Rahasia Bilangan dalam
Shalat
Muhammad Ali at-Tirmidzi mengatakan bahwa
shalat adalah tiang agama. Shalat merupakan perkara yang pertama kali
difardhukan oleh Allah swt. kepada kaum muslimin.
Begitu pentingnya posisi shalat dalam Islam,
sehingga pemaknaan atasnya tidak pernah habis. Seperti yang diungkapkan oleh
Syaikh Nawawi al-Bantani mengenai rahasia bilangan dalam shalat.
Dalam kitabnya Syarah Sulamul Munajah
menjelaskan adanya rahasia dibalik angka-angka dalam shalat. Lima waktu yang
diwajibkan oleh Allah swt. kepada muslim menunjukkan rasa syukur atas nikmat
yang diberikan-Nya atas lima indera perasa ‘panca indra’ sekaligus merupakan
upaya menutup berbagai keburukannya.
Oleh karena itu dua rakaat shalat shubuh
merupakan panjatan rasa syukur atas kedua bibr yang terdapat dalam indera
pengecap (mulut). Karena hanya dengan keduanyalah kita bisa merasai segala hal
yang bersifat halus maupun kasar.
Sedangkan empat rakaat shalat dhuhur menunjuk
pada rasa syukur kita atas indera penciuman (hidung) yang dapat mencium
berbagai bau dari empat arah. Dengan demikian empat rakaat dhuhur sekalijgus
dapat dijadikan sebagai semangat menutup keburukan yang datang dai empat arah
itu juga.
Empat rakaat shalat ashar merupakan apresiasi
manusia rasa syukur atas indera pendengaran (telinga) yang dapat menerima
berbagai jenis suara dari empat arah. Adapun tiga raka’at maghrib menunjukkan
rasa syukur manusia atas kemampuan melihat yang datang dari tiga arah; depan,
kanan dan kiri. Sedangkan penglihatan kearah belakang tidak mungkin bisa.
Adapaun empat rakaat shalat isya’ merujuk
pada rasa syukur manusia atas nikmat atas empat macam rasa; dingin, panas,
pahit dan manis Demikianlah rahasia angka yang berhubungan dengan rakaat
shalat. []
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar