Rabu, 22 Juli 2020

Nasaruddin Umar: Jejak dan Derap Peradaban Islam: Al-Razi: Pendiri Rumah Sakit Modern

Jejak dan Derap Peradaban Islam

Al-Razi: Pendiri Rumah Sakit Modern

Oleh: Nasaruddin Umar

 

Ketika Al-Razi diminta oleh raja Daulah bin Buwaihi untuk mendirikan rumah sakit di Bagdad, maka ia meminta dipotongkan seekor kambing, lalu dagingnya ditebar dan digantung ke berbagai tempat di Bagdad. Empat hari kemudian dikontrol daging tersebut lalu ditentukan di mana daging paling awet dan paling lambat membusuk di situlah dibangun rumah sakit. Rumah sakit yang diberi nama Adhudi ini dibangun dengan anggaran yang amat mahal ketika itu. Rumah sakit itu bukan hanya dilengkapi dengan kamar-kamar pemeriksaan dan ruang rawat-ianap pasien tetapi juga dilengkapi dengan tidak kurang 24 dokter, perpustakaan yang menyimpanbuku-buku kedokteran yang lengkap, apotek, gudang, dan dapur, serta kantin. Rumah sakit ini dianggap yang paling pertama memenuhi standard rumah sakit modern dan sekaligus rumah sakit pendidikan pertama dalam sejarah rumah sakit. Sudah ada beberapa sakit yang pernah hadir sebelumnya tetapi dengan standard peralatan masih sangat terbatas.

 

Nama lengkap Al-Razi ialah Abu Bakar Muhammad Ibn Zakaria al-Razi yang dikenal di dunia Barat dengan Rhazes. Ia lahir di Ray, Teheran, ibukita Iran sekarang antara tahun 864-930M. Al-Razi pada masa mudanya gemar dengan seni music, di samping rajin menekuni beberapa disiplin ilmu lain seperti kimia, fisika, filsafat, logika, matematika dan dan ilmu-ilmu agama. Begitu tekunnya sehingga suatu saat matanya kepercik dengan zat kimia yang membuatnya harus meninggalkan disiplin ilmu kimia karena adanya gangguan pada bola matanya. Secara khusus Al-Razi berhasil mencatat sejarah memberikan informasi oaling komperhensif beberapa reaksi kimia, deskripsi, dan desain lebih dari 20 instrument analisis kimia, suatu prestasi yang amat langka pada masanya.


Di antara karya-karya Al-Razi yang masyhur ialah Kitab al Asrar (semacam pengantar ilmu kimia), Liber Experimentorum, Ar-Razi membahas pembagian zat kedalam hewan, tumbuhan dan mineral, yang menjadi cikal bakal kimia organik dan kimia non-organik. Sirr al-Asrar (lmu tentang obat-obatan yang gersumber pada tumbuhan, hewan, dan galian, serta simbolnya dan jenis terbaik bagi setiap satu untuk digunakan dalam rawatan. Juga memuat Ilmu dan peralatan yang penting bagi kimia serta apotek dan ilmu dan teknik pemrosesan kimiawi dengan menggunakan bahan dan zat lain, seprti air raksa, belerang (sulfur), arsenik, serta logam-logam lain seperti emas, perak, tembaga, timbal, besi, dll. Di sini kelihatan selain ia seorang dokter yang amat piawai terhadap berbagai macam penyakit, ia juga ahli pembangunan rumah sakit sekaligus ahli manajmen rumah sakit, dan sekaligus ahli kimia dan obat-obatan lainnya.


Rumah sakit yang dibangun Al-Razi sangat fro-pasien. Ia juga memiliki kemampuan manajerial yang baik, karena biaya pembangunan rumah sakit dan peralatannya diambilkan dari dana wakaf dan dana-dana sosial ummat lainnya, yang ketika itu dana abadi umat memang sangat besar. Para pasien tidak perlu dibebani dengan biaya pengobatan dan perawatan yang mahal. Rumah sakit ini juga tercatat paling pertama menggunakan system kebersihan dan kedisiplinan yang tinggi, sehingga dokter diupayakan tidak melakukan malpraktek.


Selain berbagai keahlian disebutkan tadi ia juga amat ahli di bidang filsafat dan ushuluddin (teologi Islam). Banyak tulisan-tulisannya di bidang filsafat dan teologi membuat kita tidak percaya kalau dia seorang dokter atau ahli kimia. Bahkan disebutkan dalam sumber lain, ia juga menguasai ilmu-ilmu fikih. Luar biasa. []

 

DETIK, 04 Juni 2020

Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA | Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar