KHOTBAH JUMAT
Delapan Tuntunan Imam Qusyairi Menuju Taqwa
Marilah di akhir tahun kita tingkatkan
ketaqwaan kita dengan mengingatkan diri kita akan berbagai kesalahan yang telah
kita kerjakan dan bertekad untuk tidak terulangnya pada tahun mendatang. Imam
Qusyairi pernah menyatakan delapan hal yang dapat menghantarkan seseorang
menuju ketaqwaan.
الحمد
لله على نعمه فى أول الشهر من السنة الهجرة التامة, الذى جعل هذا اليوم من أعظم
الأيام الرحمة, أحمده حمد الحامدين, واستعينه أنه خيرالمعين, وأتوكل عليه انه ثقة
المتوكلين أشهد أن لااله الا الله وحده لاشريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
المجتبى وسيد الورى رحمة للعالمين. اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه
اجمعين وسلم تسليما كثيرا...اما بعد فياأيها الناس اتقوالله حق تقاته ولاتموتن الا
وأنتم مسلمون.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Tidak terasa tahun akan segera berganti.
Alhamdulillah kita masih dapat bersama-sama menjalankan shalat Jum’at terakhir
kali tahun 1434 H. Marilah di akhir tahun kita tingkatkan ketaqwaan kita dengan
mengingatkan diri kita akan berbagai kesalahan yang telah kita kerjakan dan
bertekad untuk tidak terulangnya pada tahun mendatang. Imam Qusyairi pernah
menyatakan delapan hal yang dapat menghantarkan seseorang menuju ketaqwaan,
yaitu:
Pertama, At-Takharruzu anil Makhawifi menjaga
diri dari segala sesuatu yang ditakuti. Diantara hal yang ditakuti adalah siksa
kubur dan siksa neraka. Dengan kata lain At-Takharruzu ‘anil Makhawifi adalah
menghindarkan diri dari berbagai hal yang menyebabkan diri kita terseret ke
dalam neraka. Dan juga menghidar dari segala yang menyebabkan diri tersiksa di
alam kubur.
Diantara beberapa hal yang menyebabkan
seseorang tersiksa di alam kubur adalah masalah-masalah yang dianggap sepel
tetapi memiliki efek cukup besar. Dengan jelas diterangkan oleh Rasulullah saw
bahwa kebanykan orang disiksa kubur karena menyepelekan percikan air kencing.
Artinya, air kencing yang samar di mata,
tetaplah najis. sekecil apapun titikan air itu jika mengenai pakaian tentunya
akan merusak shalat kita, jika pakaian itu dikenakan dalam shalat.
Hal lain yang juga menyebabkan siksa kubur adalah
kebiasaan mengambil ‘mengutil atau bahasa Jakartanya ngembat’ barang yang bukan
haknya. Seperti mengambil sandal yang dianggap tidak terpakai dari masjid atau
mengambil bunga milik kelurahan atau RW untuk ditanam di rumah sendiri tanpa
sepengatahuan yang berwenang. Dua kasus berikut akan menggambarkan penyebab
siksa kubur.
Pertama kisah dari Nabi Isa ketika beliau
sedang berjalan melewati sebuah kuburan. Terdengar suara orang meregang
kesakitan. Dengan mu’jizat yang dimilikinya, Nabi Isa pun kemudian menghidupkan
kembali orang yang berada di dalam kubur tersebut. Lalu beliau bertanya “apakah
kesalahan yang engkau perbuat, sehingga Allah menyiksamu di alam kubur seperti
itu?”
Lelaki itupun menjawab “semenjak kedatanganku
dalam kubur ini, Aku telah mendapat siksa yang pedih akibat dari kelakuanku
mengambil kayu yang bukan milikku”.
“Seberapa banyak engkau mengambilnya?”
pertanyaan nabi Isa. Lelaki itu kemudian menjawab “tidak lebih besar dari sisa
maknan yang menyelip di dalam gigi”.
Cerita kedua dari Qirqiroh seorang yang telah
dianggap anak oleh Rasulullah saw. Begitulah ia dididik oleh lingkungan
keluarga Rasulullah saw. belajar bergaul dan belajar agama dari Rasulullah saw.
Oleh karena itulah ia dipercaya menjadi scurity, menjaga gudang tempat penyimpanan
barang-barang rampasan perang. Anehnya ketika datang berita kematiannya
Rasulullah malah menjawab ‘huwa finnar’ dia berada di neraka. Ternyata setelah
diusut, Qirqirah pernah mengambil selimut dari gudang tersebut.
Demikianlah langkah pertama menuju ketaqwaan
dengan menghindari dan menahan diri dari keinginan memiliki. Apalagi memiliki
barang yang bukan miliknya.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Kedua, at-Tasmir Lilwadhoifi semangat
melaksanakan tugas-tugas keagamaan. Artinya giat menjalankan ibadah. Tentunya
sesuai dengan kondisi masing-masing. Bagi pelajar giat mencari ilmu, bagi
karyawan giat bekerja sesuai tugas, bagi seorang hakim semangat dengan
keadilannya, bagi pejabat dan pemimpin amanah dengan kepemimpinannya.
Kesemuanya itu jika diniatkan sebagai ibadah merupakan amal yang sangat
berharga.
Ibdah sebagai mana diterangkan oleh sebagian
ulama cabangnya ada tujuh puluh tujuh. Mulai dari membaca syahadat hingga
mengambil duri dari tengah jalan demi keselamatan orang banyak. Semangat inilah
yang akan mengantarkan kita menjadi orang yang bertaqwa.
Ketiga, Hifdhul Hawasi menjaga panca indera.
Sesungguhnya berbagai macam godaan setan kepada manusia itu masuk melalui pintu
panca indera. Mata, telinga, mulut, hidung dan juga kulit. Jika tidak dijaga
dengan ketat semuanya bisa menjadi jalur masuknya godaan-godaan setan.
Keempat, Addul Anfas yaitu menghitung nafas.
Memang treatmen keempat jika tidak difahami akan terasa aneh. Untuk apakah
seseorang menghitung nafas. Lantas jikalau sudah terhitung mau apalagi? Bukan,
bukan sekedar menghitung yang dianjurkan, tetapi menghitung sambil berpikir.
Saudara Jama’ah Jum’ah yang Berbahagia,
Bahwasannya nafas yang telah masuk dan keluar
tidak akan pernah masuk kembali. Artinya udara yang kita hirup tidak pernah
persis sama datang untuk kedua kali. Bersama dengan kepergiannya telah
berkurang umur kita. udara itu seolah membawa sebagain nyawa kita, menggerogoti
kehidupan kita, detik demi detik. Dulu semasa kita masih berumur 20 tahun sisa
umur kita masih panjang. Tapi tak terasa nafas yang datang dan pergi tiap saat
itu seakan ‘menambah’ umur kita menginjak 60 tahun. Dan sisanya pastilah tidak
seberapa.
Oleh karena nafas sangatlah berharga. Umur
itu bagaikan mutiara yang tak ternilai. Hanya orang-orang bodoh yang mau
menukarkan mutiaranya dengan barang-barang rongsokan. Semalam suntuk di dalam
diskotik menikmati sampah-sampah hiburan. Berminggu-minggu di atas kapal pesiar
memuaskan kesenangan dengan berpoya-poya. Na’udzubillah mindzlik. Atau
berjam-jam di depan televisi memperhatikan gosip selebritis sedangkan adzan
magrib sudah berganti dengan adzan isya?
Memang di saat orang masih sehat, masih hidup
nafas seolah menjadi barang murahan. Tetapi ketika ajal menjelang, nafas sekali
sungguh berharga. Karena sekali itu kesempatan dapat diisi dengan tiga kali
kata Allah, Allah, Allah kunci keselamatan di akherat nanti. Sayangnya pada
saat itu seberapa banyak uang yang kau miliki, tidak akan mampu membayar satu
kali nafaspun.
Oleh karena itulah para sufi mengingatkan
bahwa:
أفضال
الطاعة حفظ الأنفس, دخولها وخروجها بذكر الله
Bahwa lebih utama-utamanya tha’at kepada
Allah adalah menjaga nafas. Yakni masuk dan keluarnya disertai dengan dzikir
kepada-Nya.
Kelima, Tanzihul Waqti an Mujibatil Mu’zi
artinya menjaga waktu agar senantiasa bersih dari berbagai hal yang
mendatangkan siksa Allah swt. Entah itu bersih dari dosa, maksyiat dan berbagai
macam kesalahan. Dan mengisinya dengan segala kebaikan. Itulah langkas
selanjutnya yaitu keenam Hifdhul Birr yaitu menjaga kebaikan. Maksudnya menjaga
diri agar selalu berbuat baik. karena kebaikan itulah yang akan menghantarkan
kita pada kesuksesan bertaqwa, demi keselamatan di dunia maupun di akherat
nanti.
Awal tahun yang akan segera tiba adalah momen
yang sangat baik untuk diri kita mengawali langkah bertekad menjaga waktu demi
waktu dari segala kemaksiatan. Ada baiknya sejenak sebelum tidur, sebelum mata
terpejam kita menghitung dosa yang telah kita lakukan. Selanjutnya setelah
bangun tidur bertekad untuk tidak mengulanginya di hari baru itu
Ma’asyiral Muslimin Rahimkamullah
Maka secara otomatis ketika kita telah
melakukan tanzihul waqti an mujibatil mu’zhi dan hifdzul birr, maka langkah
ketujuh, Tarkul Wizri Meninggalkan berbagai kesalahan dan dosa.
Dan yang terakhir adalah Al-Ikhtima’ at-Tam
‘amma Yuskhitul Maula yaitu diet menghindar dengan sepenuh hati apa yang
dimurkai Allah swt. Diet disini dimaknai dengan usaha penuh kesadaran
meninggalkan yang menyebabkan dosa.
Dalam usaha semacam ini dipraktekkan dengan
melakukan uzlah yaitu mengasingkan diri dari dunia ramai, dengan tujuan agar
terhindar dari dosa. Karena mayoritas dosa itu datangnya dari persinggungan
kita dengan keramaian. Bukankah seseorang akan cenderung diam ketika sendiri
dan cenderung membicarakan orang lain jika bertemu teman?
Demikianlah khutbah jum’ah kali ini semoga
Allah memberikan kesadaran kita semua di penghujung tahun ini akan segala
kesalahan dan dosa. Sebagaimana perkataan seorang sufi kemaksiatan yang diikuti
dengan kesadaran dan merasa bersalah lebih baik dari pada ibadah dan amal saleh
yang membuat orang bangga dan sombong.
اللهم
ربنا اصرف عنا عذاب جهنم إن عذابها كان غراما, إنها سائت مستقرومقاما, ربنا هب لنا
من أزواجنا وذرياتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما, بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ
فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ
وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ
للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.
وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ
رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ
وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
اَمَّا
بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا
عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ
بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ
وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ
وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ
عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ
بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ
بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا
اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ
اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ
اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ
اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ
الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ
وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ
عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى
اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا
اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ
اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ
وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ
اللهِ اَكْبَرْ
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar