Mustasyfa atau Poliklinik NU Jombang Tahun 1936
Pada beberapa tulisan yang dimuat di NU Online, telah mengungkap upaya kesehatan NU sejak pada masa awal berdiri. Data tertua yang ditemukan adalah upaya kesehatan dari NU Cabang Serang, Banten, di masa Rais Syuriyah KH Syam’un. NU Cabang Serang melaporkan dua klinik yang berdiri pada tahun 1934 di muktamar NU ke-11 di Banjarmasin tahun 1936.
Namun, sayang dua klinik itu berhenti beroperasi pada tahun 1936, beberapa
bulan sebelum muktamar. Pasalnya, dokter di dua klinik itu dipindahtugaskan ke
Kalimantan. Jadi, NU Serang hanya menyediakan tempat, sementara dokternya
miliki pemerintah Hindia Belanda.
Sayangnya, laporan tersebut tidak menjelaskan ada dan tiadanya pengganti dokter
yang dipindahtugaskan di wilayah Serang. Kalaupun ada, kenapa NU Serang
tidak meminta hal serupa sebagaimana yang dilakukan kepada dokter sebelumnya.
Kemungkinan besar, namanya dipindahtugaskan, dokter itu tentu ada penggantinya. Kalau ada penggantinya, kemungkinannya ada dua hal yang menyebabkan klinik tersebut tidak berlanjut. Pertama, dokter itu tak mau membantu di klinik NU. Kedua, NU Cabang Serang sendiri tak meminta dokter itu untuk membantunya sehingga klinik itu bubar.
Meski demikian, upaya Cabang NU Serang dalam bidang kesehatan, hanya berjalan
dua tahun, patut diacungi jempol, jika ditinjau NU pada masa itu. Pertama,
NU baru beberapa tahun berdiri. Kedua, garapan utama NU adalah
memperjuangkan Islam Ahlussunah wal Jamaah dengan mengikuti salah satu dari
empat mazhab. Sementara klinik, adalah barang mewah.
Meski demkian, usaha kesehatan NU tidak berhenti di cabang Serang. Pada tahun 1936 Berita Nahdlatoel Oelama melaporkan, pada 23 Muharam 1355 H, NU Cabang Jombang membuat komite untuk mendirikan mustasyfa atau polikinik.
Komite tersebut terdiri dari H Asy’ari sebagai voorzitter, M. Masyhari sebagai
Vice Vooorzitter, H Noersyams sebagai penningmeester, Madchan sebagai adj.
penningmeester, H Abdulkadir sebagai sekretaris, M. Syarif sebagia adj.
sekretaris, KH Bisri sebagai commissaris, H Mahfoed sebagai commissaris, H Hasyim
sebagai commissaris, M. A. Bakri sebagai commissaris, KH Abdul Wahab sebagai
adviseur, Tuan Dokter Angka sebagai adviseur.
Berdasarkan laporan tersebut, dalam waktu 15 hari mereka bekerja untuk
menyiapkan segalanya. Dan semuanya tercapai. Laporan tersebut mengatakan,
“Maka beliau masing-masing berusaha sekuatkuatnya. Dari hal pengobatan diterima
diterima Tuan Dokter Angka, dan hal pekerjaan lain-lain dikerjakan oleh
anggotanya yang lain. Dalam tempo 15 hari saja, rumah dan alat yang digunakan poliklinik
NU tercapailah dengan lengkap,” ungkap Berita Nahdlatoel Oelama 1 Juni 1936.
Kemudian pada 18 Safar 1355 H bertepatan dengan 10 Mei 1936 M, NU Jombang
mengadakan openbaar lezing di Madrasah NU untuk mengumumkan hasil dari upaya
komite yang telah dibentuk, sekaligus peresmiannya.
Openbaar itu dihadiri 500 orang anggota NU dan perwakilan dari beragam cabang
perkumpulan yang ada di Jombang. Hadir bupati Jombang, asisten residen dan
bendoro wedana Jombang, serta dokter Abdul Majid, seorang dokter
Gouvernemensdienst Jombang, perwakilan NU Cabang Nganjuk, perwakilan dari
Muhammadiyah (Abdulkahar), perwakilan Parindra, KBI, HCTNH.
Kegiatan yang dipimpin KH Bisri Sansoeri itu dihadiri Rais Akbar NU Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ai dan KH Abdul Wahab Chasbullah. []
(Abdullah Alawi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar