Memahami Hadits Tidak Ada Orang Berjenggot di Surga
Kita pernah mendengar riwayat Imam At-Tirmidzi yang mengisahkan bagaimana
Rasulullah SAW bergurau dengan seorang perempuan tua yang meminta doanya agar
Allah memasukkan nenek itu ke dalam surga. “Maaf bu, surga takkan dimasuki oleh
perempuan tua,” jawab Rasulullah SAW.
Ketika nenek itu menangis, Rasulullah SAW meminta para sahabat mengejarnya, “Kabarkan kepadanya bahwa dia tidak akan masuk ke surga dalam keadaan usia lanjut karena Allah berfirman, ‘Sungguhnya Kami menciptakan mereka dengan langsung dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan penuh cinta lagi sebaya umurnya,'” (Surat Al-Waqi’ah ayat 35-37).
Pada riwayat lain, Imam At-Tirmidzi juga menyebutkan sifat-sifat ahli surga kelak di mana di dalamnya tidak ada orang tua, orang dengan bulu kumis, jenggot, dan bulu lainnya.
عن معاذ بن جبل رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال يَدْخُلُ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ جُرْدًا مُرْدًا مُكَحَّلِينَ، بني ثَلاَثٍ وَثَلاَثِينَ رواه الترمذي
Artinya, “Dari Muadz bin Jabal, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, ‘Penghuni surga kelak masuk ke dalamnya dalam keadaan tak berbulu, muda, dan bercelak mata, sekira usia 33 tahun,’” (HR At-Tirmidzi).
Imam Zakiyuddin Abdul Azhim Al-Mundziri dalam Kitab At-Targhib wat Tarhib minal Haditsis Syarif, mengutip riwayat lain Imam At-Tirmidzi yang menyebutkan bahwa di surga tidak ada orang tua dan orang berbulu. Mereka akan senantiasa muda. Pakaian yang mereka kenakan takkan mengalami usang.
ورواه أيضا من حديث أبي هريرة رضي الله عنه وقال غريب ولفظه قال رسول الله صلى الله عليه وسلم أَهْلُ الْجَنَّةِ جُرْدٌ مُرْدٌ كُحْلٌ لَا يَفْنَى شَبَابُهُمْ وَلَا تَبْلَى ثِيَابُهُمْ
Artinya, “Imam At-Tirmidzi juga meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah RA. Ia berkata, ini hadits gharib dengan lafal, Rasulullah SAW bersabda, ‘Penghuni surga tidak berbulu, muda, dan bercelak mata. Masa muda mereka takkan sirna. Pakaian mereka takkan lusuh,’” (Lihat Imam Zakiyuddin Abdul Azhim Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib minal Haditsis Syarif, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz IV, halaman 299).
Menurut Said M Al-Lahham yang menahqiq Kitab At-Targhib wat Tarhib, kata “Jurdun dan murdun” bermakna bahwa di tubuh penghuni surga tidak ada bulu, tidak ada jenggot, dan mereka berusia muda. Mereka akan kekal termasuk semua benda yang ada di hadapan mereka, (Lihat Said M Al-Lahham dalam tahqiq At-Targhib wat Tarhib minal Haditsis Syarif, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz IV, halaman 299).
Hadits Rasulullah SAW berikut ini yang diriwayatkan sejumlah perawi menyebutkan hal serupa. Hanya saja, pada riwayat ini disebutkan perihal warna kulit, bentuk rambut, dan perawakan penghuni surga.
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال قال رسول الله صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم قَالَ : يَدْخُلُ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ جُرْدًا مُرْدًا بِيضًا جِعَادًا مُكَحَّلِينَ، أَبْنَاءَ ثَلاَثٍ وَثَلاَثِينَ، وَهُمْ عَلَى خَلْقِ آدَمَ، طُولُهُ سِتُّونَ ذِرَاعًا فِي عَرْضِ سَبْعَةِ أَذْرُعٍ رواه أحمد وابن أبي الدنيا والطبراني والبيهقي كلهم من رواية علي بن زيد بن جدعان عن ابن المسيب عنه
Artinya, “Dari Abu Hurairah RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Penghuni surga kelak masuk ke dalamnya dalam keadaan tak berbulu, muda, putih, berambut ikal, dan bercelak mata, sekira usia 33 tahun. Perawakan mereka seperti Nabi Adam AS, yaitu tinggi 60 hasta dan lebar 7 hasta,’” (HR Ahmad, Ibnu Abid Dunia, At-Thabarani, dan Al-Baihaqi. Semuanya mendapat riwayat dari Ali bin Zaid bin Jad’an, dari Ibnul Musayyab, dari Abu Hurairah RA).
Adapun hadits berikut ini menerangkan hal serupa. Hadits riwayat Imam Al-Baihaqi ini menyebutkan bahwa usia manusia di dunia beragam. Sebagian orang wafat di masa tua. Sebagian lagi wafat di waktu muda. Bahkan ada orang yang wafat melalui insiden keguguran.
Panjang usia manusia di dunia memang ditakdirkan beragam. Semua itu tidak masalah. Tetapi usia penghuni surga kelak seragam sekira di angka 30 tahun atau 33 tahun.
وعن المقدام رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال مَا مِنْ أَحَدٍ يَمُوْتُ سِقْطاً وَلَا هَرِماً وَإِنَّمَا النَّاسُ فِيْمَا بَيْنَ ذَلِكَ إِلَّا بُعِثَ ابْنَ ثَلَاثٍ وَثَلَاثِيْنَ سَنَةً، فَإِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ كَانَ عَلَى مَسْحَةِ آدَمَ، وَصُوْرَةِ يُوْسُفَ، وَقَلْبِ أيُّوبَ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ عَظُمُوْا وَفَخُمُوْا كَالجِبَالِ رواه البيهقي بإسناد حسن
Artinya, “Dari Al-Miqdam RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Tidak ada satu pun orang nanti, baik yang mati keguguran atau mati ketuaan, hanya sanya di antara itu melainkan akan dibangkitkan sekira berusia 33 tahun. Jika ia penghuni surga, maka ia akan seperti perawakan Nabi Adam AS, rupa Nabi Yusuf AS, dan hati Nabi Ayub AS. Tetapi jika ia penghuni neraka, maka ia akan membesar dan membengkak seperti bukit,’” (HR Al-Baihaqi dengan sanad yang baik).
Lalu bagaimana dengan berjenggot di dunia? Ulama berbeda pendapat. Sebagian ulama menyatakan bahwa pemeliharaan jenggot termasuk anjuran agama. Sementara ulama lain menyatakan bahwa pemeliharaan jenggot tidak termasuk anjuran agama, tetapi semata budaya sesuai aspek kepantasan.
Kedua perbedaan pendapat ini dapat ditemukan setidaknya di kitab-kitab ushul fiqih dan metodologi pemahaman hadits.
Terlepas dari perbedaan pendapat di kalangan ulama perihal jenggot, yang jelas kita berdoa mengharapkan rahmat Allah dan syafaat Rasulullah SAW yang dengan itu kita menjadi penghuni surga kelak. Amin. Wallahu a‘lam. []
(Alhafiz K)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar