adalah khidmah sebagaimana para penempuh menuju Allah Azza wa-Jalla. Bila
pencarianmu benar kepada Allah Azza wa-Jalla, maka segalanya akan ditundukkan
padamu. Karena bila tujuan hamba dan pencariannya hanya bagi Allah Azza
wa-Jalla, segalanya akan ditundukkan padanya.
Anak-anak sekalian, jadilah dirimu orang yang
menasehati dirimu. Jangan mencari kebutuhan padaku dan selain aku. Nasehati
lahir dan batinmu. Nasehati dirimu dengan terus menerus mengingat mati dan
memutuskan hubungan dari faktor dunia. Bergantunglah kepada Tuhan semesta, Sang
Maha Budi yang Agung dan Maha Tahu.
Bergelayutlah pada tali rahmatNya dan rasa
kasihNya, lalu jangan sibuk pada yang lainNya, karena akan menjadi hijab bagimu
terhadapNya. Sungguh yang membahagiakan aku bila anda menerimaku dan menjadi
sedih diriku bila tidak mau menerimaku. Karena orang beriman itu mendekat
padaku, sedangkan orang munafik menjauh dariku.
Hai orang-orang munafik, aku senantiasa
berserasi dengan Allah Azza wa-Jalla dalam hal kemarahanNya pada kalian. Dia
benar-benar menjadikan nyala api neraka padaku untuk membakar kalian. Namun
bila kalian menerima dan bertobat, aku tidak akan berbuat apa-apa. Dan jika
anda sabar atas ucapanku yang kasar, aku jadikan api itu dingin dan sejuk nan
damai.
Sungguh celaka kalian ini? Bagaimana taatmu
hanya pada lahiriyah, sementara maksiatmu memenuhi batinmu. Dalam waktu dekat
anda akan dijemput maut dan derita, lalu dipenjara dalam penjara neraka Allah
Azza wa-Jalla. Dan anda wahai orang-orang yang sangat membatasi amal ibadah,
apa yang anda miliki? Kalian malah rela dengan kebatilan, siang dan malam, lalu
anda menginginkan anugerah dari sisi Allah dengan cara yang singkat?
Bersegeralah untuk melakukan aktivitas amaliah, berarti kalian telah
mengembalikan dirimu. Setiap yang masuk selalu bingung, dan yang lain sedang
membersihkan kotoran.
Bila anda bertobat haruslah dari awal hingga
akhir. Hai orang-orang yang membandel untuk berbakti pada Tuhannya. Wahai orang
yang merasa cukup dengan pikiran-pikirannya, dan menolak pandangan para
Sufi, para Nabi, para Rasul dan orang-orang shalih. Wahai orang yang berpegang
pada makhluk, bukan pada Allah Azza wa-Jalla, dengarkan sabda Nabi Saw.:
“Terlaknat, terkutuk, orang yang
keteguhannya justru pada makhluk yang sama dengannya.”
Janganlah anda memburu dunia, juga jangan
membenci sesuatu dari dunia, karena hal demikian bisa merusak hatimu
sebagaimana madu dirusak oleh cuka.
Celaka! Anda menggabungkan cinta dunia dengan
kesombongan, dua-duanya adalah perilaku yang tidak membuat orang bahagia
selamanya, jika orang itu tidak mau taubat dari dua hal itu.
Jadilah orang yang berakal sehat, siapa dirimu,
apa dirimu, dari apa anda dicipta, untuk apa anda dicipta? Jangan
sombong, karena tidak ada yang sombong kecuali orang bodoh pada Allah
Azza wa-Jalla, RasulNya dan orang-orang saleh. Hai orang yang sempit akalnya,
anda mencari keluhuran dengan kesombongan, kalian pasti akan terbalik. Karena
Sang Nabi saw, bersabda:
“Siapa yang rendah hati kepada Allah, maka
Allah Azza wa-Jalla akan meninggikan derajatnya, dan siapa yang sombong Allah
akan merendahkan derajatnya.” (HR. Imam Ahmad). []
KH. M. Luqman Hakim, Ph.D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar