Ani Kristiani
Yudhoyono, Presiden RI 2014-2019
Oleh: Adhie M
Massardi
Sabtu, 26 Mei 2012 ,
14:22:00 WIB
KRISTIANI Herrawati
Susilo Bambang Yudhoyono alias Ani Yudhoyono alias Ibu Negara, sudah hampir
bisa dipastikan bakal jadi Presiden RI ke-7, menggantikan Susilo Bambang
Yudhoyono, suaminya.
Bagi Partai Demokrat,
yang mengendalikan kekuasaan di negeri ini sejak 2004, mempresidenkan istri presiden
memang soal gampang, segampang membalik telapak tangan. Mereka sudah
membuktikannya pada pemilu 2009. Tanpa kerja keras, dengan mudah mengalikan
kemenangan dalam pemilu 2004 jadi tiga kali lipat: dari 7% jadi 21%.
Pada pemilu 2014
nanti, tentu jadi jauh lebih mudah bagi partai yang banyak uang dan sangat
berkuasa ini untuk menambah perolehan suara minimal setengah porsi dari hasil
pemilu lalu, menjadi 30-an persen.
Maka dengan kebijakan
populis sang suami yang presiden, misalnya menggelontorkan lagi BLT (bantuan
langsung tunai), ditambah dengan rekening partai dan para petingginya yang
sudah gendut, rasanya tinggal melangkah saja bagi Ani Kristiani Herrawati, sang
kandidat, untuk memenangi pilpres 2014.
Kalau sudah begini,
bangsa Indonesia akan memiliki kebanggaan seperti rakyat Argentina. Punya
presiden istri (bekas) presiden. Apalagi namanya juga mirip. Bila di Argentina
Cristina de Kirchner, di sini Kristina Yudhoyono. Sama-sama Kristina, cuma beda
pemakaian huruf awal dan akhir saja.
Sejarah lembaga
kepresidenan kita juga akan menjadi paling lengkap. Selain pernah punya
presiden anak presiden (Megawati putri Presiden Soekarno), kini punya presiden
istri presiden (Yudhoyono), karena saat terpilih jadi presiden (2014) suaminya
kan masih (insya Allah) presiden.
Bagi orang-orang
Partai Demokrat, persoalannya kini tinggal bagaimana menetapkan nama sang
presiden 2014-2019 itu. Mau tetap Ani Yudhoyono, atau bikin versi baru agar
lebih menginternasional? Sehingga bunyinya menjadi Presiden Kristiani
Yudhoyono, atau Presiden Kristiani Herrawati Yudhoyono, atau mau disingkat
jadi: Presiden RI KH Yudhoyono?
Untuk soal lain,
orang Partai Demokrat rasanya tidak perlu bingung. Memang, Bos Besar Partai
Demokrat (Susilo BY), pada Presidential Lecture dalam Young Leaders Forum (9
Juni 2011) yang dihadiri anggota Hipmi di hotel Ritz Carlton Pacific Place,
Jakarta, pernah bilang begini:
“Nama saya SBY.
Jabatan saya Presiden Republik Indonesia ke-6 hasil pemilu 2004 dan pemilu
2009. Saya bukan capres tahun 2014. Istri, saya ulangi, istri dan anak-anak
saya juga tidak akan mencalonkan menjadi presiden 2014. Saat ini saya juga
tidak mempersiapkan siapa-siapa untuk menjadi capres 2014. Biarlah rakyat dan
demokrasi yang berbicara pada tahun 2014 mendatang. Setiap orang memiliki hak
dan peluang untuk running for RI-1…”
Kalau ada orang
mempersoalkan pernyataan itu, dan menuduh orang-orang Partai Demokrat telah
menjilat ludah Ketua Dewan Pembina, jawab saja begini: “Bos Besar kami penganut
paham demokrasi sejati. Oleh sebab itu, Bos Besar bakal tunduk pada kehendak
rakyat. Jadi kalau rakyat menghendaki istrinya, Bu Ani untuk memimpin negeri
ini, insya Allah Bos Besar akan ikhlas…!”
Kalau ditanya soal
apakah Ibu Ani Kristiani mampu jadi presiden? Bilang saja: “Bagi Bu Ani itu
soal kecil…!”
Saya percaya, bagi Bu
Ani jadi presiden RI itu memang soal kecil. Beliau kan sudah bertahun-tahun
mendampingi suaminya yang presiden. Dalam hatinya, niscaya Bu Ani berkata,
“Kalau jadi presiden RI kerjaannya begini doang sih: Kecil…!” [***]
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar