KHUTBAH JUMAT
Bagaimana Kita Mengisi Momen Maulid Nabi?
Khutbah I
اْلحَمْدُ
للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ
النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك
لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى
سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى
يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ
بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي
اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ
أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ
فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ
مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,
Alhamdulillah, pada bulan ini kita memasuki
bulan Rabi’ul Awal 1440 H. Dalam bahasa Jawa biasa kita sebut dengan bulan
Maulud atau bulan Maulid. Sebutan ini selaras dengan makna harfiahnya, momen
kelahiran, persisnya kelahiran Baginda Nabi Muhammad ﷺ. Kelahiran Nabi Muhammad ﷺ merupakan kenikmatan
yang amat besar dari Allah ﷻ bagi seluruh alam.
Penting bagi kita sebagai umat Islam untuk bersyukur atas kelahiran Nabi dan
mengekspresikan kegembiraan dan kebahagiaan ketika memperingati Maulid
Nabi. Ibnu Hajar sebagaimana dikutip oleh Imam Jalaludin As Suyuti
dalam kitab al-Hawi lil Fatawi, juz 1 halaman 230 menyatakan bahwa
peringatan Maulid Nabi Muhammad ﷺ merupakan ritual
untuk mensyukuri nikmat Allah ﷻ.
Karena itu, dalam kesempatan yang mulia ini khatib ingin menyampaikan bagaimana
hukum merayakan Maulid Nabi Muhammad ﷺ? bagaimana cara merayakan Maulid Nabi Muhammad ﷺ? dan bagaimana esensi perayaan Maulid Nabi Muhammad ﷺ?
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,
Menurut Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki
dalam kitab Mafahim Yajib an Tushahhah halaman 316, peringatan maulid
Nabi Muhammad ﷺ merupakan bentuk
tradisi yang baik di masyarakat, bukan termasuk bagian dari masalah ibadah yang
dipersoalkan keabsahannya. Sekali lagi, acara peringatan Maulid Nabi adalah
tradisi dan adat kebiasaan yang baik. Dikategorikan tradisi yang baik, karena
substansi peringatan Maulid Nabi Muhammad ﷺ memiliki banyak
manfaat dan kebaikan bagi masyarakat, seperti meneladani prilaku Nabi,
pembacaan ayat-ayat Al Qur’an, dzikir, tahlil, kalimat thayyibah dan pembacaan
sejarah dan perjuangan Nabi Muhammad ﷺ. Hal tersebut juga berlaku untuk tradisi keagamaan selainnya,
seperti peringatan Isra’ Mi’raj, peringatan Nuzulul Qur’an, Peringatan Tahun
Baru Muharram, dan sesamanya. Syekh Abdul Karim Zidan dalam kitabnya al-Wajiz
fi Ushulil Fiqhi halaman 253 menjelaskan bahwa tradisi yang syar’i adalah
tradisi yang tidak berlawanan dengan nash agama, tradisi yang membawa maslahat
syar’i, dan tradisi yang tidak menimbulkan mudarat bagi masyarakat. Dari sini
dapat disimpulkan bahwa peringatan Maulid Nabi Muhammad ﷺ adalah tradisi yang
baik, karena substansinya dilegitimasi oleh syariat agama.
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,
Selanjutnya, bagaimana cara kita memperingati
maulid Nabi Muhammad ﷺ?
Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki dalam kitab Mafahim Yajib an Tushahhah halaman
317 menjelaskan bahwa peringatan Maulid Nabi Muhammad ﷺ merupakan kegiatan yang efektif untuk berdakwah kepada
Allah ﷻ. Menjadi sarana yang tepat untuk mengingatkan umat tentang
kehidupan dan keteladanan Nabi Muhammad ﷺ. Seperti meniru akhlak, perilaku, adab, sejarah perjuangan,
bisnis, politik, strategi kepemimpinan dan cara ibadah Nabi Muhammad ﷺ. Peringatan Maulid Nabi juga menjadi momen yang tepat untuk
memberikan nasihat yang baik bagi umat dan menunjukkan mereka menuju jalan
kebaikan dan kebahagiaan. Mencegah umat dari musibah, bid’ah, kejelekan, hoaks,
dan fitnah. Sekali lagi peringatan Maulid Nabi Muhammad bukanlah
semata-mata kata tanpa makna, namun tradisi Maulid Nabi merupakan tradisi
yang memiliki banyak kebaikan yang hanya bisa dirasakan oleh orang yang
mencintai Nabinya.
Sementara itu, Imam Jalaludin As Suyuti dalam
kitab al-Hawi lil Fatawi, juz 1 halaman 230 menyatakan bahwa peringatan
Maulid Nabi sebaiknya diisi dengan kegiatan yang menandakan syukur kita kepada
Allah ﷻ atas kelahiran Nabi
Muhammad ﷺ.
Seperti pembacaan Al-Qur’an, sedekah terhadap fakir miskin, membahagiakan
keluarga dengan syukuran, pembacaan sejarah perjuangan, perilaku, keteladanan,
dan pujian terhadap Nabi Muhammad ﷺ. Seperti dengan membaca kitab Barzanji dan kitab Burdah.
Tujuannya adalah agar kita dapat meniru akhlak dan perilaku Nabi, sehingga hati
dan pikiran kita tergerak untuk melakukan kebaikan dan berorientasi pada
akhirat.
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,
Bagaimana Esensi perayaan Maulid Nabi
Muhammad ﷺ?
Ada hal penting bagi kita dalam merayakan maulid Nabi Muhammad ﷺ, yaitu ungkapan rasa syukur kita atas rahmat Allah ﷻ yang agung bagi
seluruh alam semesta. Yaitu kelahiran Nabi Muhammad ﷺ. Kelahiran Nabi Muhammad merupakan rahmat yang agung untuk alam
semesta ini. Imam Hakim meriwayatkan hadis dalam kitab Mustadrak Shahihain,
Juz 1 halaman 91. Nabi bersabda:
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّمَا أَنَا رَحْمَةٌ مُهْدَاةٌ
“Wahai manusia, tiada lain aku ini adalah
rahmat yang dihadiahkan (oleh Allah untuk kalian).”
Selain itu, penting juga mengingat pesan
presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno dalam pidatonya pada peringatan
Maulid Nabi tahun 1963 di Jakarta. Beliau menjelaskan bahwa kita saat ini
merayakan maulid Nabi. Apa sebenarnya yang kita rayakan? Hakikat merayakan
Maulid Nabi tidak hanya memperingati kelahiran Nabi saja, bukan sekadar beliau
dahulu adalah seorang Nabi, namun yang kita rayakan adalah ajaran, konsepsi,
dan agama yang beliau berikan kepada umatnya. Diberi oleh Allah ﷻ via Malaikat Jibril
kepada Rasul, Rasul meneruskan lagi kepada umat, yaitu kita saat ini. Itu yang
kita rayakan saat ini. Oleh karena itu kita berkata: Jika benar-benar engkau
mencintai Nabi Muhammad ﷺ,
jika benar-benar engkau merayakan Maulid Nabi Muhammad ﷺ bin Abdullah,
jika benar-benar engkau merayakan Rasulullah yang punya hari maulid,
kerjakanlah apa yang beliau perintahkan, kerjakanlah apa perintah agama yang
beliau bawa, kerjakan sama sekali, agar supaya benar-benar kita bisa berkata:
kita telah menerima agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad ﷺ.
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,
Oleh karena itu dalam kesempatan yang
berbahagia ini, yaitu di bulan kelahiran Nabi Muhammad ﷺ, mari kita menjadikan Rasulullah Nabi Muhammad ﷺ sebagai teladan dan
contoh dalam beragama. siapa pun kita, baik sebagai pejabat maupun rakyat, baik
sebagai orang kaya maupun kaum papa, baik sebagai pemimpin maupun yang
dipimpin, baik sebagai politisi maupun pemilik aspirasi, mari kita meneladani
perilaku Nabi Muhammad ﷺ yang penuh dengan
adab dan kesopanan, akhlak beliau yang mulia, sifat beliau yang pemaaf,
perkataan beliau yang lemah lembut dan jauh dari sikap kasar, dan selalu
membimbing umat menuju kebaikan dan kemaslahatan. Semoga kita semua benar-benar
dapat menjalankan ajaran beliau sehingga kita benar-benar diakui sebagai
umatnya dan mendapatkan syafaatnya baik di dunia maupun di akhirat. Allahumma
aamiin.
جَعَلَنا
اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ
عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ : أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيمْ، بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمانِ الرَّحِيمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
باَرَكَ
اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ
وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ
رَحِيْمٌ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ
للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ
رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ
وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا
بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا
عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ
بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللهُمَّ
صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ
سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ
اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى
بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ
وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ
الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ
اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ
اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ
اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ
الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ
وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ
عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى
اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا
وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ
ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Rustam Ibrahim, Dosen UNU Surakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar