Sayangi Binatang Agar
Disayang Tuhan
Tentu kita geram bila ada kucing atau
binatang lain memakan makanan kesukaan kita tanpa sepengatahuan. Bahkan, karena
ulahnya itu terkadang kita lepas kontrol. Memukulnya habis-habisan. Padahal,
jika kita mau berfikir sejenak, kita akan menyadari bahwa tindakan yang
sedemikian itu salah. Binatang seperti kucing tidak akan memakan makanan
seseorang kecuali pemiliknya lalai, tidak menjaganya atau tidak menaruh pada
tempat yang aman.
Sebagai seorang Muslim, kita dilarang berbuat
semena-mena terhadap binatang, apalagi menyiksanya. Sebagai agama yang tinggi
dan luhur, Islam mengajarkan kepada umatnya berbuat baik bukan hanya kepada
sesama manusia, tapi juga kepada binatang. Bahkan binatang yang najis
sekalipun, semisal anjing. Sebab, pada hakikatnya segala makhluk di dunia ini
seperti binatang dan lainnya senantiasa bertasbih (memuji) Allah SWT. (17/44).
Berikut akan dijelaskan adab-adab terhadap
binatang.
Memberi
Makan dan Minum
Sama seperti halnya manusia binatang juga
butuh makan dan minum. Binatang juga merasakan lapar, haus. Untuk itu kita
diharuskan memeliharanya dengan memberinya makan dan minum. Kita dilarang
membiarkannya kelaparan atau kehausan, karena perbuatan ini dapat menjerumuskan
pelakunya pada api neraka. Rasulullah Saw pernah menceritakan ada seorang
perempuan disiksa karena seekor kucing dikurungnya sampai mati.
Menyayangi
Menyangi dan mengasihi hewan sangat
dianjurkan oleh agama. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis, orang yang
menyayangi siapa saja, termasuk binatang, akan disayangi oleh siapa saja yang
di langit. Beliau sendiri sangat menyangi terhadap binatang. Terbukti, beliau
memilih memotong lengan jubbahnya yang ditiduri kucing, dari pada membangunkan
dan mengusirnya.
Tidak
Mendzalimi
Zalim adalah perbuatan yang dilarang agama.
Kepada siapa saja kita tidak diperbolehkan berbuat zalim, termasuk terhadap
hewan. Misalnya, membebaninya dengan pekerjaan-pekerjaan yang di luar
kemampuannya. Allah mengaruniaikan binatang untuk kita pelihara dan kita
gunakan dengan baik. Diriwayatkan oleh Abu Dawud, Rasulullah SAW bersabda yang
artinya, “Takutlah kepada Allah dalam (memelihara) binatang-binatang yang tak
dapat bicara ini. Tunggangilah mereka dengan baik, dan berilah makan dengan
baik pula.”
Termasuk tidak menzalimi hewan adalah tidak
memberi cap dengan besi yang dipanaskan pada wajah binatang, karena hal ini
Allah akan melaknat terhadap orang yang melakukannya.(HR Muslim)
Menyembelih
dengan Menyenangkan
Jika kita ingin menyembelih atau membunuhnya,
hendaknya kita melakukannya dengan baik, karena Rasulullah bersabda:
Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat baik kepada segala hal. Oleh karena itu,
jika kalian membunuh, maka bunuhlah dengan baik. Jika kalian menyembelih, maka
sembelihlah dengan baik. Hendaklah salah seorang dan kalian menenangkan hewan
yang akan disembelihnya, dan menajamkan pisaunya, (Diriwayatkan Muslim, At
Tirmidzi, An-Nasai, Abu Daud, dan Ahmad).
Menunaikan
Hak Allah
Orang yang sibuk mengurus hewan peliharaannya
hendaknya tidak melalaikan kewajiban-kewajibannya terhadap Allah SWT. Seperti
mengeluarkan zakat hewan yang wajib dizakati, tidak meninggalkan salat dan
sebagainya.
Mungkin hanya ini yang penulis bisa jelaskan.
Masih banyak penjelasan lain yang berkaitan dengan etika terhadap binatang.
Misalnya tidak mengadu binatang, tidak membunuhnya dengan cara membakar, dan
lainnya.
Termasuk menyayangi binatang adalah tidak
memisahkan seekor anak binatang yang masih belum cukup umur dari induknya. Dari
Abdurrahman bin Abdillah dari ayahnya menceritakan; Kami menyertai Rasulullah
SAW dalam suatu perlawatannya. Kemudian beliau pergi untuk memenuhi suatu
kebutuhannya. Lalu kami melihat seekor burung berwarna merah dengan dua ekor
anaknya. Kami lalu mengambil kedua anaknya itu. Tatkala induknya datang dia
mengepak-ngepakkan sayapnya dan terbang menurun ke dataran menyiratkan
kegelisahan dan kekecewaan. Ketika Nabi SAW datang, beliau bersabda: Siapa yang
mengejutkan burung ini dengan mengambil anaknya? kembalikanlah anaknya
kepadanya” (Hadist Imam Bukhari)
Sumber: Buletin Pondok Pesantren Sidogiri,
Pasuruan – Jawa Timur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar