Islam Indonesia,
Islam Paripurna
Judul Buku
: Islam Indonesia, Islam Paripurna
Penulis
: DR. M. Imdadun Rahmat
Penerbit
: Yayasan Omah Aksoro Indonesia
ISBN
: 978-602-61550-1-6
Ketebalan
: 400 hal
Cetakan
: Pertama, 2017
Peresensi
: A Muchlishon Rochmat
“Sebaliknya, Islam
Indonesia, Islam dan budaya lokal berada dalam posisi saling memberi dan
menerima, yang tetap berpijak dari nilai-nilai Islam, sehingga menghasilkan
bentuk Islam yang berkarakter Indonesia. (Hal. 386)
Selama ini, Islam
orang Indonesia dianggap tidak paripurna atau kaffah lantaran masyarakat
muslImnya mengamalkan bid’ah, khurafat, dan tahayul serta tidak menjalankan
syariat Islam secara menyeluruh. Selain itu, Islam Indonesia juga dinilai
sebagai Islam pinggiran, periperal, dan tidak murni atau otentik lagi karena
agama dan budaya ‘begitu melekat.’
Lalu, yang menjadi
soal adalah Islam yang kaffah atau paripurna atau rahmatan lil ‘alamin itu yang
seperti apa? Semua pasti menjawab bahwa Islam kaffah atau rahmatan lil ‘alamin
adalah Islam sebagaimana yang dipraktikkan oleh Nabi Muhammad dahulu kala. Lalu,
timbul pertanyaan lanjutan; Islam yang dipraktikkan Nabi Muhammad itu yang
seperti apa? Dari sini, umat Islam terbelah menjadi dua kelompok: tekstualis
dan substansialis.
Kelompok tekstualis
menilai bahwa Islam kaffah atau paripurna atau rahmatan
lil ‘alamin adalah Islam yang hanya merujuk kepada Al-Qur’an dan hadits
dengan pemahaman yang leterlek. Sedang, kelompok substansialis menilai bahwa
Islam kaffah atau paripurna atau rahmatan lil ‘alamin adalah Islam yang merujuk
bukan hanya pada Al-Qur’an dan hadits an sich, namun juga ijma’ ulama, qiyas,
dan lain sebagainya. Pemahaman kelompok kedua ini terhadap Al-Qur’an dan hadits
pun bersifat kontekstual, dilihat dari asbabun nuzul dan asbabul wurud teks
tersebut.
Buku Islam Indonesia
Islam Paripurna: Pergulatan Islam Pribumi dan Islam Transnasional ini merupakan
tanggapan terhadap gugatan kebenaran dan kelengkapan pengamalan Islam di
Indonesia. Gugatan ini muncul sejak medio tahun delapan puluhan dan terus
berkembang hingga saat ini.
Kelompok-kelompok Islam
yang mempertanyakan ‘keabsahan’ –bahkan menganggap tidak sah- Islam Indonesia
tersebut berasal dari luar. Maka dikenal lah dengan sebutan gerakan Islam
transnasional seperti Salafi-Wahabi, Hizbut Tahrir, Gerakan Tarbiyah, dan lain
sebagainya. Sedangkan, Islam yang berkembang di Indonesia dan sudah ‘bercampur’
dengan budaya setempat dengan segala keunikannya dikenal dengan Islam Indonesia
atau Islam Nusantara. Masing-masing memiliki tipologi dan karakteristik yang
berbeda-beda sebagaimana yang diungkapkan oleh buku ini.
Pada bagian awal
hingga tengah, buku ini berusaha untuk mengupas bagaimana ideologi, pandangan
keagamaan, sosial, politik, dan strategi penyebaran kelompok-kelompok gerakan
Islam transnasional. Pun bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan dan keagamaan
masyarakat Indonesia.
Sedangkan, bagian
tengah hingga akhir membahas tentang Islam pribumi, Islam Indonesia yang dalam
hal ini ‘diwakili’ oleh Nahdlatul Ulama (NU) sebagai ormas Islam jumlah
pengikut terbesar di Indonesia. Di sini, dipaparkan bagaimana
pandangan-pandangan NU dalam konteks sosial, politik, ekonomi, dan budaya
masyarakat serta keagamaan, kenegaraan, kebangsaan, dan keindonesiaan. Pada
bagian ini juga diterangkan bagaimana sikap NU terhadap gerakan Islam
transnasional.
Setiap pembahasan
diulas secara komprehensif dan kaya akan referensi. Misalnya dalam bab
Manifesto Gerakan Islam Transnasional. Pada bagian ini, gerakan-gerakan Islam
transnasional diulas satu persatu secara singkat namun komprehensif: mulai dari
tujuan, semangat yang diusung, keterlibatan dalam politik serta visi sosial dan
politik. Siapa saja yang ingin mengetahui sepak terjang gerakan-gerakan Islam
transnasional dan pandangan-pandangan NU dalam berbagai hal –terutama
kebangsaan dan keindonesian- secara ‘ringkas’ dan menyeluruh, buku ini bisa
menjadi jawabannnya.
Singkatnya, buku ini
ingin menegaskan bahwa Islam Indonesia adalah juga Islam yang kaffah atau
paripurna untuk bangsa Indonesia. Tidak kalah sahnya dengan kelompok yang
mengusung Islam kaffah. Sedangkan, Islam kaffah yang didengungkan oleh kelompok
Islam transnasional adalah Islam yang juga berdasar kepada budaya. Yakni budaya
lokal di Negara-negara Timur Tengah seperti Salafi-Wahabi (Arab Saudi), Hizbut
Tahrir (Palestina), Gerakan Tarbiyah (Mesir), dan lainnya. []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar