Sejarah Nabi Muhammad
(5): Membangun Peradaban Kemanusiaan
Nabi Muhammad lahir
di tengah-tengah jazirah Arab yang notabene memiliki kepercayaan terhadap
berhala-berhala (paganisme). Beliau melihat langsung dari dekat bagaimana
perilaku kaumnya. Mereka hidup terpecah belah, egoisme, dan barbarisme. Praktik
perbudakan merajalela dan budaya kapitalisme sebagai pilar ekonomi mereka. Tak
ayal lagi, sifat dan watak keras ini banyak menyulut peperangan dan pertumpahan
darah antarsuku. Masing-masing membela dan mempertahankan kepentingannya.
Melihat fenomena itu,
Muhammad muda merasa prihatin. Beliau terus-menerus meluangkan waktunya untuk
merenung dan mendekatkan diri kepada Dzat Yang Maha Pencipta. Pada usia 40
tahun, beliau diangkat oleh Allah menjadi seorang Rasul pilihan. Tujuannya tiada
lain mengeluarkan manusia dari alam kegelapan menuju cahaya yang terang
benderang.
Semangat pembaharuan
yang beliau bawa sangat kentara pada masa awal penyebaran Islam. Secara
bertahap, beliau bersama para pengikutnya berhasil memporak-porandakan adat jahiliyyah
yang menghamba pada berhala-berhala dan dewa-dewa. Sejarah juga mencatat,
cahaya Islam mampu menyadarkan manusia untuk menghilangkan strata sosial yang
membawa pada primordialisme, kolonialisme, dan perbudakan.
Dengan cara dan
metode yang baik, beliau mampu membawa umatnya pada nilai-nilai kemanusiaan
yang anti kekerasan dan mencintai perdamaian. Tidak banyak waktu yang
diperlukan Muhammad dalam menyampaikan sendi-sendi ajaran agamanya (Islam) ke
seluruh dunia. Sebelum wafatnya (pada usia yang ke-63), Allah telah
menyempurnakan agama ini bagi kaum Muslimin.
Selama hidupnya,
beliau telah meletakkan landasan penyebaran agama ini dengan penuh kesuksesan.
Dikirimnya misi kepada Kisra, Heraclius, kepada raja-raja dan penguasa-penguasa
lain supaya mereka sudi menerima Islam. Tak sampai seratus lima puluh tahun
atau satu setengah abad setelah itu, bendera Islam sudah berkibar sampai ke
Andalusia di Eropa sebelah Timur, ke India, Turkestan, sampai ke Tiongkok di
Asia Timur. Lebih-lebih di negara-negara Timur Tengah, Islam menyebar ke
seluruh pelosok Syam (meliputi Suria, Libanon, Yordania, dan Palestina
sekarang), Irak, Persia (Iran) dan Afganistan. Begitu pula kerajaan-kerajaan
Arab, sampai ke Mesir, Cyrenaica, Tunisia, Aljazair, dan Marokko (sekitar Eropa
dan Afrika), semuanya telah dicapai oleh Misi Muhammad.
Sejak saat itu sampai
sekarang, panji Islam masih berkibar bahkan tambah kuat di daerah-daerah
tersebut, kecuali Andalusia (Spanyol). Kebesaran Islam ketika itu, dilanjutkan
oleh kaum Turki Usmani memasukkan dan memperkuat agama Muhammad di
Konstantinopel. Dari sanalah ajaran Islam itu kemudian menyebar ke Balkan, dan
memercik sinarnya sampai ke Rusia dan Polandia. Ini merupakan keberhasilan
dengan cakupan dua kali lipat dari luas Andalusia.
Sejak dari semula
Islam tersebar hingga masa kita sekarang ini, memang belum ada agama-agama lain
yang dapat mengalahkannya. Kalaupun ada diantara umat Islam yang ditaklukkan,
itu hanya karena adanya berbagai macam kekerasan, kekejaman, dan despotisma.
Semua itu sebenarnya malah menambah kekuatan iman kepada Allah, kepada
Nabi-Nya, kepada hukum Islam, dengan memohonkan rahmat dan ampunan dari-Nya.
Kekuatan inilah yang telah menyebabkan Islam itu tersebar. Muhammad telah
berhasil melawan paganisme dan mengikisnya dari negeri-negeri Arab. Para
penerus beliau yang gagah dan berani meneruskan perjuangan itu di Persia,
Afganistan, dan di India. Bahkan mereka berhasil menaklukkan Hira, Yaman, Syam,
Mesir, dan sampai ke Konstantinopel.
Karen Amstrong,
mantan biarawati Katolik dalam bukunya A History of God: The 4,000 Year Quest
of Judaism, Christianity and Islam, mengatakan bahwa Muhammad adalah seorang
jenius yang sangat luar biasa. Tatkala wafat pada tahun 632 M, dia telah
berhasil menyatukan hampir semua suku Arab menjadi sebuah komunitas baru, atau
ummah. Dia telah mempersembahkan kepada orang-orang Arab sebuah spritualitas
yang secara unik sesuai dengan tradisi mereka. Ia yang membukakan kunci bagi
sumber kekuatan yang besar, sehingga dalam waktu seratus tahun mereka telah
mendirikan imperium sendiri yang luas membentang dari Himalaya hingga Pirenia,
dan membangun sebuah peradaban baru yang unik dan modern. (Karen Amstrong,
2002:190).
Michael Hart dalam
karyanya The 100, a Ranking of the Most Influental Person in History, memberi
alasan mengapa Nabi Muhammad ditempatkan dalam urutan pertama daftar buku
seratus tokoh paling berpengaruh yang ditulisnya. Menurut penilaiannya, Nabi
Muhammad adalah satu-satunya orang dalam sejarah peradaban manusia yang telah
berhasil meraih sukses luar biasa, baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang
lingkup dunia. Nabi Muhammad juga telah berhasil meyakinkan masyarakat kafir
Quraisy agar mau meninggalkan kebiasaan menyembah berhala menuju sikap
ketauhidan yang hakiki, yakni meng-Esa-kan Tuhan.
Ketika Muhammad duduk
berdoa di gua Hira, selama masa ibadahnya pada bulan Ramadhan tahun 610 M,
mungkin beliau tidak membayangkan kesuksesan fenomenal seperti itu. Kini empat
belas abad lebih setelah wafatnya, agama Islam dengan kitab suci al-Qur’an
serta perilaku beliau sebagai sunnahnya telah menjadi keyakinan, pedoman, dan
pegangan hidup (way of life) sebagian besar umat di dunia. Namanya terus
menerus disebut setiap saat. Jasanya dalam membangun peradaban yang progresif,
dinamis, dan modern, senantiasa dikenang sepanjang masa. Semoga Allah selalu
mencurahkan rahmat dan salam-Nya kepada manusia terbaik dan makhluk pilihan,
Muhammad rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. []
Dr. KH. Zakky
Mubarak, MA, Rais Syuriyah PBNU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar