Pernyataan Bersama PBNU dan Pimpinan Pusat
Muhammadiyah
Rasa syukur selalu kita panjatkan ke hadirat
Allah SWT yang telah senantiasa menjaga sekaligus melindungi bangsa Indonesia.
Atas berkah kasih sayang dan rahmat-Nya semata kita semua, seluruh komponen
bangsa Indonesia, masih bisa saling merasakan kedamaian hidup di Bumi Pertiwi
tercinta kita: Indonesia. Sholawat serta salam selalu kita haturkan ke hadirat
Rasulullah Muhammad SAW yang senantiasa membimbing dan memberikan teladan bagi
kita semua.
Kami Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)
bersama dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PP Muhammadiyah) sebagai bagian
dari organisasi umat beragama hari ini berkumpul tidak lain memiliki maksud dan
tujuan untuk melakukan tiga hal: Pertama, terus menerus menyerukan saling
tolong menolong melalui sedekah dan derma. Kedua, menegakkan kebaikan. Ketiga,
mengupayakan rekonsilisasi atau perdamaian kemanusiaan.
Parameter dan ukuran sehatnya sebuah bangsa
dan negara salah satunya bisa dilihat dari tegak dan kokohnya tali persaudaraan
kebangsaan, ekonomi yang tumbuh merata, akses pendidikan yang mudah, terbukanya
ruang-ruang dalam menyampaikan pendapat, serta tegaknya hukum sebagai instrumen
untuk meraih keadilan. Bangsa yang kuat dan sehat juga tercermin dari semakin
berkualitas dan berdayanya masyarakat sipil. Berkaitan dengan hal tersebut,
PBNU dan PP Muhammadiyah menegaskan:
Pertama, NU dan Muhammadiyah akan senantiasa
mengawal dan mengokohkan konsensus para pendiri bangsa bahwa Pancasila dan NKRI
adalah bentuk final dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Indonesia adalah
Negara yang memiliki keanekaragaman etnis suku, golongan, agama yang tetap
harus dijaga dalam bingkai perstuan dan kesatuan bangsa.
Kedua, NU dan Muhammadiyah secara pro aktif
terus melakukan ikhtiar-ikhtiar bagi peningkatan taraf hidup dan kualitas hidup
warga terutama mengembangkan pendidikan karakter yang mengedepankan akhlakul
karimah di semua tingkatan atau jenjang pendidikan serta penguatan basis-basis
ekonomi keumatan dan juga peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Ketiga, NU dan Muhammadiyah menyeru kepada
pemerintah agar bersungguh-sungguh dalam upaya mengurangi angka kemiskinan dan
mengurangi angka pengaguran serta melakukan upaya-upaya yang terukur agar
kesenjangan ekonomi dan sosial segera teratasi dengan baik.
Keempat, mengimbau kepada seluruh warga NU
dan Muhammadiyah agar bersama-sama membangun iklim yang kondusif, suasana yang
kondusif dalam kehiduapan kemasyarakatan dan keberagamaan di tengah era sosial
media yang membutuhkan kehatian-hatian yang lebih. Mengingat bertebarannya
pelbagai macam informasi hoaks, ujaran kebencian dan fitnah yang berpotensi
mengganggu keutuhan bangsa. NU dan Muhammadiyah berkomitmen untuk menghadirkan
narasi yang mencerahkan melalui ikhtiar-ikhtiar dalam bentuk penguatan dan
peningkatan literasi digital sehingga terwujud masyarakat informatif yang
berkahlakul karimah.
Kelima, memasuki tahun 2018, di mana kita
akan menghadapi apa yang diistilahkan sebagai tahun politik maka marilah kita
bersama-sama menjadikan ajang demokrasi sebagai bagian dari cara kita sebagai
bangsa untuk melakukan perubahan-perubahan yang berarti bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Hendaknya dalam demokrasi perbedaan jangan
sampai menjadi sumber perpecahan. Perbedaan harus dijadikan sebagai rahmat yang
menopang harmoni kehidupan yang beranekaragam. Karena demokrasi tidak sekadar
membutuhkan kerelaan hati menerima adanya perbedaan pendapat dan perbedaan
pikiran, namun demokrasi juga membutuhkan kesabaran, ketelitian, dan cinta
kasih antar sesama.
Jakarta, 23 Maret 2018/5 Rajab 1439 H
والسّــــــــــــلام
عليكم ورحمة الله وبركاته
Prof Dr KH Said Aqil Siroj, MA dan Dr H
Haedar Nashir
(Ketua Umum PBNU dan Ketua Umum PP
Muhammadiyah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar