Rabu, 18 Desember 2013

Pengislaman oleh VOC Belanda



Pengislaman oleh VOC

Selama ini Vereeniging Oost-Indische Compagnie (VOC) atau organisasi dagang Hindia Belanda dianggap selalu identik dengan misi kristenisasi di Indonesia. Anggapan ini kurang valid. Data sejarah menunjukkan bahwa VOC adalah organisasi dagang murni yang tidak pernah memperhitungkan agama. VOC tidak saja memeralat Islam untuk menggempur Katolik. Dalam babad sejarah Blambangan, VOC bahkan menjadi pihak yang paling berjasa dalam penyebaran Islam.

Tulisan berikut ini dicuplik begitu saja dari paparan sejarawan Agus Sunyoto pada acara Silaturrahim dan Lokakarya bersama Organisasi-organisasi Ahlussunnah wal Jama'ah, dengan tema “Menggas Masa Depan Islam Nusantara” di gedung PBNU, Jakarta, 24-25 Januari 2008.

Para ulama penyebar Islam di Nusantara memperkenalkan nilai-nilai baru yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, seperti sabar tawadlu, ridla, dan adil. Dalam kamus kawi, kata “sabar”, misalnya, tidak akan ditemukan. Sabar berasal dari bahasa Arab, sama sekali baru di Nusantara. Orang-orang pada zaman Majapahit merasa sangat bangga jika sudah bisa menundukkan orang lain, bahkan kalau perlu menindas. Kata-kata adigang adigung adiguna, “Saya sudah menaklukan orang” itu adalah kata-kata kebanggaan Majapahit. Sikap rendah hati itu tidak ada. Pernah terjadi selisih pendapat dengan raja Sunda, maka semua pasukan utusan Sunda dibunuh.

Ketika Islam datang, watak mereka ini diselamatkan oleh nilai-nilai Islam. Namun sayang, khusus untuk Blambangan tetap beragama Hindhu. Dan di situlah nilai-nilai Majapahit tetap ada. Orang Blambangan tak pernah mengenal menyerah, perang terus dan terus perang sampai ketika Mataram ditaklukan oleh Sultan Agung, permberontakan terus terjadi.

Karena itu ketika Raja Pakubuwono II berkuasa, dia merasa tidak mampu mengurusi Blambangan. Daerah itu kemudian diserahkannya kepada VOC. Dan VOC rupanya pintar. Mereka melihat akar masalah sebenarnya adalah nilai yang dianut orang-orang Blambangan itu adalah nilai Majapahit lama. Karena itu agar tidak terus memberontak, Blambangan harus di Islamkan.

Raja Blambangan, bernama Mas Alit Wiraguna dan keluarganya kemudian dipanggil ke Surabaya. Setelah itu, oleh VOC dia dipaksa masuk Islam, kemudian dikawinkan dengan cucu bupati Pusponegoro, Gresik. Setelah itu, dia diberi beslit diangkat menjadi bupati Banyuwangi pertama dengan gelar Kyai Tumenggung Suro Negoro. Nah, begitu mengetahui sang raja sudah masuk Islam, seluruh Blambangan menyatakan masuk Islam.

Jadi khusus untuk Blambangan, pengislaman itu sebetulnya dilakukan oleh VOC. Dalam cerita Babad Banyu, Babad Tawangalu, Babad Sembar, semuanya menyatakan bahwa Blambangan belum Islam. Baru setelah dipegang VOC, rajanya dipaksa masuik Islam.

Selama ini, para peneliti secara tidak proporsional menyebut kehadiran VOC identik dengan proses kristenisasi di Indonesia. Padahal sebetulnya dalam dokumen laporan harian VOC tidak ditemukan istilah kristenisasi. Sesuai namanya, VOC hanyalah persekutuan dagang. Maka mereka perhitungkan hanyalah bagaimana caranya mendapat keuntungan, menguasai satu wilayah banyak memberikan keuntungan dagang, tidak memperhitungkan agama.

Karena itu, sekalipun VOC sudah dibubarkan tahun 1799, produk VOC dalam peraturan pemerintah Hindia Belanda No 145 masih menyebutkan, “Seorang bupati yang mayoritas penduduknya Islam, wajib memeluk Islam.” Ini artinya bahwa VOC tidak berambisi mengkristenkan orang.

Dalam sejarah gereja disebutkan bagaimana pihak gereja pun menyayangkan VOC yang seringkali bekerjasama dengan raja-raja Islam Nusantara dalam rangka memerangi orang Portugis yang Katolik. Kenapa? Karena VOC beranggotakan orang-orang Belanda yang menganut Kristen Calvin yang menjadi musuh Katolik. Jika berperang dengan orang Katolik, maka Belanda pun bersekutu dengan raja-raja Islam.

VOC tidak pernah mengenal agama. Yang penting bagi VOC adalah untung dan menang. Sebagai tambahan, sebaliknya, pada saat menumpas pemberontakan di Aceh, VOC justru memeralat pasukan dari Madura yang beragama Islam. Serdadu-serdadu Belanda yang menumpas orang-orang Aceh yang beragama Islam itu semuanya adalah muslim. []

(A Khoirul Anam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar