Delapan Rakaat Sunnah di
Bulan Syawal
Bentangan ibadah sebagaimana diterangkan oleh
Rasulullah saw dalam salah satu haditsnya tidaklah terbatas. Mulai dari
menghindarkan duri di jalanan hingga dzikir kepada Allah swt. semuanya
tergolong dalam ibadah. Begitu luasnya ruang ibadah hingga seseorang tidak
mungkin mengetahui batas-batas antara ibadah dan yang bukan ibadah kecuali
mereka yang sombong. Karena segala seseuatu yang dilakukan seorang hamba dengan
niat mengabdi kepada Allah swt dapat digolongkan sebagai ibadah.
Luasnya ruang ibadah inilah yang membedakan
besaran ibadah seorang hamba dengan hamba lainnya. Mereka yang memiliki banyak
pengetahuan agama, memiliki peluang besar untuk memperbanyak ibadah, begitu
juga sebaliknya. Mereka yang minim pengetahuan agamanya peluang ibadahnyapun
tidak maksimal. Akan tetapi tidak semua peluang bisa berubah menjadi realita
ibadah. Tergantung ada kemauan seorang hamba.
Salah satu ibadah yang termasuk jarang
diketahui dan juga jarang dilakukan kecuali mereka yang mengerti adalah shalat
sunnah di bulan Syawal. Sebagaimana yang diterangkan oleh Syaikh Abdul Qadir
al-Jailani berdasarkan pada hadits Rasulullah saw. dalam kiitabnya Al-Ghunyah
juz dua:
حدثنا
أبو نصر بن البناء عن والده قال: حدثنا أبوعبد الله الحسين بن عمر العلاف, قال:
أخبرنا أبو القاسم القاضى قال: حدثنا محمد بن أحمد بن صديق قال: حدثنا يعقوب بن
عبد الرحمن قال: أنبأنا أبو بكر أحمد بن خعفر المروزى, قال: حدثنا على ابن معروف
قال: حدثنى محمد بن محمود قال: أخبرنا يحيى بن شبيب قال: حدثناحميد عن أنس رضي
الله عنه قال, قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ((من صلى فى شوال ثمان ركعات
ليلا كان او نهارا يقراء فى كل ركعة بفاتحة الكتاب وخمس عشرة (قل هو الله أحد ...)
فاذا فرغ من صلاته سبح سبعين مرة وصلى على النبي صلى الله عليه وسلم سبعين مرة,
قال النبي صلى الله عليه وسلم: والذى بعثنى بالحق ما من عبد يصلى هذه الصلاة الا أنبع
الله له ينابيع الحكمة فى قلبه وأنطق به لسانه وأراه داء الدنيا ودواءها, والذى
بعثنى بالحق من صلى هذه الصلاة كما وصفت لايرفع رأسه من أخر سجدة حتى يغفر الله
له, وان مات مات شهيدا مغفورا له, و ما من عبد صلى هذه الصلاة فى السفر إلاسهل
الله عليه السير والذهاب الى موضع مراده, وان كان مديونا قضى الله دينه, وان كان
ذا حجة قضى الله حوائجه, والذى بعثنى بالحق ما من عبد يصلى هذه الصلاة إلا أعطاه
الله تعالى بكل حرف وبكل أية مخرفة فى الجنة قيل وما المخرفة يا رسول الله قال صلى
الله عليه وسلم بساتين فى الجنة يسير الراكب فى ظل شجرة من أشجارها مائة سنة ثم
لايقطعها))
Diceritakan dari Anas Radhiallahu Anhu, dia
berkata bahwasannya Rasulullah saw pernah bersabda ((barang siapa shalat di
bulan syawal sebanyak delapan raka’at baik dilakukan malam hari maupun siang
hari yang mana di setiap rakaatnya membaca al-Fatihah dan Qul Huwallahu ahad
–al-khlas- sebanyak lima belas kali. Setelah delapan rakaat tersebut kemudian
dilanjut dengan membaca tasbih (subhanallah wa bi hamdihi, subhanallahil adhim)
tujuh puluh kali dan shalawat (allahumma shallli ‘ala sayyidina Muhammad) tujuh
puluh kali. Maka demi dzat yang telah mengutusku, Allah akan mengalirkan hikmah
(kebijaksanaan/kebenaran) dalam hati yang diungkapkan melalui lisan seorang
hamba yang telah melaksanakan shalat ini , dan Allah akan tunjukkan kepada dia
penyakit-penyakit dunia serta obatnya. Dan demi dzat yang telah mengutusku,
barang siapa yang mendirikan shalat ini sesuai tata caranya, maka akan diampuni
dosa-dosanya sebelum ia mengangkat kepala setelah sujudnya, dan andaikan dia
mati, maka dia mati dalam keadaan syahid yang dosanya telah diampuni. Dan tiada
seorang hamba yang melaksanakan shalat ini dalam keadaan bepergian, kecuali
Allah mudahkan baginya perjalanannya hingga tempat yang dituju. Andaikan ia
memiliki hutang, maka hutangnya akan terbayar, dan seandainya ia memiliki
kebutuhan, Allah akan memenuhi kebutuhannya. Dan demi dzat yang telah
mengutusku, tiada seorang hamba yang menjalankan shalat ini kecuali Allah
berikan untuknya di setiap huruf dan ayatnya sebuah makhrafah di surga
nantinya. Kemudian dipertanyakan “apakah mkahrafah itu Ya Rasul? Rasulullah saw
menjawab makhrafah adalah dua ekor domba yang mempermudah penunggangnya
mengelilingi (kebon penuh) pepohonan yang tidak pernah dipotong selama seratus
tahun)).
Yang dimaksud dengan shalat tersebut adalah
delapan rakaat shalat sunnah mutlak yang dilakukan selama bulan Syawwal. Dengan
ketentuan empat kali salam yang disetiap rakaatnya dibaca al-fatihah dan lima
belas kali surat al-ikhlas. Kemudian dilanjut dengan 70 kali bacaan tasbih dan
70 kali bacaan shalawat. Adapu fadhilahnya dapat telah diterangkan dalam hadits
tersebut. []
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar