Al-Ta'lim al-Muta'allim (11)
Long Life Education
Oleh: Nasaruddin Umar
Dalam artikel terdahulu dijelaskan mengapa ayat pertama diturunkan ialah kalimat perintah untuk membaca atau belajar kepada orang yang sudah berumur 40 tahun? Ayat ini sesungguhnya mendeklarasikan bahwa hak mengecap pendidikan bukan hanya untuk anak-anak seperti yang pernah diperkenalkan di dunia barat yang terkenal dengan konsep paedagogik atau ilmu mendidik anak. Walaupu belakangan para ahli pendidik modern mengevaluasinya dengan memperkenalkan konsep adregogik atau ilmu mendidik orang, yang tidak mesti hanya konotasinya anak-anak tetapi juga untuk orang dewasa.
Islam sejak awal memperkenalkan konsep pendidikan seumur hidup (long life education). Selain Nabi Muhammad mendapatkan perintah untuk membaca ketika berumur 40 tahun, ia juga menyerukan betapa perlunya menuntut ilmu untuk manusia pada segala umur. Ia pernah mengatakan: "Tuntutlah ilmu dari ayunan sampai liang lahat". Pernyataan ini luar biasa dilihat dari segi urgennsi ilmu pengetahuan dalam kaitannya dengan pengembangan sumber daya manusia. Sayyidina Ali juga pernah menyatakan: "Didiklah anakmu 25 tahun sebelum lahir", mungkin maksudnya perlu mencari bibit genetik unggul untuk pasangan anak-anak kita untuk masa perkawinannya kelak. Kedua pernyataan ini mengisyaratkan kepada kita bahwa pendidikan itu untuk segala umur, bukan hanya saat anak atau sudah dewasa tetapi pra anak pun ada isyarat pendidikannya.
Mendidik anak-anak ketika dalam keadaan janin dan
masih berdiam di dalam rahim ibu, juga kita diisyaratkan melakukan pendidikan
awal untuk anak tersebut. Di antara isyarat itu ialah anjuran untuk
berhati-hati memberi makanan dan minuman terhadap isteri yang sedang hamil.
Bukan hanya harus bersih dari unsur haram tetapi juga hal-hal yang secara
kimiawi bisa membahayakan. Larangan khusus minum atau makan hal-hal yang
memabukkan sangat ditekankan. Para ulama justru menganjurkan perempuan yang
sedang hamil untuk lebih banyak beribadah dan menambah kualitas ibadah dan
berdoa agar anak dalam kandungannya adalah anak-anak saleh atau salehah. Kita
di anjurkan selalu membaca Al-Qur'an, tidak boleh membicarakan aib dan
kelemahan orang lain khususnya ketika sedang mengandung. Sang suami juga
demikian halnya, dianjurkan untuk lebih bersikap lemah-lembut terhadap
isterinya yang sedang hamil tua. Seolah-olah perilaku ayah dan ibu janin dalam
kandungan bisa memberikan dampak langsung atau tidak langsung terhadap
kecerdasan dan kesalehan janin.
Dalam tradisi Betawi dan sejumlah etnik lain di tanah
air, perempuan yang sedang hamil seringkali diupacara-ritualkan, mulai
kehamilan tiga bulan, delapan bulan, dan berlanjut dengan tradisi aqikah dan
pemberian nama bayi. Ini semua menunjukkan bahwa pendidikan itu harus dimulai
sejak dini sampai akhir hayat seseorang.
Usia lanjut tidak ada masalah untuk urusan
pendidikan. Bahkan ada sejumlah subyek pendidikan lebih tepat dipelajari atau
diajarkan kepada mereka yang sudah berusia matang, seperti subyek pendidikan
tasawuf, khususnya masalah-masalah kemakrifahan, kalam atau teologi, dan materi
lainnya. Selain kecerdasan intelektual juga diperlukan kematangan intelektual
dan spiritual bagi mereka yang ingin mendalami beberapa subyek ilmu tertentu.
Pengalaman sejarah membuktikan juga bahwa banyak
sekali orang yang tercatat sebagai orang besar dalam sejarah bukan lantaran
efektif belajar di usia anak-anak, tetapi karena menganggap pendidikan itu
sebagai the long life education. []
DETIK, 30 Juni 2020
Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA | Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar