Berwirausaha dengan Tuhan Yang Maha Kaya
Senin, 03/12/2012 08:49
Judul
: Tijaratan Lan Tabur Perniagaan Tiada Rugi
Penulis
: Haji Lalu
Ibrohimi M.T.
Penerbit
: LKiS Pustaka Pesantren
Cetakan
: I, Oktober 2012
Tebal
: 212 Halaman: 12x18 cm
ISBN
: 13: 978-602-8995-12-2
Peresensi
: Junaidi*
“Manusia tempat salah dan lupa”. Dari kalimat tersebut sudah jelas bahwa manusia merupakan makhluk yang lemah dan tidak memiliki kemampuan apa-apa di kala menghadapi keadan yang demikian. Namun meski kita sebagai manusia yang memiliki kelemahan juga memiliki kelebihan yang makhluk lain seperti malaikat tidak memilikinya, akal dan nafsu. Maka dari itulah sebagai manusia yang memiliki akal harus mampu mengendalikan nafsu yang selalu mengarah pada hal-hal yang keji. Beda dengan malaikat yang hanya memiliki akal dan tidak memiliki nafsu. Memang terkadang akal dan nafsu sering berlawanan. Kadang akal yang menang, kadang pula nafsu yang menang.
Dalam berbuat kebaikan biasanya yang paling dominan adalah nafsu yang didahulukan. Sehingga perasaan untuk melakukan kebaikan selalu gagal jika nafsu yang sering mendominasi akal. Namun, jika manusia sadar dengan kabiakan itu, maka nafsu akan terkalahkan. Tentunya kita harus menggunakan akal untuk berpikir lebih kritis menghadapi nafsu yang selalu menguasai berbagai situasi dan kondisi.
Selain itu pula untuk lebih mendominasikan akal daripada nafsu kita harus memperbanyak mendapat nasehat sebagai penggugah jiwa agar selalu untuk melakukan kebaikan untuk sesama. Nasehat dan penyadaran diri ini bisa kita dapatkan dari orang-orang yang ahli dalam memberikan fatwa dan siraman-siraman jiwa agar menyadari bahwa kita sebagai manusia harus saling berbuat kabaikan.
Memang sangat banyak hal-hal yang bisa mendominasikan akal daripada nafsu selain nasehat-nasehat dari ulama’ dan ahli nasehat jiwa. Kita juga bisa mendapat nasehat yang baik dari berbabagai buku-buku literatur yang inspiratif mengenai berbuat baik antar sesama. Salah satunya yaitu buku yang ditulis oleh Haji Lalu Ibrohim M.T. dengan judul Tijaratan Lan Tabur Perniagaan Tiada Rugi yang berisi kisah-kisah inspiratif tentang keajaiban sedekah dan bahaya sifat kikir yang sering dilakukan oleh umat manusia.
Sebagai pengingat dan pengetuk hati kita dikisahkan dalam buku ini bahwa sejak zaman dahulu ada pasangan keluarga yang miskin. Namun, cahaya keimanannya masih terpancar begitu cerah dari keluarga tersebut. Mereka sering melakukan puasa Asyura’. Pada suatu hari ketika akan berbuaka puasa, kepala keluarga tersebut mencari rezeki ke toko-toko untuk berbuka nanti pada waktu maghrib. Dia mengahampiri salah satu toko, kemudian pemiliknya dengan senang hati membuka pintunya, dia menyangka yang datang pembeli. Namun karena yang datang hanyalah seorang pengemis perhatiannya kurang.
Pada saat itulah pengemis meminta satu dirham untuk dibelikan makan buka bersama keluarganya. Namun sayang, permintaannya sia-sia belaka, hingga lelaki itu menangis. Lalu dilihatlah lelaki miskin itu oleh salah satu pemiliki toko sebelah, yaitu orang Yahudi. Kemudian orang Yahudi itu memberi sepuluh dinar untuk lelaki miskin itu. Pada suatu malam pemiliki toko yang pelit dan orang Yahudi itu bermimpi yang sama. Bahwa sebenarnya pemiliki toko yang kikir itu ditakdirkan masuk surga, namun karena tidak memberi shadakah hingga pengemis itu menangis maka surga yang menjadi bagiannya kini dihapus dengan kucuran air mata pengemis tadi, dan digantikan pada orang Yahudi yang memberi sepuluh dinar pada lelaki miskin tadi.
Kemudian orang yang kikir itu mendatangi orang Yahudi yang bersedekah sepuluh dinar pada lelaki miskin itu dan menanyakan berapa jumlah uang yang telah diberikan akan diganti dengan uang yang labih banyak lagi. Namun sayang, orang Yahudi itu tidak mau karena dia tahu sudah mendapat jaminan surga dari mimpinya. Sehingga dengan mimpi itulah orang Yahudi tersebut masuk agama Islam (Hal. 11-18).
Dari kisah tersebut betapa sangat merugi orang-orang yang tidak mau bersedekah dan saling berbagi antar sesama, terutama bagi mereka yang sangat membutuhkan bantuan untuk ibadah dan keberlangsungan hidup. Bersedekah tidak akan mengurangi harta sedikitpun, karena jika harta kita digunakan untuk bersedekah akan berkembang dengan mendapat balasan (rezeki) dengan perantara alam yang lainnya sejak hidup di dunia. Selain itu pula setelah kita mati dan berada di akhirat harta yang kita bagikan akan kembali dengan berlipat ganda.
Dari kisah-kisah dalam buku ini pembaca akan diajak akan lebih sadar mana yang lebih banyak manfaatnya bagi kehidupan di dunia dan khususnya kelak di akhirat yang kekal selamanya, yaitu agar bersedekah. Nafsu akan melarang kita bersedekah, namun dengan akal itulah kita harus mampu berpikir lebih kritis dan kreatif mengahadapi nafsu yang hanya akan membawa kita pada kerugian besar. Terkadang hati kita terketuk dengan membaca buku-buku inspiratif yang bisa memberi semangat untuk hidup bersama, saling berbagi apa yang kita miliki di dunia sebagai bekal untuk kehidupan kelak di kala sudah meninggal dunia.
Buku karya Haji Lalu Ibrohimi M.T. ini berisi serumpun cerita tentang orang-orang yang memiliki keyakinan dalam berniaga dengan Tuhannya. Mereka meminjami Allah dengan bersedekah, mereka pun mendapat balasan yang jauh lebih melimpah. Kisah-kisah dalam buku ini akan memberi pemantapan rasa percaya bahwa Allah tak akan pernah melupakan sedekah kita. Bahwa selalu ada ganjaran dari uluran tangan yang penuh keikhlasan.
* Peresensi adalah pegiat organisasi keislaman fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar