Jejak dan Derap Peradaban Islam
Penegak Kejujuran Ilmiah
Oleh: Nasaruddin Umar
Suatu waktu Imam Bukhari merantau sebuah negeri hanya untuk mencari informasi sebuah hadis dari seorang yang dianggap mengetahui hadis itu. Jauh-jauh merantau, setelah menemukan alamat ulama itu, dari kejauhan sang ulama membawa wayan kosong untuk menangkap kudanya, seolah-olah dalam wayan itu ada makanan padahal tidak ada, hanya untuk mengelabui kudanya supaya mendekat. Menyaksikan pemandangan ini, tanpa berkata-kata apapun, ia meninggalkan ulama itu. Ia berpendapat tidak layak menerima informasi kepada orang yang berbohong, meskipun yang dibongi itu binatang.
Imam bukhari juga menetapkan syarat-syarat akademik bagi sebuah informasi, terutama jika informasi itu berhubungan dengan hadis Nabi. Syarat yang ditetapkan Iamam Bukhari untuk bisa disebut shahih atau tidaknya sebuah hadis ialah:
1) Sanad atau mata rantai informasi harus bersambung (ittishal al-sanad),
2) 'Adil atau narasumber informasi itu harus bersifat adil, yaitu harus muslim, baligh, berakal, tidak fasik dan tidak buruk tingkah lakunya.
3) Dhabith atau narasumber harus sempurna daya
ingatnya, baik ingatan dalam benak ataupun tulisan.
4) Tidak ada syadz atau informasi yang diperoleh dari narasumber tidak bertentangan dengan informasi yang lebih valid (tsiqah).
5) Tidak ada 'illat atau cacat dari materi dan jalun informasi sumber itu.
Dalam penelitian ilmiah modern, tidak mensyaratkan
kualitas kejujuran, keadilan, dan besarnya dosa yang dilakukan narasumber. Yang
penting pertanggung informasi yang diperoleh darinya dapat dipertanggungjawabkan.
Sebaliknya ilmuan Islam sangat berhati-hati menerima informasi dari orang-orang
yang tidak shalih, tidak wara', tidak santun, apalagi suka berbohong. Ilmuan
muslin selalu mengaitkan ilmu dengan berkah. Ilmu yang diperoleh tidak dengan
jujur, tidak ikhlas, apalagi melalui cara-cara tidak halal, maka itu dianggap
ilmu-ilmu yang tidak berkah. Ilmu yang berkah berguna bagi dirinya dan orang
lain, membahagiakan dunia dan diakhirat.
Kejujuran ilmiah bukan hanya dalam bidang studi
ilmu-ilmu sosial tetapi juga pada ilmu-ilmu eksakta. Kejujuran ilmiah para yang
diperkenalkan para ilmuan muslim sejak masa awal diakui belum pernah ada
sebelum dan mungkin sesudahnya. Hal ini diakui oleh para ilmuan Barat, seperti
Franz Rosenthal yang bergitu takjub terhadap kejujuran dan kedisiplinan ilmuan
Arab-Muslim menelusuri informasi. Ia mencontohkan salahseorang ilmuan muslim,
Hunain ibn Ishaq yang berprofesi sebagai penerjemah. Ia tidak pernah mencampur
adukkan satu karya dengan karya lain tanpa mengidentifikasi dan sekaligus
mencantumkan identitas yang punya karya. Contoh lain, kitab-kitab Al-Thabari,
baik di dalam Tafsirnya (Tafsir al-Thabari) maupun kitab Tarekh-nya (Tarikh
Imam wa al-Muluk). Terkadang hanya satu informasi pendek tetapi harus ditulis
berulang-ulang katena informasi itu disampaikan oleh banyak jalur dan semua
jalur itu dicantumkan di dalam tulisan.
Rosenthal juga menyebut Ibn Sina dalam menulis
berbagai karyanya sangat disiplin. Dalam menulis karya agungnya, Kitab
al-Syifa', Ibn Sina selalu mencantumlan sumber-sumber pengambilannya. Jika ia
tidak tahu atau lupa sumber informasinya, ia memminta maaf kepada oarng-orang
yang menjadi sumber informasi itu. Ilmuan muslin menurut Rosenthal sangat
tawadhu (hamble). Ia tidak pernah mengklaim karya orang lain sebagai karyanya.
Ini semua dilakukan karena berhubungan dengan tauhid, di mana Allah Swt Maha
Tahu terhapat apa yang dilakukan hamba-Nya. Menciplat atau memplagiasi karya
orang lain sama dengan mencuri, yang dalam Islam selain pelanggaran hukum juga
akan mengaburkan jiwa dan sulit mendapatkan cahaya Ilahi.
Rosenthal membandingkan ilmuan muslim dengan ilmuan
dan filosof Yunani klasik seperti Plato dan Aristoteles, dll, jauh berbeda.
Rosenthal menyebut sejumlah karya Olato dan Aristoteles yang diyakini bukan hasil
pmikirannya, tetapi teruang di dalam bukunya, tanpa ia mencantumkan
sumber-sumber pengambilannya. []
DETIK, 16 Juni 2020
Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA | Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar