Memperkokoh Persaudaraan dan Membangun
Jaringan
Allah swt memberikan bakat yang berbeda-beda
dalam diri manusia. Ada olahragawan, ada petani, ada budayawan, ada agamawan,
ada seniman dan lain seterusnya. Semua itu Allah ciptakan demi keberlangsungan
hidup umat manusia, sekaligus menjadi cobaan bagi mereka. apakah yang
diperbuatnya dengan modal bakat yang diberikan oleh Allah swt kepadanya?
ان
الحمد لله الذى أنزل الرحمة أشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له. شهادة اعدها
للقائه ذخرأ. واشهد ان محمدا عبده و رسوله. ارفع البرية قدرا. اللهم صل وسلم وبارك
على سيدنا محمد وعلى أله وأصحابه وسلم تسليما كثيرا. أما بعد. فياأيها الناس
اتقوالله حق تقاته ولاتموتن الا وأنتم مسلمون.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Marilah kita bersama-sama berusaha menaikkan
derajat ketaqwaan kita dengan memperkokoh bangunan persaudaraan sesama muslim
dan juga menjalin hubungan yang luas dengan umat lain. Sesungguhnya yang
demikian itu sangat diridhai Allah swt.
Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia selalu
hidup bersama. Tidak seorangpun kuasa hidup sendiri tanpa ada yang lainnya.
Keterbatasan seorang individu baik dalam kuasa maupun karya, mau tidak mau akan
membawanya berhubungan dengan manusia lainnya. Hal ini menjadikan seseorang
sangat tergantung dengan orang lain. Mata rantai ketergantungan ini terus
menerus bersambung tiada putus dan tiada kenal batas agama, ideologi maupun
kepercayaan. Demikianlah seseorang selalu memerlukan orang lain dalam rangka
memenuhi keperluan hidupnya. Sekecil apapun keperluan itu, selalu saja ada
tangan orang lain disana. Sekedar conoth saja, untuk menikmati sepeiring nasi
seseorang harus berhubungan dengan penjual beras, kuli pasar pemikul beras,
alat transportasi, petani, penggilingan padi, pupuk, pabrik pupuk, dan
demikikanlah seterusnya.
Demikianlah hikmah Allah swt memberikan bakat
yang berbeda-beda dalam diri mausia. Ada olahragawan, ada petani, ada
budayawan, ada agamawan, ada seniman dan lain seterusnya. Semua itu Allah
ciptakan demi keberlangsungan hidup umat manusia, sekaligus menjadi cobaan bagi
mereka. apakah yang diperbuatnya dengan modal bakat yang diberikan oleh Allah
swt kepadanya? demikianlah Allah menerangkan dalam al-Maidah 48:
وَلَوْ
شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَٰكِن لِّيَبْلُوَكُمْ فِي مَا
آتَاكُمْ ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا
فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu
dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap
pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada
Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah
kamu perselisihkan itu,
Hadirin Jama’ah Jum’ah yang Mulia
Namun demikian harmonisme yang secara teori
sangat dibutuhkan dalam menjaga keberlangsungan kehidupan umat manusia ini,
terkadang susah sekali ditemukan. Ketamakan dan keserakahan seringkali merusak
harmoni kehidupan ini. Bukankah ketamakan para pedagang Eropa yang dulu
melahirkan kolonialisme di bumi Nusantara. Tingginya harga rempah-rempah
(cengkeh, lada,fuli, dll) di Eropa menggiurkan nafsu mereka untuk memonopoli
perdagangan di Nusantara. Dengan memaksa pribumi menjual hasil buminya dengan
harga serendah mungkin, untuk kemudian dijual di Eropa dengan harga yang
melangit? Keuntungan yang berilipat ganda itulah yang memunculkan setan tamak
dalam diri mereka sehingga tega merusak harmoni kehidupan di Nusantara. itulah
ketamakan.
Ketamakan dan kerakusan selalu ingin
menghapus jasa orang lain dalam kehidupannya. Seolah dia dapat hidup sendiri
tanpa ada orang lain. Entah dengan kekuatan yang dimilikinya maupun dengan
harta bendanya. Sekali lagi manusia sering tidak sadar bahwa antara satu dengan
yang lainnya ibarat mesin arloji yang saling berhubungan. Apabila satu rusak,
maka rusaklah segalanya. Demikianlah adanya kehidupan didunia ini saling
berhubungan dengan sangat eratnya. Tidak hanya dalam kehidupan sosial manusia
tetapi juga dalam ekosistem alam dunia. Bukankah adanya banjir yang disebabkab
oleh air, selalu berhubungan dengan gundulnya hutan?
Sejarah selalu mencatat seringnya kegagalan
manusia mengelola hubungan antar sesama, hanya karena ketidak mampuan mereka
mengekang nafsu ketamakan dan keserakahan. Dan itulah drama kehidupan dalam
dunia ini yang cerita utamanya selalu muncul dari perbedaan dan kesenjangan.
Oleh karena itulah Allah swt menurunkan kitab-kitabnya dan Rasulnya sebagai
buku petunjuk merajut kebersamaan. Karena pada dasarnya manusia adalah satu
kelompok besar yang saling bertautan. Al-Baqarah 213 telah menegaskan hal ini:
كَانَ
النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ
وَمُنْذِرِينَ وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ
النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ وَمَا اخْتَلَفَ فِيهِ إِلَّا الَّذِينَ
أُوتُوهُ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ ...
Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah
timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi
peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi
keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah
berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada
mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang
nyata.
Akan tetapi perbedaan yang diciptakan Allah
sebagai sebuah anugrah untuk saling melengkapi malah sering kali disalah pahami
dan disalah gunakan menjadi alat saling bersaing, saling menindas dan saling
unjuk kekuatan. Dan itulah realita kehidupan semenjak generasi Adam pertama
(Qabil dan Habil) hingga hari ini.
Oleh kerena itulah Rasulullah saw selalu
menghimbau kepada umatnya agar bersatu-padu dalam berbagai keadaan. Al-muslimu
kaljasadil wahid orang Islam bagaikan satu tubuh utuh yang kalau terjadi
kesakitan salah satu organnya yang lainpun merasa sakit. Kaki terkilir akan
menyebabkan tubuh meriang dan kepala pusing. Itulah ibaratnya sebuah kesatuan
yang utuh.
Dalam hdits yang amat terkenal Rasulullah saw
bersabda:
الْمُسْلِمُ
لِلْمُسْلِمِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا "
Orang muslim bagaikan satu bangunan yang
bagian-bagiannya saling menguatkan satu dan lainnya.
Bata, batu, semen, pasir, kusen, jendela,
pintu, dan seterusnya adalah bagian tak terpisahkan dalam sebuah bangunan
rumah. Itulah tamsil yang diambil Rasulullah saw untuk menunjukkan kesatuan
umat Islam.
Jama’ah yang Berbahagia
Demikianlah pentingnya persatuan diantara
umat manusia dan bagi komunitas muslim khususnya. Oleh karena itulah membangun
persatuan sesama muslim adalah kewajiban dan menjalin hubungan dengan umat
manusia seluruhnya adalah sebuah kepentingan yang tak terelakkan. Hanya saja
hubungan ini haruslah didasari dengan peraturan-peraturan dan kaedah syariah
yang telah ditetapkan oleh Allah swt. Tentunya berbeda model kerjasama sesama
muslim dengan umat agama lain. Kerjasama boleh saja dijalin dengan umat agama
lain asalkan tidak dalam masalah aqidah dan ubudiyah. Kerjasama harus tertulis
dengan perjanjian yang tidak merugikan kedua belah pihak tentunya. Demikian
perintah Allah sebagaimana termaktub dalam Ali Imran 112:
ضُرِبَتْ
عَلَيْهِمْ الذِّلَّة أَيْنَمَا ثُقِفُوا إِلَّا بِحَبْلٍ مِنْ اللَّه وَحَبْل
مِنْ النَّاس
Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka
berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali
(perjanjian) dengan manusia.
Jikalau kebersamaan telah tercipta maka
pastilah hamoni kehidupan pun terlaksana. Harmonisme kehidupan ini merupakan
berkah langsung dari Allah swt. sebagaimana yang dijanjikan oleh Rasulullah saw
yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi:
يد
الله على الجماعة
Tangan Allah berada diatas kebersamaan.
Namun sebaliknya, sungguh Allah dengan nyata
telah mengancam manusia yang dengan sengaja meruntuhkan harmonisme kehidupan
ini dengan merusak persatuan yang telah terbangun dengan rapih.
وَلَا
تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِن بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ
الْبَيِّنَاتُ ۚ وَأُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang
yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada
mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat.
Demikianlah khutbah jum’ah kali ini semoga
memberikan inspirasi bagi kita semua untuk menyadari beberapa hal pertama,
kompleksitas kehidupan yang sangat tinggi tidak memungkinkan manusia hidup
sendiri saja ataupun mengandalkan kelompoknya saja. Oleh karena itu fanatisme
tidak dapat lagi diberlakukan di sini. Kedua, pentingnya membangun persatuan
antar umat muslim sebagaimana diperintahkan Rasulullah saw. ketiga, perlunya
menjalin hubungan dengan umat lain dengan tatacara dan tatatertib sesuai aqidah
Islam.
باَرَكَ
اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ
والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ
رَحِيْمٌ.
Khutbah II
اَلْحَمْدُ
للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.
وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ
رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ
وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا
النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا
اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ
ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ
عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ
وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ
الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ
اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ
اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ
اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ
اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ
الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ
وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ
بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ
عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى
اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا
اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ
اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ
وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ
اللهِ اَكْبَرْ
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar